Brilio.net - Kebijakan Presiden Donald Trump yang melarang pengungsi dan warga dari tujuh negara mayoritas muslim masuk Amerika Serikat terus menuai kontroversi. Tak hanya itu, berbagai elemen masyarakat pun melakukan perlawanan.

Salah satunya dilakukan oleh gerai kopi Starbucks. CEO Starbucks, Howard Schultz berjanji akan mempekerjakan 10 ribu pengungsi demi melawan kebijakan tersebut.

Howard menuliskan niatnya tersebut dalam sebuah surat terbuka. Ia mengatakan akan melakukan apa yang dia bisa untuk membela kebebasan sipil dan melindungi yang lemah.

"Ada lebih dari 65 juta warga dunia yang diakui sebagai pengungsi oleh PBB. Dan kami sedang mengembangkan rencana untuk mempekerjakan 10 ribu dari mereka selama lima tahun di cabang 75 negara," katanya sesuai dilansir laman metro.

Rencana Howard tersebut akan dimulai dengan merekrut para pengungsi yang pernah membantu militer AS. Seperti Hameed Khalid Darweesh, seorang penerjemah Irak yang bekerja untuk AS selama 10 tahun.

Ia menulis surat dengan rasa keprihatinan yang mendalam atas kebijakan kontroversial dari Donald Trump.

Seperti diketahui sebelumnya, Jumat pekan lalu Trump mengeluarkan sebuah perintah eksekutif untuk menunda kedatangan para pengungsi ke AS setidaknya selama 120 hari.

Selain itu Trump juga melarang warga negara Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman untuk memasuki wilayah AS selama 90 hari.