Brilio.net - Seorang pria baru-baru ini harus melindungi ibunya dari aksi perampokan di sebuah pasar di China utara. Insiden itu terjadi pada Sabtu (8/9) di pasar sayur daerah Wuji, Hebei, China. Saat terjadinya insiden tersebut, pria 23 tahun itu dengan gagah berani berdiri di depan ibunya untuk melindungi dari serangan perampok.

Wanita yang tak diketahui identitasnya itu awalnya meminta sang putra untuk menemaninya ke pasar. Hal itu ia lakukan karena di hari sebelumnya sempat terjadi aksi kejar-kejaran dengan penjambret tas. Wanita itu biasanya pergi ke pasar dengan membawa uang sekitar Rp 4,3 juta untuk membeli daging dan sayuran.

Ternyata wanita itu merupakan pemilik toko kelontong di desa. Ia mengira dengan pergi bersama putranya tentu perampok akan takut. Namun rupanya perampok itu tidak bergeming meskipun ia bersama sang putra.

Wanita itu kembali ke mobilnya ketika seorang perampok mencoba merebut dompetnya. Ia pun berlari ke mobilnya di mana sang putra menunggu di dalam. Setelah melihat ibunya berlari, ia keluar dan berlari untuk mengusir perampok. Sayangnya, perampok itu membawa senjata.

anak lindungi ibunya hebei  © 2018 brilio.net

"Saya mengatakan kepada putra saya untuk melarikan diri. Tapi tidak dilakukannya. Sebaliknya, ia menyeret saya ke belakang punggungnya. Anakku tidak pernah berkelahi sebelumnya. Ia tidak bersembunyi malah berdiri di depan saya untuk melindungi saya," ungkap wanita itu tentang putranya dikutip nextshark, Jumat (14/9).

anak lindungi ibunya hebei  © 2018 brilio.net

Setelah didorong, perampok itu mengeluarkan pisau dan mendekati ibu dan anak tersebut.

"Saya melihat pria itu menikam anak saya beberapa kali. Putraku jatuh dengan tangannya memegangi dada kiri," ungkap wanita itu.

anak lindungi ibunya hebei  © 2018 brilio.net

Setelah melakukan aksi kejinya itu, sang perampok lalu diserbu penduduk setempat. Semua orang bekerja sama untuk menahan perampok sampai polisi tiba. Putra dari wanita itu kemudian dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

Setelah insiden memilukan itu, masyarakat membantu mengumpulkan uang sekitar Rp 4,3 juta sebagai santunan bagi keluarga yang ditinggalkan pria tersbeut.