Brilio.net - Tim ahli bedah Rumah Sakit Solihull di Inggris menemukan fakta mengejutkan mengenai salah satu pasiennya. Tim bedah yang dipimpin oleh seorang dokter spesialis mata, Rupal Morjaria menemukan 27 lensa kontak di salah satu mata pasiennya. Penemuan tersebut bermula dari keluhan pasien terkait penglihatannya. Sang dokter pun memberikan vonis bahwa matanya mengidap penyakit katarak. Pasien pun mendapat penanganan berupa operasi.

Tim dokter yang terdiri dari dokter yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun pun bersiap melakukan operasi. Dilansir dari Mirror, Senin (17/7), disebutkan pasien dijadwalkan untuk melakukan operasi katarak. Saat proses berlangsung, tim dokter merasa takjub dengan mata sang pasien. Tim dokter menemukan terdapat 17 lapis lensa kontak bersarang di salah satu mata sang pasien.

27 kontak lensa © 2017 brilio.net

foto: Mirror

Tak berhenti di situ, selang beberapa saat kemudian dokter kembali mengambil sebanyak 10 lapis lensa kontak. Tim pun berhasil mengeluarkan 27 lapis lensa kontak dari mata sang pasien. Penemuan tim dokter ini cukup menghebohkan. Selama berprofesi sebagai dokter, tim belum pernah menemui kondisi seperti ini. Akibat dari penemuan 27 lapis lensa kontak tersebut, operasi katarak pun ditunda.

Morjaria mengungkapkan, "Karena telah menggunakan 27 lapis lensa kontak di matanya dalam waktu lama. Hal tersebut menyebabkan bakteri berkumpul di mata dan menyebabkan adanya peradangan."

27 kontak lensa © 2017 brilio.net

foto: Mirror

Usai pengangkatan 27 lensa kontak, pasien pun merasakan matanya lebih nyaman. Diketahui, sang pasien telah menggunakan lensa kontak sekitar 35 tahun lebih. Ia terbiasa menggunakan lensa kontak, meski begitu sang pasien jarang melakukan pemeriksaan ke dokter. Sejak penglihatannya semakin berkurang, pasien pun memeriksakan diri. Menurutnya, kurangnya penglihatan disebabkan karena faktor usia. Tim dokter pun sempat mendiagnosis ia memiliki penyakit katarak. Setelah dilakukan penanganan ternyata disebabkan karena lensa kontaknya.

Kasus tersebut terjadi sekitar tahun 2016 lalu dan telah dipublikasikan pada jurnal sains. Tim dokter merasa tak percaya dengan hal yang terjadi pada pasiennya. Tak diketahui secara pasti kebiasaan pasien dalam penggunaan lensa kontaknya. Namun demikian, sang dokter dapat menyebutkan ketidaknyamanan penglihatan disebabkan karena lensa kontak.