Brilio.net - Jumlah pasien positif virus corona COVID-19 semakin melonjak dari hari ke hari. Beberapa pasien bahkan dinyatakan positif tanpa menunjukkan adanya gejala-gejala umum seperti demam, batuk, dan sesak napas.

Seseorang yang terinfeksi corona bisa saja tidak menunjukkan gejala-gejala umum tersebut. Dilansir brilio.net dari huffpost.com, Minggu (29/3), sebuah studi baru ini menunjukkan bahwa masalah pencernaan bisa jadi indikasi awal seseorang tertular COVID-19.

Para peneliti di China menemukan bahwa setengah dari pasien corona mengalami masalah pencernaan di awal penyakit. Para peneliti dari Wuhan Medical Treatment Expert Group for COVID-19 menganalisis 204 pasien yang dirawat sejak 18 Januari sampai 28 Februari.

Hasilnya menyebutkan, banyak pasien mengalami masalah pencernaan, termasuk kehilangan nafsu makan, diare, muntah dan sakit perut.

Penelitian tersebut juga mengungkap, banyak pasien yang mengalami gangguan pencernaan tak langsung mencari perawatan medis. Hal tersebut terjadi karena pasien tidak merasakan gejala umum pada penderita COVID-19.

Alat tes mini ini bisa deteksi virus Corona dalam 5 menit, wow! © 2020 brilio.net

foto: istimewa

"Dokter harus ingat bahwa gejala pencernaan, seperti diare, mungkin menjadi salah satu tanda COVID-19, dan bahwa indeks kecurigaan mungkin perlu dinaikkan lebih awal dalam kasus-kasus ini daripada menunggu gejala pernapasan muncul," kata peneliti.

Berdasarkan data yang dirilis Business Insider, Journal of American Medical Association juga menemukan bukti gejala pencernaan pada pasien COVID-19. Dari 138 orang yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, China, mulai 1 Januari hingga 28 Januari, 14 pasien (10,1%) mengalami diare dan mual selama 1-2 hari sebelum timbulnya demam.

Seorang dokter penyakit menular di Tufts Medical Center, Roberto Viau Colindres mencatat bahwa penelitian tersebut mendukung informasi yang menyebut virus dapat muncul dalam tinja. Hal tersebut yang menjadi alasan kenapa orang harus rajin mencuci tangan.

Dokter bernama Purvi Parikh, menyatakan bahwa data baru tersebut memperkuat gagasan jika tidak semua orang dengan COVID-19 akan mengalami gejala yang sama.

"Penting untuk memiliki indeks kecurigaan yang tinggi untuk COVID-19 pada mereka yang mengalami gejala GI (Gastrointestina/pencernaan)," katanya.

Disertai gejala lain COVID-19

Gangguan pencernaan bisa hadir dalam banyak penyakit, bukan hanya virus corona. Dokter Emily Hyle, dari Rumah Sakit Umum Massachusetts menekankan bahwa masalah pencernaan tidak boleh diasumsikan sebagai tanda awal COVID-19.

Jika kamu merasa mengalami masalah pencernaan, jangan langsung panik dan berasumsi jika terkena COVID-19. Kamu yang mengalami gejala pencernaan ringan, ada baiknya untuk tetap bertahan di rumah dan banyak minum air putih.

Namun jika sudah dibarengi dengan pusing, maka perlu pengujian lebih lanjut. "Jika batuk, nyeri dada atau sesak, atau sesak napas parah, hubungi dokter, rumah sakit setempat, atau perawatan mendesak untuk mendapatkan petunjuk tentang pengujian dan perawatan medis," jelas Parikh.

Harus diingat, bahwa masalah pencernaan tidak selalu menjadi tanda awal bagi penderita COVID-19. Para dokter juga menekankan penting untuk tetap di rumah di tengah pandemi corona.

Untuk mengatasi stres lantaran tak bisa berpergian, para dokter juga menyarankan untuk melakukan kegiatan seperti olahraga dan meditasi untuk meredam kecemasan.