Brilio.net - Di era modern, peralatan rumah tangga kini didominasi oleh perangkat elektronik. Tidak mengherankan jika lilin mulai jarang digunakan sebagai sumber penerangan, terutama saat terjadi pemadaman listrik. Sebagian besar orang kini lebih memilih menggunakan senter atau lampu darurat (emergency).
Meski demikian, masih ada yang tetap memanfaatkan lilin atau teplok ketika listrik padam. Salah satunya ditunjukkan oleh kanal YouTube imam kreatif yang dalam beberapa videonya masih menggunakan teplok. Dalam salah satu unggahan, kreator tersebut membagikan trik membuat teplok sendiri menggunakan bahan-bahan sederhana, termasuk sabun cuci piring sebagai salah satu komponennya.
foto: YouTube/imam kreatif
Nah, sebelum masuk ke triknya, siapkan dua sampah atau limbah dapur terlebih dahulu, yaitu botol kaca dan kaleng minuman bekas. Sebelum digunakan, tutup botol tersebut harus dilubangi terlebih dahulu. Sementara kaleng minumannya bisa dipotong agar jadi lembaran kecil.
Lembaran kaleng yang sudah dipotong kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam lubang di tutup botol kaca. Selanjutnya, masukkan kapas ke dalam gulungan kaleng tersebut. Kapas tersebut nantinya akan dijadikan sumbu teplok.
foto: YouTube/imam kreatif
Selanjutnya, siapkan air dan campurkan dengan sabun cuci piring secukupnya. Masukkan larutan sabun cuci piring tersebut ke dalam botol kaca yang sudah disiapkan. Setelah itu, campurkan air larutan sabun cuci piring dengan sedikit minyak. Sabun cuci piring dan minyak nilah yang akan berfungsi sebagai bahan bakar lilin nanti.
"Kita menggunakan sabun cuci piring, ini sebagai pendingin, selain itu bikin lilin kita cantik dan estetik juga," tegas pemilik akun YouTube imam kreatif, dikutip brilio.net pada Senin (9/6).
foto: YouTube/imam kreatif
Jika sudah, baru pasang tutup botol yang sebelumnya sudah diberi sumbu. Lilin atau lampu teplok dari sabun cuci piring ini siap digunakan sebagai alat penerangan ketika listrik mati.
foto: YouTube/imam kreatif
Pemilik akun YouTube imam kreatif memperlihatkan hasil teplok buatannya yang sudah dinyalakan dengan api, nih. Lampu minyak tanah tradisional ini sukses menyala dengan terang dan lama, lho.
5 FAQ tema lampu teplok.
1. Apa perbedaan antara lampu teplok dan lampu minyak tanah biasa?
Lampu teplok merupakan jenis lampu minyak yang memiliki sumbu dan biasanya menggunakan wadah kaca penutup untuk menjaga nyala api tetap stabil. Sementara itu, lampu minyak tanah biasa bisa memiliki desain yang lebih sederhana dan tidak selalu dilengkapi pelindung kaca. Teplok cenderung menghasilkan cahaya yang lebih stabil dan terlindung dari angin, sehingga lebih aman digunakan di dalam ruangan.
2. Bahan bakar apa saja yang bisa digunakan untuk lampu teplok selain minyak tanah?
Selain minyak tanah, beberapa bahan alternatif yang dapat digunakan untuk menyalakan lampu teplok antara lain:
- Minyak sayur bekas (jelantah)
- Minyak kelapa
- Minyak jarak
- Parafin cair (lamp oil)
Namun, penggunaan bahan selain minyak tanah memerlukan sumbu dan desain teplok yang sesuai agar nyala api tetap stabil dan tidak menghasilkan asap berlebih.
3. Apakah lampu teplok aman digunakan di dalam rumah?
Lampu teplok relatif aman digunakan di dalam ruangan asal diletakkan di tempat yang stabil, jauh dari bahan mudah terbakar, serta tidak dibiarkan menyala tanpa pengawasan. Penting juga untuk memastikan ventilasi ruangan cukup agar asap dari pembakaran tidak terakumulasi. Penggunaan pelindung kaca pada teplok membantu mengurangi risiko api terbakar oleh angin atau kontak langsung.
4. Bagaimana cara membersihkan jelaga pada kaca lampu teplok?
Jelaga pada kaca lampu teplok bisa dibersihkan dengan cara:
- Melepas bagian kaca dan merendamnya dalam air sabun hangat.
- Menggunakan kain lembut atau spons untuk menggosok jelaga secara perlahan.
- Untuk noda membandel, bisa ditambahkan sedikit cuka atau baking soda.
Pembersihan rutin penting agar cahaya tetap terang dan tidak terhalang oleh lapisan hitam dari pembakaran.
5. Kenapa sumbu lampu teplok cepat habis atau terbakar tidak rata?
Sumbu yang cepat habis atau terbakar tidak rata biasanya disebabkan oleh:
- Kualitas bahan sumbu yang kurang baik.
- Ketinggian sumbu yang terlalu tinggi saat dinyalakan.
- Jenis bahan bakar yang tidak cocok atau terlalu kotor.
Agar nyala api stabil dan sumbu tahan lama, pastikan sumbu tidak terlalu panjang dan selalu gunakan bahan bakar yang bersih serta sesuai dengan desain lampu.
Recommended By Editor
- Tahu-tahu ngeblank dan melamun tanpa sebab? Fix lagi terkena "ngang ngong" yang lagi viral
- Kreatif dan unik, 8 desain lampu berbentuk stickman ini hasilnya keren
- Lampu ini tak gunakan baterai, bahan bakar, atau matahari, lalu apa?
- Tak perlu dioles pasta gigi dan garam, ini trik bersihkan kerak gosong setrika dengan mudah
- Tak perlu digosok pasta gigi, ini trik praktis bersihkan jamur di karet pintu kulkas
- Noda kuning di celana jeans tak perlu disikat kuat, bersihkan saja pakai 2 bahan dapur
- Bukan disiram air panas, ini trik agar WC mampet jadi lancar lagi cukup pakai 2 bahan dapur