Brilio.net - Bagi umat muslim, tentu sudah tidak asing lagi dengan Ibadah haji dan umroh. Rangkaian ibadah tersebut menjadi salah satu anjuran Allah SWT bagi umatNya. Terlebih lagi jika kamu memiliki kemampuan yang lebih, baik dari segi kesehatan maupun harta dalam menjalankan ibadah haji dan umroh, tentu akan ada banyak kebaikan yang bisa kamu peroleh dalam kehidupan.

Ditambah lagi, ibadah haji juga merupakan bagian dari rukun Islam yang kelima. Sehingga bagi yang memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah ini pun diharapkan bisa segera menunaikan. Sebab tidak semua orang lolos dalam syarat sah untuk menunaikan ibadah haji maupun umroh. Ketika sudah dapat melaksanakannya, niatkan melakukan ibadah haji dan umroh ikhlas karena Allah SWT. Hal ini juga menjadi salah satu anjuran seperti yang tertera dalam surat Al Baqarah ayat 196 yang berbunyi:

"Wa atimmul-hajja wal-'umrata lillaah"

Artinya:
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah."

Bagi jamaah haji maupun umroh. perlu memahami pula tata cara dalam pelaksanaannya. Simak penjelasan selengkapnya, termasuk ketentuan yang perlu diperhatikan. Berikut ulasan brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (12/7).

 

Tata cara ibadah haji.

Tata cara ibadah haji dan umroh © freepik.com

foto: freepik.com

Sebagai langkah awal, jamaah perlu membaca niat haji terlebih dahulu. Berikut bacaan dan arti dari niat ibadah haji yang perlu dipahami:

"Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan"

Artinya:
"Aku niat melaksanakan haji dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berhaji."

1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, semua jamaah haji mulai untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjidil Haram (Makkah).

2. Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) disebut dengan hari tarwiyah, karena para jama’ah haji menyiapkan bekal secukupnya untuk menuju mina dan padang arafah, karena kedua tempat tersebut tidak ada sumber air.

3. Jamaah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi, memakai wewangian serta mengenakan pakaian ihram, sambil ber-talbiyah mengucapkan.

4. Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan shalat zhuhur, ashar, maghrib dan isya serta shalat subuh. Setiap shalat dikerjakan pada waktunya, namun shalat yang jumlah rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah tetap berada di Mina sampai matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah.

5. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji menuju ke padang Arafah untuk melakukan wukuf. Kemudian semua jamaah haji melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang Arafah hingga Maghrib tiba. Disunnahkan bagi jama’ah untuk singgah di namirah dan jika memungkinkan berdiam di sana hingga matahari tergelincir, jika memungkinkan.

Namirah adalah sebuah tempat yang terletak dekat perbatasan arafah, apabila matahari tergelincir, dan masuk maktu zhuhur. Disunnahkan bagi imam atau orang yang diwakilkan untuk menyampaikan khutbah di hadapan para jama’ah, berkenaan dengan kondisi kaum muslimin, agar kembali memperbaharui tauhid, hukum-hukum seputar ibadah haji, dan perkara-perkara penting lainnya.

6. Waktu wukuf di arafah mulai dari terbit fajar tanggal 9 dzulhijah hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijah. Barang siapa yang melakukan wukuf pada waktu tersebut walaupun sebentar, maka ia dianggap telah mengerjakan wukuf, dan hajinya sah.

Barang siapa yang tidak mengerjakan wukuf pada waktu tersebut maka hajinya tidak sah, sebagaimana yang diriwayatkan dalam dari ibnu ‘abbas hadits marfu’ “barang siapa yang mengerjakan wukuf sebelum matahari terbit (pada tanggal 10 dzulhijjah) maka ia telah mengerjakan haji”. [Disahihkan oleh Al-Albani (No. 5995) dalam shahihul jami’.

7. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, semua jamaah haji menuju ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam di muzdalifah) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya.

8. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam atau setelah melakukan mabit, jamaah haji meneruskan perjalanannya ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumroh.

9. Pada Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan ibadah melempar Jumroh yaitu sebanyak 7x ke Jumrah Aqabah sebagai simbol untuk mengusir setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian rambut.

10. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanannya ke Masjidil Haram untuk Tawaf Haji atau menyelesaikan Haji.

11. Sedangkan jika mengambil nafar akhir, jamaah haji tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan dengan melontar jumrah sambungan, yaitu jumrah ‘Ula dan jumrah Wustha.

12. Tanggal 11 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

13. Tanggal 12 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (wusta) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

14. Kemudian yang terakhir Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Tawaf Wada’ yaitu Tawaf perpisahan sebelum pulang ke negara masing-masing.

Tata cara ibadah umroh.

