Brilio.net - Biennale Yogyakarta 13 melahirkan sebuah karya unik dari seorang seniman asal Nigeria, Olanrewaju Tejuoso. Karya yang bertajuk Black Market Museum ini menampilkan beberapa karya seni yang semua bahan bakunya terbuat dari sampah.

1. Pintu depan Black Market Museum

Black Market Museum, karya seni indah berbahan baku sampah foto: brilio.net/Andry
Keunikannya adalah, seluruh karya instalasi seni rupa yang menghiasi sekaligus mengisi setiap sudut Black Market Museum terbuat dari sampah. Mulai dari tulang belulang ayam, kulit kambing, koran bekas, sepatu bekas, bungkus makanan, botol minuman, puntung rokok, pasah kayu hingga bermacam jenis sampah dan barang bekas lainnya.

Melalui sejumlah karya sampah itu, Olan berupaya menghembuskan nyawa pada segala sesuatu yang terlanjur menjadi benda buangan. Mulai dari sampah kemasan, gedung terbengkalai, hingga sumber daya manusia yang disisihkan oleh norma sosial. Melalui karya-karyanya itu Olan juga seolah ingin mengajak pengunjung untuk mengingat pada proses seleksi yang seringkali berjalan tanpa disadari dan dipertanyakan.

Selain itu, pameran ini juga tidak menggunakan tempat yang sudah jadi, layaknya pameran pada umumnya. Tetapi memanfaatkan bangunan yang terbengkalai. Bangunan yang terletak di Bintaran Kulon Yogjakarta ini diubah sedemikian rupa hingga menyerupai sebuah museum.

2. Suasana di dalam Black Market Museum

Black Market Museum, karya seni indah berbahan baku sampah foto: brilio.net/Andry
Pria kelahiran Kota Abeokuta, Nigeria ini sebelumnya telah mengikuti beberapa pameran dengan tema serupa. Dia sempat mengalami kendala akibat cuaca yang tidak bersahabat dengan tekstur karya itu.

"Sebelum pameran di Indonesia, Olan juga sering mengadakan pameran dengan tema serupa di negara asalnya. Olan lebih suka menggunakan sampah plastik yang bertekstur tebal dan solid. Karena dia lebih suka kalau karyanya bisa bergerak." kata Sarah, selaku penghubung antara Olan dan pihak penyelenggara kepada tim brilio.net, Rabu (18/11)..

"Di Nigeria juga nggak semudah seperti di Indonesia. Olan harus mencari gedung terbengkalai, sampah, sampai mempublikasikan sendiri karya-karyanya. Oleh karena itu, waktu persiapan bisa sangat lama. Bisa mencapai 6 bulan sampai 1 tahun. Selain itu karyanya juga harus tahan terhadap cuaca karena keterbatasan sarana" terang Sarah.

Black Market Museum sendiri tidak hanya menampilkan karya Olan, tetapi juga berkolaborasi dengan beberapa seniman. Mereka menampilkan karya andalannya masing-masing.

"Selain Olan dari Nigeria, karya yang ada juga berasal dari Fatoni, Adhik Krisdiantoro, Titus Garu dan Doni Kabo yang tergabung dalam Prison Art Programs. Selain itu ada juga foto-foto karya dari Pewarta Foto Indonesia," tutur Puput, pria yang bertugas menjaga Black Market Museum.

Bagi kamu yang penasaran dengan karya-karya keren Olan, kamu bisa langsung ke Museum Black Market di Jalan Bintaran Kulon, tepatnya di sebelah warung makan Bakmie Kadin. Black Market sendiri sudah dibuka dari 1 November sampai 10 Desember mendatang.

3. Salah satu karya Olanrewaju Tejuoso yang memanfaatkan plastik bekas

Black Market Museum, karya seni indah berbahan baku sampah foto: brilio.net/Andry