Brilio.net - Tenun memiliki daya tarik sendiri bagi para pecintanya. Bukan hanya orang Indonesia saja, ternyata kain tenun juga digemari turis asing. Buktinya pameran tenun tangan yang berlangsung di Bentara Budaya Jakarta sejak 15-20 Maret 2016 dipadati pengunjung dari berbagai kalangan. Mereka datang untuk mengetahui lebih dalam tentang tenun.

George, pengunjung asal Australia yang sudah menetap di Indonesia selama empat tahun antusias dengan pameran tersebut. Dia sebelumnya juga telah berkunjung ke beberapa tempat di Indonesia, di antaranya Flores dan Medan untuk mempelajari Tenun.

"Pamerannya sangat menarik. Saya menyukai kain tradisional Indonesia. Saya juga punya batik," ujar George kepada brilio.net, Minggu (20/3).

Selain George, warga asing lainnya, Marianne Hendarta juga sangat antusias dalam kunjungannya ke Pameran Tenun Tangan.

"Kalau hanya melihat kain itu sudah biasa. Saya juga ikut mencoba cara buat tenun. Semua prosesnya memerlukan waktu," papar perempuan asal Jerman itu.

Marinne juga mengatakan sangat senang melihat berbagai macam motif tenun Indonesia. tidak hanya itu, dia juga menikmati berbagai macam produk hasil kesenian Indonesia.

"Orang Indonesia itu pintar sekali mengambil inspirasi dari alam dan dituangkan ke dalam seni mereka," tambahnya.

turis suka tenun © 2016 brilio.net

Lanjut dia, para penenun ini harus di beri apresiasi karena mereka masih mau mempertahankan tradisi di tengah arus globalisasi. Dia berharap pemerintah memberikan bantuan untuk keberlangsungan hidup para penenun.

"Walau hidup terus berlanjut, tapi seni tradisional harus tetap ada dan itu sesuatu yang spesial dari Indoensia. It’s a gift. Kalau tenun sampai mati, Indonesia jadi tidak istimewa," ujarnya.

Meski banyak digemari turis asing, tetapi kain tenun masih belum dikenal luas dikalangan anak muda. Padahal anak-anak muda ini yang memiliki peran penting dalam melestarikan budaya agar tidak punah.

Yasinta Lusiani, salah satu guru SD Regina Pacis, yang datang ke acara Pameran Tenun Tangan ini bersama murid-muridnya antusias karena dapat melihat langsung pembuatan tenun tangan.

"Saya senang sekali dengan pameran cerita tenun tangan ini, karena ini dapat menambah pengetahuan murid-murid saya, sekaligus mengenalkan budaya nusantara. Apalagi saya di kelas mengajar tentang potensi budaya Indonesia," ujar Yasinta kepada brilio.net.

Yasinta mengatakan, pameran ini mengingatkan memori saat kecilnya sewaktu tinggal di NTT. Hal itu membuatnya ingin pulang ke NTT untuk membuat tenun dan menunjukan hasilnya kepada murid-muridnya.

turis suka tenun © 2016 brilio.net

Sementara itu, Jessica Winarto, salah satu siswi kelas 4 SD Regina Pacis merasa sangat senang atas ajakan gurunya mengunjungi pameran tenun tangan. Mempelajari tenun membuat Jessica bangga akan keragaman budaya Indonesia.

"Selama ini saya hanya melihat tenun dari televisi. Tapi sekarang saya dapat melihat langsung proses pembuatan tenun. Ternyata memenun tidak semudah yang saya lihat," jelas Jessica.

Pengalaman serupa juga dirasakan Fathia Rachma dan Hanif Fatihrizma, siswi kelas X di SMA Plus Pembangunan Jaya. Dia merasa sangat senang karena merasa mendapatkan banyak ilmu dari pameran.

"Saya dapat pelajaran sejarah dari alat-alat tenun yang tadi saya coba. Seperti yang saya pelajari di pelajaran SBK (Seni Budaya dan Kerajinan)," tambah Fathia.

"Saya lebih menyukai model pembelajaran yang seperti ini. Selain ada contoh, juga ada praktik dan bisa dilihat secara langsung hasilnya," tambah Hanif.