Presiden Prabowo Subianto menggelar open house pada hari raya Idulfitri, tepatnya pada Senin (31/3). Ribuan warga berbondong-bondong datang ke Istana Negara untuk merayakan momen spesial ini dan bertemu langsung dengan Presiden Prabowo.
Di acara tersebut, para pengunjung tidak hanya disuguhkan hidangan lezat, tetapi juga mendapatkan bingkisan menarik yang dibungkus dalam tas jinjing berwarna cokelat putih dan biru muda. Isi tas tersebut terdiri dari berbagai makanan, seperti kental manis, teh celup, mi instan, biskuit kaleng, gula, kecap, saus botol, dan kopi.
Semua isi bingkisan tersebut dibawa pulang oleh warga sebagai kenang-kenangan. Selain makanan, ada juga bingkisan non-makanan yang berisi payung dan tumbler. Namun, isi bingkisan ini menuai kritik dari ahli gizi ternama, dokter Tan Shot Yen.
Melalui akun Instagramnya, @drtanshotyen, dokter Tan menyampaikan keprihatinannya mengenai isi bingkisan tersebut. Ia berpendapat bahwa seharusnya bingkisan berlogo kepresidenan tidak berisi produk dari merek pabrikan.
"Baiknya bingkisan berlogo Istana Kepresidenan isinya apa? Non food bisa handuk, sabun, wadah makanan, tumbler, tas lipat buat belanja (bangga loh kalau ada sablonnya: halal bi halal Istana Kepresidenan),” tulisnya dalam unggahannya pada Rabu (2/4).
Untuk bingkisan makanan, dokter Tan merekomendasikan agar mengutamakan sembako atau jajanan lokal. "Food? sembako dong kacang ijo, kacang merah. Matengan? lemper, lepet, arem-arem, combro, kue lumpur, kue bugis, nasi bali, nasi begana, sego kucing. Nggak usahlah pasang-pasang logo merk,” tambahnya.
Dokter Tan juga pernah menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengalami perubahan menu saat bulan Ramadan, di mana makanan instan seperti biskuit, roti, dan sereal menggantikan menu bergizi seimbang. Akun X @barengwarga juga mengangkat isu ini dengan tagar #AwasiMBGRamadhan, membagikan potret makanan instan yang dibagikan selama bulan puasa.
Dalam unggahan tersebut, terlihat paket makanan yang berisi satu sampai dua produk instan, dilengkapi telur rebus, dua sampai tiga buah kurma, susu kemasan, serta buah seperti jeruk atau salak. Padahal, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono sebelumnya mengingatkan anak-anak Sekolah Dasar (SD) Barunawati untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji (instan).
"Belajar makan sayur, belajar makan buah. Jangan makanan yang 'instan-instan' terus, harus makanan bergizi supaya menjadi generasi yang hebat," kata Agus saat meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Barunawati Palmerah, 8 Januari 2025, dikutip dari Antara.
Pergantian menu ini diklaim demi kepraktisan, agar makanan bisa dibawa pulang untuk berbuka puasa. Namun, publik menyoroti aspek gizi yang justru dinilai berkurang drastis. Beberapa warganet mengkritik keras keputusan ini, menilai makanan tersebut tidak mencerminkan konsep "bergizi" yang dijanjikan.
"Kata gua mending label 'bergizi' nggak usah dipake kalo makanannya kaya gini. Ini rata-rata udah keliatan tinggi gula, seratnya rendah, nggak bergizi seimbang,” komentar seorang pengguna X.
Tak hanya soal kandungan nutrisi, biaya yang rendah juga menjadi perhatian. Banyak yang memperkirakan nilai makanan tersebut kurang dari Rp10 ribu per paket, jauh dari ekspektasi anggaran yang diberitakan sebelumnya. Keputusan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengganti menu MBG dengan makanan instan memicu kekhawatiran para ahli, termasuk dr. Tan Shot Yen.
Ia menyebut kebijakan ini bisa membingungkan persepsi anak-anak tentang makanan sehat. "Jika produk ultra proses dibagi di sekolah, anak akan berpikir kalau ini asupan sehat. Kan diajarkan makan ini. Bahkan bisa jadi pengganti sarapan. Padahal jauh dari janji semula: kearifan lokal," terang dr. Tan dalam unggahan di akuni Instagramnya @drtanshotyen pada Senin 10 Maret 2025.
Menurutnya, publik bisa jadi salah kaprah menilai makanan instan aman dikonsumsi secara rutin. Berbagai penelitian menunjukkan keterkaitan makanan ultra proses dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan. Warganet berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan ini agar kualitas gizi tetap menjadi prioritas, terutama saat bulan Ramadan.
Recommended By Editor
- Tahu-tahu ngeblank dan melamun tanpa sebab? Fix lagi terkena "ngang ngong" yang lagi viral
- Didit Prabowo sowan ke Megawati dan Jokowi, Gibran sanjung anak Prabowo
- Prabowo ungkap penerimaan zakat tahun ini Rp327 Triliun, sebut bisa hilangkan kemiskinan absolut
- Momen Prabowo dan Gibran hingga menteri Kabinet Merah Putih bayar zakat lewat Baznas di Istana Negara
- Timnas Indonesia menang 1-0 atas Bahrain, Prabowo optimis ke Piala Dunia 2026
- Instruksi Prabowo untuk jajaran menteri, minta perbaiki komunikasi publik