Brilio.net - Tadinya koin atau uang logam adalah alat bayar. Dalam perkembangannya kini, koin atau uang logam menjadi simbol perlawanan dan solidaritas. Simbol koin sangat berhasil menggugah rasa kepedulian masyarakat untuk menggalang kekuatan bersama dan demi tujuan yang mulia.

Keikutsertaan masyarakat Indonesia bisa dilihat dengan banyaknya koin yang terkumpul dan juga begitu banyaknya gerakan pengumpulan koin sebagai bentuk solidaritas sesama warga Indonesia.

Dalam satu dekade terakhir gerakan dengan koin sering digalakkan. Berikut ini bentuk solidaritas dan perlawanan dengan simbol koin seperti dirangkum:

1. Koin untuk Abbot
Pada awal tahun 2015 ini, gesekan terjadi dalam proses pelaksanaan eksekusi mati dua warga Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dalam kasus penyelundupan narkoba.

Begitu besar perhatian dari warga Australia terhadap pemerintah Indonesia yang masih mempraktikkan hukuman mati, sehingga muncul gerakan #Istandformercy demi pembatalan hukuman mati buat terpidana asal Australia tersebut, lebih 19.000 orang bergabung dalam fanspage Mercy Campaign.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott ikut serta melontarkan pernyataan kontroversial yang mengkaitkan bantuan Tsunami Aceh dengan eksekusi mati dua terpidana gembong narkoba Bali Nine.

Pernyataan ini pun disambut dengan gerakan mengumpulkan koin untuk Australia karena bantuan kemanusiaan dikaitkan dengan eksekusi mati penyelundup narkoba yang tak sepantasnya, sehingga masyarakat Aceh dan Indonesia tentunya sangat tersinggung dengan pernyataan PM Tony Abbot.

2. Koin untuk keadilan
Pada tahun 2009 simpati berdatangan pada Prita Mulyasari, yang dihukum Pengadilan Tinggi Banten membayar Rp 204 juta. Simpati itu berupa penggalangan dana 'Koin untuk Prita’. Prita Mulyasari adalah terdakwa kasus pencemaran nama baik RS Omni Internasional, Tangerang Selatan, dia digugat ke pengadilan karena menulis keluh kesahnya tentang buruknya pelayanan RS Omni melalui surat elektronik.

Masyarakat tidak tinggal diam dengan kejadian yang menimpa Prita, berbagai aksi solidaritas dilakukan dan salah satunya Koin Untuk Keadilan yang ditujukan terhadap penegakan hukum di Indonesia yang dirasa menindas yang lemah.

3. Koin kehidupan
Bilqis Anindya Passa (17 Bulan) harus melakukan cangkok hati akibat penyakit kegagalan fungsi saluran empedu atau atresia bilier. Akan tetapi biaya sebesar Rp 1 miliar yang dibutuhkan membuat keluarga Bilqis mengurungkan niatnya untuk operasi tersebut.

Kejadian yang terjadi pada 2010 mendorong ibunda Bilqis, Dewi menggalakkan pengumpulan koin. Aktivitas ini terinspirasi kasus Prita. Walaupun respons masyarakat tidak secepat yang terjadi pada pengumpulan awal, lambat laun koin cinta untuk Bilqis ramai diperbincangkan di media massa.

Masyarakat pun pada akhirnya tergugah kepedulian. Kementrian Kesehatan juga ikut andil langsung untuk membantu Bilqis.