Asmara sendiri digambarkan sebagai sosok wanita seksi dan vulgar. Namun tak segan membantu Renata agar bisa keluar dari permasalahan rumah tangganya dengan Edwin. Hingga akhirnya Renata mengetahui perempuan yang ia yakini selingkuhan Erwin adalah Ana, perempuan yang dinyatakan menghilang dan sedang dicari keberadaannya.

Renata terus dibayangi dan diteror oleh keberadaan sosok Ana. Sang suami, Edwin juga semakin menunjukkan perubahan sikap, yakni terkesan dingin dan menjauhi Renata. Di tengah banyaknya hal ganjil yang terjadi, Renata hanya ingin menyelamatkan rumah tangganya.

Sutradara film Sehidup Semati, Upi, mengatakan bahwa film ini menyuarakan isu mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang masih menjadi fenomena dan persoalan di kalangan masyarakat Indonesia, terutama perempuan sebagai korbannya.

film thriller horor sehidup semati garapan starvision © berbagai sumber

foto: Brilio.net/Dewi Suci

"Melalui film Sehidup Semati, saya ingin memberikan pernyataan bahwa banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga yang masih kerap diabaikan. Korban yang secara data menunjukkan adalah kebanyakan para istri atau perempuan juga harus berjuang sendiri," ungkap Upi dalam konferensi pers, Senin (8/1).

Lebih lanjut, Upi juga membeberkan bahwa para korban KDRT justru kerap mendapatkan tekanan moral tentang bagaimana seharusnya mereka bersikap melayani suami dan menjaga keutuhan keluarga. Melalui karakter Renata, Upi ingin memantik diskusi dengan para penonton tentang efek KDRT yang kerap diabaikan.

"Ide dasar cerita film ini lahir dari dogma-dogma atau ayat-ayat yang seringkali ditafsirkan berbeda dan disalahgunakan, yang membuat posisi perempuan atau istri
menjadi sangat lemah dan rentan," tambah Upi.

film thriller horor sehidup semati garapan starvision © berbagai sumber

foto: Brilio.net/Dewi Suci

Selain berperan sebagai sutradara, Upi juga menulis skenario film Sehidup Semati yang sudah ia selesaikan sejak 2010. Pertemuannya dengan produser Chand Parwez Servia dan rumah produksi Starvision membuat ide yang sudah lama ada akhirnya bisa terwujud menjadi sebuah karya film yang membawa kesegaran secara genre dan ide cerita untuk industri perfilman Indonesia.

Tak hanya menggandeng sutradara perempuan, film Sehidup Semati juga dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris peraih Piala Citra, yakni Laura Basuki sebagai Renata, Ario Bayu sebagai Edwin, dan Asmara Abigail sebagai Asmara.

Selain ketiganya, film thriller horor garapan Starvision bersama Upi ini juga dibintangi oleh Chantiq Schagerl sebagai Ana, Maya Hasan sebagai ibu Renata, Whani Darmawan sebagai ayah Renata, Lukman Sardi sebagai pemuka agama, Aqeela Dhiya sebagai Renata kecil, Ivanka Suwandi sebagai Ibu Maya, Elly D Luthan sebagai dukun, Verdi Solaiman sebagai paman Renata, dan Patty Angelica Sandya sebagai istri paman Renata.

"Starvision selalu memandang penting untuk memberikan ruang-ruang bagi para sineas yang memiliki ide segar dan membawa kebaruan dengan eksperimentasi mereka dalam bercerita. Film Sehidup Semati memiliki pesan penting seperti yang disampaikan oleh Upi. Ia sutradara yang mampu meramu isu krusial dengan kemasan yang intriguing," kata Chand Parwez Servia.

film thriller horor sehidup semati garapan starvision © berbagai sumber

foto: Brilio.net/Dewi Suci

Aktris Laura Basuki yang memerankan karakter Renata menceritakan pengalamannya saat berperan dalam film yang disutradarai Upi. Menurutnya, ini merupakan proyek film yang memiliki proses paling berat selama ia berkarier di industri film. Hal tersebut lantaran karakter yang diperankannya memiliki kompleksitas dan kerentanan yang membutuhkan energi dan spektrum keaktoran mendalam.

"Saya rasa, menjadi Renata adalah proses yang paling berat yang pernah saya alami. Saya juga harus mengurangi makan dan kegemaran jajan saya untuk lebih mengenali dan mendalami karakter Renata," ungkap Laura Basuki.

Selain Laura Basuki, Ario Bayu yang berperan sebagai karakter Edwin juga mengungkapkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh sosok Edwin tidak bisa dibenarkan dan harapannya tidak ada lagi sosok seperti Edwin di kehidupan sehari-hari.

"Jadi Edwin itu juga simbol dari manifestasi dogma yang mungkin bisa dikatakan tidak benar. Mungkin sosok Edwin juga punya latar belakang dididik oleh orang tua bahwa laki-laki adalah kepala keluarga sehingga perilaku KDRT dibenarkan. Lewat film ini kita ingin menyampaikan bahwa perilaku Edwin ini jangan sampai diikuti," terang Ario Bayu.

Tak hanya menonjolkan bakat akting dari deretan aktor dan aktris top Tanah Air, film ini juga digarap dengan visual dan musik yang berkualitas. Terbukti, tim produksi film Sehidup Semati sangat totalitas saat menyulap set apartemen terbengkalai jadi dilengkapi dengan active water system di dalamnya, termasuk kran yang menyala sehingga nuansa film seperti berada di dalam sebuah apartemen sungguhan.

Sang sutradara juga memilih lagu milik Elvis Presley yang berjudul Can't Help Falling in Love sebagai soundtrack film. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Upi ingin soundtrack film dapat membawa para penonton ikut merasakan nuansa percintaan Renata dan Erwin. Dalam kesempatan tersebut, Chand Parwez juga turut membeberkan proses untuk mendapatkan lisensi atas penggunaan lagu tersebut.

"Susah banget untuk dapat izinnya. Tapi begitu saya lihat kecintaan Upi pada film ini, saya akhirnya berjuang terus dan akhirnya kita dapat lagu tersebut. Mungkin ini jadi soundtrack lagu di film termahal yang pernah terjadi di perfilman nasional," pungkasnya.