Tata cara ibadah haji dan umroh © freepik.com

foto: freepik.com

Setelah memahami tata cara ibadah haji, selanjutnya pahami juga bagaimana tata cara pelaksana ibadah umroh. Ada beberapa persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam langkah-langkah ibadah umroh. Berikut penjelasan selengkapnya yang bisa dipahami.

1. Membaca niat ibadah umroh.

"Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma umratan."

Artinya:
"Aku niat melaksanakan umroh dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumroh."

2. Melakukan persiapan umroh yaitu dengan membersihkan diri dari kotoran dan najis

3. Berniat Ihram dari Miqot dengan membaca "Labbaik Umroh". Miqot merupakan tempat yang ditentukan Rasulullah SAW untuk jamaah berucap ihram pertama, bagi yang punya niatan haji atau umroh.

4. Menuju ke Mekkah dengan memperbanyak bacaan talbiah "Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan nimata, laka wal mulk, laa syariika lak"

5. Melakukan Thawaf, dengan dilakukan 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Saat proses tersebut, juga disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa pada 4 putaran terakhir.

6. Menuju maqam Nabi Ibrahim dengan rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Kaafiruun. Rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas.

7. Melakukan Sai yang merupakan berlari-lari kecil di antara Bukit Shafa dan Marwa. Saat di Bukit Shafa, jamaah diperintahkan untuk naik ke atas bukit, lalu menghadap Kabah dari atas. Dan bacalah sebanyak 3x "Laa illaha illallahu wahdahulaa syariikalahuu, lahuulmulku wa lahuul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kullii syai'in qadiir" saat melihat ka'bah.

8. Bertahallul sebagai bentuk akhir pelaksanaan ibadah umroh untuk laki-laki lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul tidak mengapa. Sedangkan untuk tata cara umroh wanita hanya dicukur ala kadarnya.

Keutamaan ibadah haji.

Tata cara ibadah haji dan umroh © freepik.com

foto: freepik.com

Dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 196 dijelaskan beberapa keutamaan dari ibadah haji. Keutamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Menjadi tamu Allah.

Orang yang menjalankan ibadah haji maka akan dianggap menjadi tamu Allah. Dari sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

"Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri." (HR. Ibnu Majah no 2893)

2. Mendapat pahala seperti jihad.

Seorang Muslim yang sedang menjalankan ibadah haji maka ia akan mendapatkan pahala setara seperti melakukan jihad karena ibadah haji merupakan jihad terbaik menurut Allah. Perkataan dari Aisyah menurut satu riwayat hadits, Rasulullah bersabda:

"Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. 'Apakah berarti kami harus berjihad?' Tidak. 'Jihad yang paling utama adalah haji mabrur', jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam." (HR. Bukhari no. 1520)

3. Mendapat balasan surga.

Dari riwayat HR. Bukhari dan HR. Muslim Abu Hurairah menjelaskan sebagai berikut :

"Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga." (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349).

An Nawawi rahimahullah menambahkan untuk lebih jelasnya, "Yang dimaksud, 'tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga', bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk surga." (Syarh Shahih Muslim, 9/119)

4. Allah berjanji akan menghapuskan dosanya.

Barangsiapa yang berniat dan bertekad untuk melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas karena mengharap ridho-Nya, maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa yang telah berlalu. Dari Abu Hurairah berdasarkan satu riwayat hadits, Rasulullah bersabda:

"Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya." (HR. Bukhari no. 1521).

5. Menghilangkan kemiskinan.

Dari Abdullah Bin Mas’ud sesuai dengan riwayat hadits, Rasulullah bersabda:

"Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387)

Dari hadits tersebut, dijelaskan bahwa salah satu keutamaan menunaikan ibadah haji dapat menggugurkan kefakiran atau kemiskinan sehingga orang Muslim yang sudah melaksanakan rukun Islam yang kelima ini dijanjikan oleh Allah akan mendapat rezeki dan kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dalam surat Al Hajj ayat 28, Allah berfirman:

Liyasy-had manaafi'a lahum wa yazkurusmallaahi fii ayyaamim ma'lumaatin 'alaa maa razaqahum mim bahiimatil-an'aam, fa kulu min-haa wa at'imul-baa'isal-faqir

Artinya:

"Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah diberikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir."

Keutamaan ibadah umroh.

Tata cara ibadah haji dan umroh © freepik.com

foto: freepik.com

Keutamaan ibadah umroh pun tak kalah istimewa dari ibadah haji. Ada banyak kebaikan yang bisa diperoleh dengan menjalankan perintah Allah SWT yang satu ini. Berikut penjelasan selengkapnya yang bisa dipahami.

1. Dihapuskan dosa-dosanya

2. Wafat saat menjalankan ibadah umroh pahalanya akan dicatat hingga hari kiamat.

3. Jihadnya para perempuan.

4. Doanya akan diijabah Allah SWT.

5. Dijanjikan surga.

 

MAGANG: ANNISA DHEANING TRIPRASIWI