penjabaran seni kriya © berbagai sumber foto: Unsplash/ Swapnil Dwivedi

Pada awalnya seni kriya lahir karena tuntutan kebutuhan manusia dalam menunjang aktivitas kehidupannya sehari-hari. Pada zaman batu, manusia mendesain barang praktis seperti sebuah kapak sebagai alat yang serba guna.

Dalam perkembangannya, seni kriya berkembang menjadi objek untuk berkreativitas. Kriya mulai diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam kehidupan. Ekspresi pribadi kriyawan yang kadang disebut dengan seniman berusaha untuk melayani kebutuhan praktis manusia serta kesadarannya sebagai anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan spiritual, bergabung menjadi satu kesatuan yang disebut kriya.

Fungsi seni kriya

penjabaran seni kriya © berbagai sumber foto: Unsplash/Anne Nygård

Seni kriya berkaitan dengan pemenuhan fungsi-fungsi tertentu meski pemenuhan fungsi tersebut sering dipandang hanya dari sisi fisiknya saja, dan dianggap tidak sesuai dengan realitas kebutuhan hidup yang lengkap dan utuh. Fungsi seni kriya terbagi ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi personal

Fungsi personal berkaitan dengan pemenuhan kepuasan jiwa pribadi atau individu.

2. Fungsi sosial

Fungsi sosial berhubungan dengan tujuan-tujuan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan kepercayaan.

3. Fungsi fisiknya

Fungsi fisik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan praktis manusia.

Seni kriya tidak akan pernah dihargai masyarakat jika di dalamnya tidak disertai faktor kreativitas, inovatif, dan unik sebagai hasil eksplorasi bentuk-bentuk baru yang menarik dan bukan sekadar mengandalkan nilai funa atau keterampilan semata.

Tingkatan pengguna seni kriya

penjabaran seni kriya © berbagai sumber foto: Unsplash/Dominik Scythe

Terdapat beberapa tingkatan pengguna dari produk seni kriya. Beberapa tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Karya seni kriya dibuat sebagai pengabdian terhadap dewa atau raja yang dikerjakan secara tekun agar mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan hidup. Dengan begitu, Sang Dewa kan merasa senang dan memberikan ketentraman serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2. Pengguna seni kriya yang kedua adalah seseorang atau kelompok yang memiliki tingkat ekonomi yang lebih baik sehingga dapat mengapresiasi seni kriya menjadi bagian dari gaya hidup mereka untuk mengikuti tren seni.

3. Pengguna ketiga merupakan pengguna yang berada pada strata menengah ke bawah. Individu atau kelompok ini hanya mampu mengoleksi dan mengapresiasi dengan cara menyesuaikan dengan tingkat ekonomi mereka sendiri dan produk yang dikoleksi menyesuaikan dengan kemampuan kantong.

Sumber: Raharjo. 2011. Seni Kriya dan Kerajinan. Yogyakarta: Percetakan Kanisius Yogyakarta.