Brilio.net - Imbauan pemerintah tentang pelarangan keluar rumah akibat pandemi virus corona Covid-19 yang semakin merebak di Indonesia tak bisa dipungkiri membuat stres.

Apalagi bagi orangtua yang harus bekerja di rumah, memiliki tugas lebih karena tak hanya harus menyelesaikan pekerjaan kantor, tapi juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sekaligus merangkap jadi guru bagi anak-anak selama mereka bersekolah di rumah atau school from home (SFH).

Psikolog Irma Gustiana A, S.Psi, M.Psi mengatakan yang paling utama ketika work from home (WFH) adalah membuat jadwal keluarga yang teratur. Hal itu akan sangat membantu orang tua, khususnya ibu, untuk menyusun prioritas dan pembagian waktu yang tepat. Ibu pun jadi punya waktu untuk 'me time' di sela-sela waktu bekerja dan menyelesaikan segala urusan rumah tangga.

Menurut Irma, sebenarnya banyak nilai positif yang dapat dipetik dari WFH. Salah satunya adalah waktu untuk menyelesaikan pekerjaan lebih fleksibel, bisa diatur dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan kita saat itu. Selain itu, pengeluaran pun menjadi lebih hemat karena tidak ada biaya akomodasi dan transportasi untuk ke kantor dan sekolah.

“Utamanya, WFH memungkinkan kita tetap terhubung secara fisik dan psikologis dengan anak dan pasangan,” ujarnya.

Namun perlu diketahui juga sebagai orangtua jangan pernah menuntut dan berharap terlalu berlebihan pada anak dan pasangan.

“Karena ketika di realitasnya tidak terpenuhi, bisa menjadi masalah baru bagi ibu. Misalnya, muncul rasa cemas, panik serta rasa tidak berdaya. Akibatnya ibu bisa marah-marah, dan muncul masalah fisik,” papar Irma.

Irma menambahkan, sangat penting melibatkan anak dalam kegiatan domestik. Misalnya memasak, membersihkan rumah, atau mencuci pakaian.

“Anak-anak biasanya sangat senang jika dilibatkan, sekaligus akan membuat mereka menjadi lebih terampil,” ungkap Irma.

Misalnya mengajak anak untuk ikut mencuci pakaian. Saat mencuci bersama, orangtua bisa mencari produk-produk yang inovatif baik dari segi aromanya maupun dari segi teksturnya, sehingga anak-anak tertarik mencobanya.

"Di situasi sekarang ini memang sangat penting mengedukasi keluarga, bagaimana kita merawat diri termasuk dengan pakaian yang digunakan. Dari segi kebersihan, kelembutan, dan wanginya,” ujar Irma.

Bahkan menurut penelitian di Journal of Personality and Social Psychology, aroma tertentu dapat membantu menurunkan tingkat stres, bahkan tanpa kehadirannya secara fisik.

“Dengan memakai pakaian yang beraroma wangi maka bisa membantu anggota keluarga untuk bisa lebih rileks. Jadi bisa dicoba untuk melibatkan anak untuk mencuci pakaian misalnya,” ucap psikolog yang akrab disapa Ayank Irma ini.

Senada dengan Irma, Marketing Manager Fabric Care Wings Corp Joanna Elizabeth Samuel, mengatakan bahwa anak-anak tentunya akan lebih senang ketika melakukan kegiatan mencuci karena proses mencuci yang lebih praktis dan waktunya lebih singkat. Hanya dengan satu kali rendam, baju bersih sekaligus dua kali lebih lembut dan lebih wangi.

“Anak jadi lebih mandiri dengan belajar mencuci baju, tanpa menjadi stres karena proses mencuci jadi lebih praktis dan singkat. Selain itu, keharuman SoKlin Softergent menciptakan perasaan rileks,” pungkas Joanna.