Brilio.net - Menempuh jalan darat ratusan kilometer menggunakan vespa tua dan membawa serta anak berumur 2 tahun. Itulah yang dilakukan keluarga Ismu Widjaja. Pria ini liburan sekeluarga dengan cara berpetualangan yang dimulai sejak 22 Desember 2016.

Selama 11 hari, mereka mengendarai vespa. Dimulai dengan memodifikasi Vespa Excel tahun 1995, Ismu, istri dan anaknya yang masih balita menyiapkan semua perbekalan. “Jadinya kami seperti mau pindahan,” ujarnya disertai gelak tawa.

Mereka lalu melakukan perjalanan darat di Kalimantan Barat, menyusuri daerah perbukitan di Kabupaten Bengkayang. Untuk melewatinya harus melalui jalan yang sempit dan berkelok-kelok. Keasyikan berkendara saat memasuki wilayah Kabupaten Bengkayang, menyambut mereka yang ditandai dengan panorama daerah perbukitan khas Kalimantan, arel persawahan model perkampungan tradisional bisa dinikmati, yang seolah menjadi obat lelah setelah seharian berkendara.

 

Medan yang berat dalam perjalanan.

keluarga © 2017 brilio.net




Hari kedua mereka melanjutkan perjalanan ke arah perbatasan Malaysia, di Kecamatan Sanggau Ledo. Masih dikenal sebagai daerah yang makmur, dan memiliki potensi pariwisata yang elok, menjadi alasan untuk menuju ke tempat ini.

Di tempat ini, ada satu hal yang membuat ia bersyukur menggunakan Vespa. Di mana kendaran tua ini memiliki kekuatan komunitas-nya. Benar saja ia tidak sulit untuk menemukan komunitas yang sehobi. Sambutan yang hangat, mereka dapatkan dari para pencinta vespa di Sanggau Ledo.

“Saya merasakan pengalaman tidak mengenakkan saat antre BBM, tiba-tiba bubar karena premium habis. Padahal di lajur mobil saya lihat sendiri antrean mobil-mobil bak terbuka dengan tangki-tangki,” kisahnya.

 

Vespa Exel yang jadi teman perjalanan.

keluarga © 2017 brilio.net




Hotel tidak tersedia di Ibukota Kecamatan Sanggau Ledo. Pilihanya adalah penginapan, cukup untuk merebahkan badan untuk beristirahat. Selepas berisitrahat, hari selanjutnya kawan-kawan mereka dari komunitas yang baru ditemui yakni SALSA ( Sanggau Ledo Scooter Asia) menjadi guide untuk menjelajah Goa Bawan, tidak jauh dari penginapan.

Di hari berikutnya, perjalanan mereka lanjutkan dari Sanggau Ledo menuju ke Kabupaten Sambas. Tidak jauh berbeda kondisi jalan antara Ledo – Sambas, diperlukan konsentrasi tinggi terutama saat melawati jembatan-jembatan di kawasan ini.

 

Saat berada di Sambas.

keluarga © 2017 brilio.net




Setibanya di kota Sambas, pilihan untuk menginap lebih variatif. Di Sambas juga tersedia bengkel Vespa Classic, dan memiliki Komunitas Vespa yang militan. Sambas Scooter Club (SSC) sudah belasan tahun berdiri. Mekanik-mekanik handal juga tidak susah ditempat ini.

“Pilihlah daerah-daerah padat penduduk untuk melepaskan lelah, tempat makan adalah masalah utama, kadang menu yang ditawarkan tidak sesuai dengan bayangan kita, jadi harus siap-siap kaget untuk penyajian dan porsi makan,” ceritanya.

“Cita-cita saya memang mengajarkan Ing (anaknya) sedari kecil, pengalaman pentingnya menjaga bumi ini,” kata Ismu yang sehari-hari juga bekerja di lembaga konservasi.

 

Berenang bersama.

keluarga © 2017 brilio.net




Akhirnya, keluarga kecil ini melewatkan tahun baru di kota Singkawang, setelah melalui perjalanan yang panjang keliling Jalur Utara Kalbar. Melewatkan malam dengan berkemah.

“Terakhir bagi kami perjalanan bukanlah jarak, tetapi bagaimana kita bisa melewati perjalanan itu dengan mengambil maknanya. Dan kadang lewat perjalanan hubungan kita makin di eratkan,” kisahnya.