Brilio.net - Penyebaran virus corona di Italia membuat pemerintah setempat mengambil kebijakan lockdown. Tempat-tempat bisnis dan hiburan ditutup, aktivitas publik dibatasi.

Ada satu kota di Negeri Pizza itu yang menyita perhatian dunia. Kota itu memiliki cara tersendiri yang bisa menekan penyebaran corona hingga nol.

Dilansir dari financialtimes, Rabu (18/3), sebuah komunitas kecil di Italia melakukan eksperimen pengendalian infeksi pada awal krisis virus corona di Kota Vo di dekat Venesia. Kota ini menjadi pusat wabah corona di negara itu.

Pengujian terus dilakukan berulang-ulang kepada seluruh 3.300 penduduk kota, baik yang baru menunjukan gejala maupun yang sudah terinfeksi corona. Warga yang sudah dikonfirmasi terinfeksi virus corona akan segera dikarantina. Hal tersebut membuat otoritas kesehatan dapat menghentikan penyebaran penyakit di sana.

Seorang ahli infeksi dari Imperial College London, Prof Andrea Crisanti mengambil bagian dalam proyek kesehatan di kota Vo saat sedang cuti panjang di Universitas Padua. Ia mendesak negara untuk membatasi pengujian virus yang meliputi Inggris dan Amerika Serikat untuk mempelajari hal tersebut dan mengumpulkan jumlah orang yang telah disaring.

"Di Inggris, ada banyak sekali infeksi yang benar-benar diabaikan," ujar Prof Crisanti. "Kami dapat mengatasi wabah (di Kota Vo) karena kami mengidentifikasi dan menghilangkan infeksi 'terendam' dan mengisolasi mereka. Itulah yang membuat perbedaan."

Keberhasilan ini menggarisbawahi pentingnya menguji dan mengisolasi pembawa yang sehat, suatu pendekatan yang sangat didukung World Health Organization (WHO). Minggu ini WHO mendesak semua negara untuk melakukan tes secara agresif, mengingat Korea Selatan dan Taiwan berhasil membatasi infeksi dengan melakukan hal tersebut.

"Pesan utama kami adalah; tes, tes, tes," ujar Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (16/3).

Prof Crisanti mengatakan percobaan pengujian yang tidak biasa di Kota Vo memungkinkan para peneliti untuk mendapatkan gambaran epidemiologis penuh dari penyakit tersebut. Pengujian dimulai sebagai langkah kontingensi acak setelah kematian pertama akibat virus corona di Kota Vo pada 22 Februari 2020.

Pengujian putaran pertama dilakukan pada akhir Februari telah menemukan 3% penduduk terinfeksi. Warga terinfeksi selanjutnya diisolasi.

Pengujian kedua dilakukan sekitar 10 hari setelah proses isolasi hasil pengujian pertama. Hasilnya, tingkat infeksi telah turun menjadi 0,3%.