Brilio.net - Politik selalu cair. Tak ada kawan maupun lawan yang abadi dalam politik. Hal ini terbukti dengan berubahnya sikap politik Partai Amanat Nasional (PAN) yang tadinya oposisi menjadi bergabung dengan koalisi pemerintah. Salah satu yang menarik dari dinamika politik ini adalah mengenai sikap Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais.

Mantan ketua MPR itu selama ini dikenal galak terhadap Jokowi. Tapi kini dia mengatakan dukungan serta restu pada PAN untuk bergabung dengan pemerintah. "Sudah saya ingatkan jika bergabungnya PAN bukan merupakan langkah jangka pendek namun merupakan awal mula dari koalisi nasional," kata Amien Rais saat menggelar konferensi pers di rumahnya, Kamis (3/9).

Menelisik lebih jauh ke belakang, Amien selalu menjadi sosok yang melancarkan kritik "pedas" kepada Jokowi baik kampanye pemilu presiden hingga presiden saat ini. Brilio.net merangkum lima kritik pedas tersebut dari berbagai sumber di bawah ini.

1. Kritik blusukan
"Saya ingin melihat yang betul-betul memegang negeri kita ini yang betul-betul memegang kedaulatan negara kita," kata Amien Rais terkait pencalonan Jokowi jadi capres (12/9/2013).

Amien pun menilai gaya blusukan Jokowi merupakan kegiatan yang sia-sia. Sebab, ia tidak merasakan adanya hasil positif dari blusukannya. "Ini tipe politisi yang relatif baru, lebih banyak blusukannya daripada di kantor. Korelasi blusukan dan hasilnya belum begitu terasa. Makanya saya katakan stop blusukan dan kerja beneran," cetus Amien.

2. Menyamakan Jokowi dengan Estrada
Saat memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2013), Amien menyamakan Jokowi dengan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada. Kesamaannya, menurut Amien, mereka dipilih karena populer.

Menurutnya, Estrada terpilih sebagai presiden karena popularitasnya sebagai bintang film di Filipina. Namun, kata Amien, ia hanya bertahan beberapa bulan memimpin Filipina setelah digulingkan melalui kudeta dan digantikan oleh Gloria Macapagal Arroyo. "Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien.

3. Menyindir popularitas Jokowi
Amien menyindir Jokowi yang digadang-gadang menjadi calon presiden. Dia menyebut, popularitas seorang calon presiden tak menjamin keberhasilannya dalam mengemban tugas negara.

"Hati-hati terhadap para calon presiden, jangan itu (populer) dijadikan pertimbangan utama. Pertimbangan kemampuan juga penting," tandasnya.

4. Menilai Jokowi bukan orang hebat
"Kata orang Jokowi akan hebat, buat saya tidak. Maaf," ujar Amien di sela Kenduri PAN menjelang pemilu di Gedung DPP PAN, Jakarta, Jumat (14/3/2014) .

Menurut Amien, dasar penilaiannya terhadap Jokowi adalah pengalamannya di bidang politik. Ia mengatakan, Jokowi adalah sosok yang dibesarkan oleh media. Lama-kelamaan, kata Amien, pamor Jokowi akan surut.

5. Kekuatan siluman di belakang Jokowi
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais meminta faksi-faksi Islam di Indonesia bersatu. Desakan itu, untuk mengimbangi dominasi kelompok antiIslam yang menguasai pemerintahan saat ini.

Ungkapan Amien tersebut, terucap saat memberikan tausiyah di acara Tarawih Bersama Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), di kediaman tokoh senior HMI, Akbar Tanjung. "Kita semua harus tahu, ada kekuatan siluman yang kuat mendukung pemerintahan (Presiden) Jokowi (Joko Widodo) saat ini," ujar dia, Jumat (19/6/2015).