Brilio.net - Banyak film tentang kehidupan kampus, namun film Koboy Kampus menyajikan hal yang berbeda. Film hasil produksi MNC Pictures dan 69 Production tersebut memiliki latar belakang syuting yang dibuat mirip bahkan menyerupai suasana di lingkungan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) era 90-an.

Mulai dari suasana ruangan kelas, busana hingga aksesori yang digunakan para pemainnya, merupakan produk yang memang sedang tren di masanya. Bukan hanya set syuting, namun gaya bicara dan dialognya pun dibuat sangat mirip dengan apa yang terjadi dan dilakukan mahasiswa di era orde baru hingga reformasi tersebut.

Pidi Baiq dan Tubagus Deddy sebagai sutradara dan penulis skenario, memperhatikan betul detail dialog para pemain film Koboy Kampus. Tak ada hal yang terlalu sulit bagi Pidi Baiq, sebab film hasil kerjasama produksi MNC Pictures dan 69 Production itu mengisahkan tentang kehidupan dirinya saat menjalani masa perkuliahan di ITB.

Namun, butuh usaha bagi para bintang mudanya agar dapat berpenampilan dan bergaya bicara menyerupai para mahasiswa di era tersebut. Sejumlah riset dilakukan para pemainnya yang hampir semua tidak pernah mengalami masa perkuliahan di era orde baru dan reformasi.

"Ini film tentang true story. Jadi aku bertemu langsung dengan Pak Dikdik yang merupakan seorang dosen di ITB. Tapi sekarang dia sudah tinggal di Jepang. Waktu itu, ia menyempatkan diri datang dan bertemu dengan aku. Langsung aku wawancara untuk riset seperti apa sih Pak Dikdik di era 90-an saat The Panasdalam dikenal di lingkungan ITB," urai Miqdad Addausy.

Film Koboy Kampus, menceritakan tentang sekelompok mahasiswa era 90-an yang sibuk beraktivitas lain selain belajar dan mengikuti jadwal perkuliahan. Meski demikian, tidak mengurangi rasa kreativitas mereka untuk berkarya. Bahkan kemudian tercetus pembentukan The Panasdalam bank yang kemudian dijadikan negara fiktif.

Hal tersebut sebagai bentuk protes para mahasiswa di ITB saat itu terhadap pemerintahan orde baru. Pidi Baiq sebagai salah satu penggagas The Panasdalam dan teman-temannya, lebih memilih untuk mengkritisi pemerintahan saat itu melalui ide-ide konyol, daripada turun ke jalan ikut berdemonstrasi.

"Jadi syuting Koboy Kampus kan ceritanya di era 90-an. Jadi aku harus menyesuaikan, padahal aku lahir tahun 2000-an, agak susah memang. Risetnya itu aku tanyakan ke orang-orang terdekat, seperti mamahku. Aku juga riset melalui YouTube dan google serta nonton video klip dan film-film di era 90-an," ujar Steffi Zamora saat berbincang dengan wartawan belum lama ini.

Film Koboy Kampus saat ini masih ditayangkan di bioskop Tanah Air. Film tersebut mendapatkan sambutan dari masyarakat yang merindukan alternatif cerita sebagai tontonan keluarga di layar bioskop.