Brilio.net - Dikit-dikit ngelirik ponsel. Setiap kali ada notifikasi dari Facebook, Twitter, Instagram sampai Path selalu nggak sabaran buat ngecek. Nggak peduli kamu lagi sibuk sama kerjaan atau lagi di jalan, ponsel getar dikit atau nada dering berbunyi langsung deh dicek. Sering ngalamin gini?

Nggak heran sih kalau kamu punya kebiasaan doyan memeriksa ponsel. Apalagi sekarang segala aktivitas bisa kita kerjakan hanya lewat ponsel. Ya nggak? Tapi nih, perlu diketahui kalau menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh TIME di tahun 2015 melaporkan bahwa rata-rata orang Amerika aja memeriksa ponsel mereka sebanyak 48 kali sehari. Dengan rentang usia 18 sampai 24 tahun ngecek ponsel rata-rata 74 kali sehari. Wow!


BACA JUGA: Orang lebih peduli ponsel dibanding pasangannya, fakta menyedihkan!

Parahnya lagi nih, sebelumnya ada sebuah studi yang menemukan bahwa sebuah ponsel ternyata mampu menyita perhatian. Dari hasil survei oleh Nationwide Building Society's FlexPlus Current Account, sebanyak 58% orang nggak bisa hidup tanpa ponsel lebih dari sehari.

Adanya ketergantungan kita pada teknologi inilah yang mendorong sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Psychonomic Bulletin & Review. Lewat studi tersebut, para peneliti berusaha untuk mencari tahu mengapa beberapa orang lebih kecanduan sama ponsel mereka daripada kecanduan sama hal yang lain.

Seperti dilansir brilio.net dari Bustle, Rabu (23/3), penelitian ini dilakukan pada 91 lulusan S1 perguruan tinggi melalui serangkaian tes kognitif dan kuesioner. Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data berapa banyak siswa memeriksa ponsel mereka dan memposting sesuatu ke media sosial setiap hari.

Para siswa juga diuji pada kemampuan mereka untuk menunda kepuasan dengan menjawab pertanyaan hipotesis tentang preferensi mereka terhadap menerima sejumlah besar uang di masa depan atau jumlah yang lebih kecil tapi langsung diberikan.

Bukti dari penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang obsesif untuk memeriksa ponsel mereka cenderung menunda kepuasan. Kecenderungan untuk menolak imbalan yang nggak diberikan secara langsung dan kontrol impuls bawah standar berakibat pada meningkatnya penggunaan perangkat elektronik portabel.

Psikolog Henry Wilmer dan Jason Chein dari Temple University percaya bahwa penggunaan ponsel yang terlalu sering adalah kebiasaan yang mungkin berkaitan dengan kontrol impuls dan perilaku. "Kebiasaan teknologi mobile seperti sering memeriksa ponsel tampaknya didorong paling kuat oleh impuls yang tak terkontrol dan bukan oleh keinginan untuk mengejar hadiah. Maksudku, jika kamu bertanya apakah saya ingin cookie kecil sekarang atau cookie besar nanti, aku pasti akan memilih cookie sekarang," tambah Wilmer.

Dengan adanya perangkat yang selalu bisa diakses hanya lewat ujung jari kita membuat Dr Chein yang memimpin penelitian memperingatkan bahwa mungkin ada kerugian untuk ketergantungan pada teknologi. "Temuan ini memberikan wawasan mengenai faktor-faktor perbedaan individu yang berhubungan dengan keterlibatan teknologi. Selain itu, temuan ini konsisten dengan persepsi umum bahwa penggunaan smartphone erat kaitannya dengan sabar dan impulsif," katanya.

Ya, lewat penelitian ini juga membuat kita berpikir bahwa inilah waktunya untuk melawan kecanduan terhadap smartphone. Gimana menurutmu?