Brilio.net - Saat kamu nggak enak badan biasanya mengkonsumsi beberapa obat untuk meredakan rasa sakit tersebut. Seperti demam tinggi, flu atau terjangkit virus lainnya. Hal ini guna mengobati sakit yang kamu rasakan agar cepat sembuh.

Obat memiliki aturan untuk diminum agar tidak sembarangan dikonsumsi. Biasanya dokter menyarankan untuk meminum 3 kali sehari, sehabis makan, atau sebelum makan. Aturan minum ini dibuat dokter agar reaksi obat bisa optimal.

Tetapi bagaimana jika pasien tidak minum obat-obatan tersebut secara teratur? Nantinya pasti tubuh akan memberi reaksi berbeda dan mungkin saja sakit tidak kunjung sembuh.

Seperti kisah Scott Purdy, pria berusia 23 tahun berasal dari Louth, Inggris dikutip brilio.net dari Metro.co.uk, Kamis (19/4). Awalnya ia tertarik dengan wanita sejak masih kecil dan ingin mengetahui bagaimana rasanya jatuh cinta. Purdy lalu mendekati seorang perempuan dan menjalin hubungan selama 6 bulan.

Scott purdy  © 2018 brilio.net

Purdy mengaku dirinya mulai mengalami persoalan dalam hubungan asmaranya ketika mengidap paranoia dan anxiety, suatu penyakit kejiwaan berupa rasa cemas yang berlebihan. Padahal, Purdy rutin untuk meminum obat Lyrica yang bisa menenangkan otak dengan efek samping pengurangan libido secara drastis dan menjadi moody.

Setelah 6 bulan mengkonsumsi obat tersebut dirinya merasa orientasi seksualnya berubah. Ia berniat berpisah dengan pacarnya setelah 6 bulan bersama. Ia merasa ada perasaan yang berubah dan mulai tidak tertarik dengan wanita. Ia mengatakan hal tersebut ke pacarnya karena tertarik untuk mendapat perhatian lelaki.

Scott purdy  © 2018 brilio.net

Di balik hal itu, Purdy merasa bahagia dengan orientasi seksualnya berubah. Ia menganggap ini adalah efek dari obat yang dikonsumsi karena membuat libidonya terhadap wanita tiba-tiba menurun.

Purdy sekarang sudah memberikan klarifikasi di status Facebooknya bahwa sekarang menjadi gay. Januari lalu, Purdy mengakui bahwa dokter juga memberikan keterangan ia mendapat efek negatif dari Lyrica yang ternyata mempengaruhi orientasi seksualnya.