Brilio.net - Apakah kamu memiliki binatang kesayangan yang dipelihara di rumah? Meski memiliki hobi memelihara hewan itu baik, tapi kamu juga kudu waspada dengan risikonya, guys. Terlebih terkait kesehatan kamu.

Dilansir brilio.net dari laman Cosmopolitan Philippines, Senin (21/9), berikut lima cara hewan peliharaan bisa bikin kamu sakit.

1. Bakteri
Saat melakukan kontak fisik dengan hewan peliharaan, bisa jadi hewan kesayangan kamu menggosokkan pantatnya di lap, sofa, atau di mana saja dia duduk, dan di situ pula kamu sering duduk. Nah, secara tidak langsung, bakteri dan organisme dalam tinja yang keluar dari area pantat tadi bisa menempel di tempat-tempat itu dan berpindah ke tubuhmu, bahkan mulutmu.

Bahkan kuku hewan juga kotor dan menyebarkan kuman. Misalnya saja kucing yang suka sekali menjilat dan menggaruk. Dia bisa "menularkan" bakteri Bartonella, bakteri yang menyebabkan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Hewan peliharaan semacam burung pun bisa menyebarkan bakteri yang menyebabkan demam.

Cara mengatasinya adalah selalu jaga kebersihan hewan peliharaan kamu. Sekali waktu datang ke dokter hewan untuk meminta saran cara terbaik dan benar memandikan hewan dan harus seberapa sering. Kalau hewan peliharaanmu termasuk jenis hewan yang harus tinggal di kandang atau wadah, gunakan masker dan sarung tangan saat mengambil kotoran dan membersihkannya. Perhatikan pula saat usai membersihkan kandang dan hewan, kamu harus cuci tangan.

Kamu juga patut menjaga kebersihan rumah untuk mencegah penyebaran bakteri. Untuk hewan peliharaan yang lebih banyak tinggal di kamarmu, pastikan kamu dan hewanmu tidur di kasur yang berbeda. Kemudian cuci keduanya dalam kondisi terpisah, setidaknya dua kali dalam sebulan dengan air panas.

2. Parasit
Parasit yang dibawa hewan bisa menyebabkan rabies, kurap, dan diare. Parasit di sini bisa dalam bentuk cacing gelang usus, biasanya dibawa oleh anjing dan kucing. Selain itu, burung, kelinci, dan kuda, juga berpotensi menyebarkan parasit.

Cara mengatasinya adalah memastikan hewan peliharaan ke dokter hewan secara teratur, guna dilakukan pemeriksaan, pengecekan cacingan, sekaligus vaksinasi. Kamu juga wajib menyimpan catatan medis dari hewan peliharaan kamu dan mengikuti jadwal vaksinasi dan pemeriksaan.

3. Alergi
Studi menunjukkan paparan bulu hewan peliharaan sejak bayi sampai kanak-kanak, artinya dapat mencegah alergi pada masa depan. Tapi jika kamu terpapar alergi hewan saat sudah dewasa, bisa jadi memicu reaksi alergi hewan peliharaan berbulu, misalnya mata berair, hidung meler, dan gatal-gatal.

Cara mengatasinya adalah kamu segera berkonsultasi dengan dokter terkait untuk membicarakan alergimu dan pengelolaan hewan lebih baik supaya tetap bisa memelihara hewan tapi tanpa membuat alergimu kambuh.

4. Kurang tidur
Sebuah studi oleh Mayo Clinic menemukan peningkatan jumlah orang yang mengalami gangguan tidur karena hewan peliharaan mereka. Misalnya saja kucing "berulah" bergerak ke sana ke mari atau beo yang membeo pada saat jam istirahat. Efek berisik dan aktivitas yang membutuhkan energimu ini, bikin tidur kamu tertunda dan akhirnya tidur tak berkualitas.

Cara mengatasinya adalah buatlah tempat tersendiri di rumah untuk hewan peliharaan kamu supaya tidak terjadi hiperaktivitas pada malam hari, terutama menjelang jam tidur manusia.

5. Luka kecelakaan
Luka akibat kecelakaan saat bermain dengan hewan peliharaan terkadang tak bisa terhindarkan. Misalnya saja keseleo saat berkejar-kejaran dengan anjing kesayangan atau tergigit hamster kala kamu pegang. Risiko terluka bisa semakin meningkat kalau kamu tak tahu cara memperlakukan mereka dengan tepat.

Cara mengatasinya adalah pelajari sifat-sifat hewan kesayangan kamu. Tujuannya jelas untuk lebih memahami mereka sehingga saat beraktivitas bersama mereka kamu bisa meminimalisasi risiko kecelakaan.

Nah, kamu tak perlu khawatir lagi bersayang-sayangan dengan hewan favoritmu. Kamu bisa meminimalisasi risiko kesehatan sejak sekarang. Sayangi binatang ya, guys!