Brilio.net - Milenial dikenal generasi yang identik dengan sosial media, bahkan sudah menjadi gaya hidup. Bagaimana tidak, media sosial (medsos) kini telah menjadi penghubung banyak orang. Lebih dari itu, medsos juga berperan sebagai platform bagi kita untuk mengakses informasi atau sekadar tempat mencari hiburan.

Oleh sebab itu, untuk lebih jauh mengenalkan destinasi wisata yang ada di Indonesia, Kementerian Pariwisata menggandeng generasi milenial untuk menjelajahi destinasi wisata prioritas di Indonesia, salah satunya Danau Toba.

Peserta yang terlibat ada 15 orang anak milenial, tiga orang instruktur pembimbing, seorang agen travel dari Jakarta, satu orang observer dari Singapura. Selama tiga hari mulai dari 21 sampai 23 November 2018 lalu, mereka diajak menjelajah tiga desa yaitu, Onan Runggu I Sipahutar, Desa Sibandang Muara-Kab, Tapanuli Utara, Desa Meat Tampahan, Toba Samosir, dan Desa Sibandang, serta Pulau Sibandang.

Para peserta yang ikut dalam penjelajahan berasal dari Inspire Travel and Tourism Learning Centre Jakarta. Mereka semua menginap di homestay dan tinggal di tiga desa wisata tersebut.

"Kemenpar telah membuka jalan. Kemenpar telah membuka kesejahteraan masyarakat di Danau Toba. Anak-anak muda ini nantinya akan menjadi tour travel masa depan untuk membuka paket-paket wisata yang menarik ke tiga desa ini. Kita akan berikan masukan untuk destinasi ini," ujar Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Tetty Ariyanto.

fakta tersembunyi Danau Toba berbagai sumber


Lebih lanjut Tetty mengatakan, nantinya anak-anak muda akan melaporkan tiga pointer selama mereka berinteraksi di desa wisata tersebut. Hal-hal yang nantinya akan dijadikan rekomendasi adalah terkait dengan standadisasi pengembangan homestay, Standadisasi Pengembangan Desa Wisata, dan pengembangan Atraksi Wisata.

"Nanti akan disimpulkan setelah mereka menginap di desa wisata tersebut dan akan dilaporkan kepada pembimbing. Mereka juga akan memberikan masukan kepada masyarakat sekitar terkait Sapta Pesona untuk pariwisata Indonesia,"kata wanita yang juga aktif di Indonesian Tour Leaders Association.

Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata, Lokot Ahmad Enda mengucapkan terima kasih kepada anak-anak milenial yang sudah menyisihkan waktunya di acara tersebut. Lokot berharap kepada semua peserta mampu memberikan masukan dalam poin Homestay yakni prosedur reversasi, prosedur check in, kebersihan homestay, penataan kamar, tata cara menghidangkan menu, dan peralatan makan.

"Yang nantinya akan berdampak positif kepada wisatawan. Mereka akan nyaman tinggal di Homestay ketiga desa tersebut. Tuangkan semua ide dan saran versi anak milenial di Homestay desa tersebut," harap Lokot yang juga diamini Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Area I Wijonarko.

Lebih lanjut Lokot mengatakan, Kemenpar juga berharap hasil dari standadisasi pengembangan Desa Wisata bisa menelaah lebih dalam yang terkait dengan fungsi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebagai pusat reservasi dan managemen desa wisata, mengaktifkan fungsi tourist information center yang turunannya terkait akomodasi, transportasi lokal, makan, dan pemandu wisata.

Selain itu, imbuh Lokot, para peserta juga diharapkan mampu memberikan masukan managemen sampah, penataan area sekitar, dan diversifikasi hasil produk lokal. Kemenpar juga mengharapkan dari acara tersebut bisa meningkatkan standardisasi pengembangan atraksi wisata seperti travel pattern yang kaitannya dengan menentukan spot, point of interest, dan foto spot. Selain itu bisa melahirkan materi story telling yang di dalamnya ada unsur urband legend, pembuatan produk lokal, unsur budaya lokal, dan mendorong pembentukan Pokdarwis.

"Nantinya dari acara tersebut bisa kelihatan dari ketiga desa yang didatangi apa saja yang sudah dilakukan, apa saja potensi untuk dikembangkan, dan apa saja kendala teknisnya. Karena dari situlah nantinya wisatawan yang datang ke Danau Toba bisa nyaman dan ingin kembali lagi ke Danau Toba. Goalnya kita bisa membuat paket wisata untuk ketiga desa tersebut,"beber Lokot didampingi Kasubid Bidang Pengembangan Destinasi Area I B Andhy Marpaung.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan apresiasi tinggi kepada acara yang melibatkan kaum milenial yang melek dengan digital. Karena, pesatnya perkembangan digital, tidak pernah lepas dari pantauan Menpar yang ingin memanfaatkannya untuk menaikkan pariwisata Indonesia.

"Kita tidak bisa melawan zaman. Justru kita harus mengikutinya. Di masa sekarang, hampir semua memanfaatkan keunggulan digital. Baik untuk kehidupan sehari-hari, atau sebagai pemandu perjalanan, dan banyak lagi fungsinya. Kaum-kamu milenial inilah yang nantinya akan melestarikan pariwisata. Karena pariwisata itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan," tutur Menpar Arief Yahya.