Brilio.net - Selain makan, minum, dan hubungan seksual, tidur merupakan kebutuhan biologis yang harus dipenuhi. Karena selain berperan dalam pengaturan hormon tubuh, tidur juga berfungsi untuk memperbarui sel-sel tubuh. Tapi bagaimana jika kebutuhan tidur kamu terganggu? Pastinya, segala aktivitas sehari-hari kamu bakalan terganggu juga dong.

Namun kamu nggak perlu khawatir, karena sebuah studi pada tahun 2008 yang diterbitkan oleh sebuah lembaga kesehatan mental menunjukkan bahwa tidur dengan selimut tebal adalah terapi yang aman dan efektif untuk mengurangi kecemasan.

Hasil ini kemudian dikonfirmasi pada sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan oleh Australasian Psychiatry, di mana tidur dengan selimut tebal berhasil menunjukkan penurunan stres dan tanda-tanda kecemasan.

Secara tradisional, selimut tebal juga digunakan sebagai bagian dari terapi okupasi untuk anak-anak yang mengalami gangguan sensorik, kecemasan, stres atau masalah yang berkaitan dengan autisme.

"Dalam perawatan kejiwaan, selimut tebal adalah salah satu alat yang paling ampuh untuk membantu orang-orang yang cemas, marah, dan mungkin di ambang kehilangan kendali," ujar Karen Moore, seorang ahli terapi okupasional di New Hampshire, AS, seperti yang brilio.net kutip dari lifehack.org, Rabu (17/2).

Prinsip kerjanya sederhana, selimut tebal yang digunakan untuk tidur akan memberikan tekanan lembut yang merata di seluruh tubuh. Tekanan ini membantu menenangkan sistem saraf.

Ketika tekanan lembut ini terjadi, tubuh akan mendorong produksi hormon serotonin. Hormon ini dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang. Kemudian serotonin alami ini akan terkonversi menjadi hormon melatonin, di mana tubuh kamu akan memberi isyarat untuk beristirahat.

Tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah orang dengan masalah pernapasan, peredaran darah, suhu tubuh yang kurang normal, atau sedang memulihkan diri pasca operasi nggak disarankan untuk menggunakan selimut tebal.