Brilio.net - Bahasa merupakan elemen penting dalam dunia ini. Tanpa bahasa, kita semuanya tidak bisa berkomunikasi dan mengekspresikan emosi yang dirasakan. Selain itu bahasa juga bisa menunjukkan identitas bangsa. Salah satunya adalah Bahasa Indonesia yang disebut sebagai bahasa resmi negara ini.

Sebagai pemilik asli dari bahasa ini, kita sudah bosan untuk mempelajarinya mulai dari SD hingga bangku kuliah. Anehnya, masih terjadi hal-hal unik soal bahasa ini mulai dari bahasa alay hingga penulisan baku yang sering keliru. Akan tetapi yang tidak ada habisnya adalah fenomena "medhok" atau masih melibatkan dialek daerah dalam pengucapannya. Berikut adalah tujuh hal yang sering mengganggu pikiranmu jika Bahasa Indonesiamu masih medhok sebagaimana dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (2/9).

1. Selalu cemas dengan kata-kata yang diucapkan
Ngomong dengan aksen medhok yang kental seperti senjata makan tuan. Kamu tidak tahu apakah gaya ngomongmu sudah pas atau belum. Bahkan kamu cenderung takut dan kurang percaya dengan hal seperti ini. Bahkan saat ngomong leher seperti dicekik.

2. Bingung mencari panduan yang benar
Saat di bangku sekolah, tidak ada materi khusus untuk menghilangkan level medhok seseorang. Ditambah lagi, setiap daerah memiliki pengucapan yang unik dan berbeda meski makna dan hurufnya sama. Alhasil kamu bingung untuk menentukan cara pengucapan yang benar.

3. Diam adalah emas
Daripada memperburuk situasi, pilihan yang bagus adalah diam. Bahkan jika diajak bicara cenderung pasif karena minder dengan logat medhok. Mungkin kamu bisa aman dengan strategi ini, tetapi tidak akan selalu berhasil terus.

4. Ingin memakai "loe" "gue" tapi takut
Ada perasaan sih untuk mengimbangi logat anak Jakarta dengan menggunakan kata-kata "loe" atau "gue". Akan tetapi kedengarannya wagu dan tidak pas. Daripada mempermalukan diri sendiri lebih baik diam saja.

5. Rawan menjadi target bullying
Saat ngomong bersama dengan orang banyak sangat takut untuk dijadikan bahan bully-an. Wajar saja, di negeri ini apapun yang dilakukan bisa dijadikan sebagai bahan tertawaan. Apalagi soal medhok, pasti menjadi mangsa yang bagus.

6. Merasa gagal menjadi orang Indonesia
Saking putus asanya dengan kemampuan berbahasa ini, akhirnya kamu merasa gagal menjadi orang Indonesia. Bayangkan saja, Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu. Sedangkan kamu masih lekat dengan dialek lokalmu yang terdengar medhok.

7. Akhirnya pasrah dan menerima kenyataan
Meskipun sudah berusaha untuk mengubahnya, akan tetapi tetap saja tidak ada peningkatan. Akhirnya kamu menerima kenyataan tersebut. Kemudian kamu menganggap bahwa medhok adalah hal anti-mainstream yang patut dibanggakan.

Kalau kamu gimana?