Metode prototype

pengertian dan metode prototyping © berbagai sumber

foto: Unsplash/Kumpan Electric

Metode prototype dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan. Pengembang dan klien bertemu untuk mendefinisikan secara keseluruhan dan objektif mengenai perangkat lunak serta mendefinisikannya dari sisi input, format output, dan gambaran interface yang dikembangkan menjadi perancangan cepat. Dari hasil perancangan tersebut nantinya akan dilakukan pengujian dan evaluasi. Berikut penjelasan lengkap mengenai metode prototype:

1. Listen to Customer (mendengarkan pelanggan)
Tahap ini merupakan tahap identifikasi kebutuhan user atau klien. Tahapan ini dilakukan agar pengembang dapat memperoleh informasi mengenai permasalahan yang terjadi pada klien. Data yang diperoleh dari permasalahan tersebut nantinya menjadi acuan untuk dilakukannya proses pencarian solusi dan pengembangan tahap selanjutnya.

2. Build and Revise Mock-up (membangun dan memperbaiki prototype)
Setelah kebutuhan sistem terkumpul, maka selanjutnya adalah tahap perancangan prototype pada sistem yang diusulkan oleh klien yang terdiri dari tahapan perancangan proses, perancangan Unified Modelling Language (UML), dan perancangan interface dan fitur yang dibutuhkan oleh klien.

3. Customer Test Drives Mock-up (pengujian prototype)
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap prototype sistem yang telah dibuat serta mengevaluasi apakah prototype sistem yang sudah dibuat telah sesuai dengan yang diharapkan. Apabila hasil pengujian prototype belum memenuhi kebutuhan klien, maka pengembang akan melakukan proses perbaikan ulang prototype hingga menjadi sistem yang final dan sesuai dengan keinginan klien.

Sumber: Prasetyo. 2017. Prototyping Untuk Analisis Kebutuhan Dan Perancangan Sistem Monitoring Mentoring. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.