Brilio.net - Dalam siklus hidrologi, terdapat gerakan air laut ke udara yang kemudian jatuh ke permukaan tanah dan kembali mengalir ke laut. Air laut menguap karena adanya radiasi matahari menjadi awan dan kemudian awan yang terbentuk bergerak ke atas daratan karena tertiup angin. Adanya tabrakan antara butir uap air akibat desakan angin disebut dengan presipitasi. Presipitasi yang terjadi dapat berupa hujan, salju, hujan es, dan embun.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), presipitasi adalah proses pengendapan baik dari dalam larutan maupun dari udara ke permukaan bumi. Presipitasi juga dapat dimaknai sebagai kandungan kelembapan udara yang berbentuk cairan atau bahan padat seperti hujan dan salju. Tidak semua presipitas yang mencapai permukaan terinfiltrasi ke dalam tanah. Namun sebagian ada yang hilang dalam bentuk evaporasi. Nah untuk mengetahui lebih rinci mengenai presipitasi, berikut brilio.net himpun dari berbagai sumber pada Senin (11/7).

 

 

 

presipitasi dan jenis-jenisnya © berbagai sumber foto: Unsplash/Liv Bruce

Presipitasi adalah curahan atau turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut, dalam bentuk yang berbeda yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan salju di daerah beriklim sedang. Presipitasi dapat diartikan sebagai peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk dari uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat proses kondensasi.

Pendapat lainnya mengatakan bahwa presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi berupa hujan, hujan salju, kabut, dan embun. Menurut Sosrodarsono, presipitasi adalah sebutan umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam rangkaian proses siklus hidrologi.

Hujan adalah salah satu bentuk dari presipitasi dan menjadi unsur iklim yang paling penting di daerah tropis seperti di Indonesia, karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu maupun tempat. Terdapat tiga faktor utama yang mendukung adanya presipitasi yaitu, massa udara lembap, inti kondensasi, dan proses naiknya massa udara lembap hingga terjadi kondensasi.

Proses terjadinya presipitasi

presipitasi dan jenis-jenisnya © berbagai sumber foto: Unsplash/Christopher

Presipitasi terjadi ketika awan mengalami adveksi yaitu proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain akibat perbedaan tekanan dalam satu horizontal. Awan yang mengalami adveksi kemudian akan mengalami proses presipitasi. Awan akan mencair akibat pengaruh suhu udara yang tinggi dan butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi yang disebut dengan hujan.

Jika suhu udara di sekitar awan terlalu rendah, maka proses presipitasi akan berpotensi menghasilkan salju. Awan yang mengandung banyak air akn turun dalam bentuk butiran salju pada wilayah yang memiliki iklim sedang.

presipitasi dan jenis-jenisnya © berbagai sumber foto: Unsplash/Haojie Xu

Setelah memahami definisi dan proses terjadinya presipitasi, dapat diketahui jika terdapat beberapa jenis presipitasi antara lain:

1. Hujan

Hujan adalah tetesan air yang telah mengalami proses kondensasi dari uap air di atmosfer. Hujan juga menjadi komponen utama dari siklus air dan berperan sebagai penyimpanan air di bumi.

2. Hujan es

Hujan es terbentuk ketika tetesan air yang jatuh akibat kondensasi membeku saat mendekati tanah.

3. Hujan beku

Hujan beku terbentuk ketika hujan turun di bawah suhu yang beku.

4. Salju

Salju biasanya terlihat di awan cirrus yang tinggi dan tipis dan turun ketika suhu atmosfer berada di atas titik beku.

5. Hujan es bercampur salju atau sleet

Sleet adalah salah satu bentuk presipitasi yang terdiri dari hujan atau salju yang bercampur dengan butiran es. Sleet terbentuk ketika salju mencair saat jatuh melalui lapisan udara hangat.

6. Gerimis es yang mencair atau disebut dengan virga

Virga juga merupakan salah satu bentuk presipitasi yang jatuh ke permukaan bumi namun menguap sebelum sampai ke daratan. Peristiwa ini sering dijumpai di wilayah padang pasir yang beriklim panas.

7. Debu intan

Debu intan adalah kristal es yang terbentuk pada suhu di bawah -30 derajat celcius.

Sumber: Amalia dkk. 2019. Jurnal Geocelebes Volume 3 Nomor 2: Distribusi Pengaliran Presipitasi Berdasarkan Topografi. Makassar: Universitas Hasanuddin.