Brilio.net - Muhasabah berasal dari kata hasiba yahsabu hisab yang secara etimologis berarti melakukan perhitungan. Dalam artian lain, muhasabah adalah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Muhasabah menjadi salah satu sarana untuk mengantarkan manusia mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah.

Dalam Islam, muhasabah bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah (habluminallah), hubungan kepada sesama manusia (habluminannas), dan hubungan dengan diri sendiri (habluminannafsi). Saat muhasabah, hendaknya manusia menyadari kekurangan diri sendiri dan kesalahan apa yang telah dilakukan dalam arti introspeksi diri.

Dengan senantiasa bermuhasabah diri, maka setiap muslim dapat mengetahui kelemahan serta sadar akan aib dirinya sendiri. Baik itu dalam hal amalan, ibadah, maupun aktivitas kehidupan duniawi. Oleh sebab itu, muhasabah memberikan pelajaran bagi manusia untuk lebih menyadari akan hak dan kewajiban sebagai umat muslim, karena segala perbuatan semata-mata hanya karena Allah.

Muhasabah memberikan pandangan baru terhadap segala sesuatu. Jika kamu terbiasa merenung dan bermuhasabah maka akan lebih memahami makna di balik kehidupan, sebab kehidupan di dunia sangatlah singkat dan jauh berbeda dengan kehidupan di akhirat yang kekal.

Lebih lanjut, untuk mengetahui mengenai muhasabah, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (13/4).

 

 

 

 

 

 

 

Jenis Muhasabah.

Muhasabah adalah mawas diri © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Berdasarkan buku berjudul "Jalan Menggapai Ridho Ilahi" yang ditulis oleh Abdul Aziz, dkk, menurut Ibnul Qayyim rahimahullah, muhasabah dibagi menjadi dua macam yaitu sebelum dan sesudah melakukan amalan atau perbuatan.

a. Sebelum melakukan amalan, yaitu dengan berpikir sejenak ketika hendak melakukan sesuatu atau perbuatan, dan jangan langsung mengerjakan sampai nyata baginya kemaslahatan untuk melakukan atau tidaknya.

Al-Hasan berkata, "Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berdiam sejenak ketika terdetik dalam pikirannya suatu hal, jika itu adalah amalan ketaatan pada Allah, maka ia melakukannya, sebaliknya jika bukan, maka ia tinggalkan."

b. Sesudah melakukan amalan, yaitu dengan introspeksi atau mawas diri atas perbuatan yang telah dilakukan. Yang mana introspeksi tersebut memiliki tiga macam.

- Mengintrospeksi ketaatan berkaitan dengan hak Allah yang belum sepenuhnya dilakukan, lalu juga muhasabah apakah sudah melakukan ketaatan pada Allah sebagaimana yang dikehendakiNya atau belum.

- Introspeksi diri terhadap setiap perbuatan yang mana meninggalkannya adalah lebih baik daripada melakukannya.

- Introspeksi diri tentang perkara yang mubah atau sudah menjadi kebiasaan dan masih dilakukan.

Keutamaan Muhasabah.

Muhasabah adalah mawas diri © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

1. Kritik diri atau muhasabah bisa menarik kasih dan pertolongan Allah SWT.

2. Muhasabah dapat mencegah seorang hamba jatuh ke jurang keputusasaan dan kesombongan atau ujub dalam beribadah, serta menjadikannya selamat di kemudian hari.

3. Muhasabah dapat membuka pintu menuju ketenangan dan kedamaian spiritual, dan juga membuat seseorang takut kepada Allah dan siksaanNya.

4. Menghindari manusia dari sikap paling suci.

"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS An-Najm: 32)

5. Menenangkan hati dan mendapatkan petunjuk.

Imam Al-Baidhawi dalam tafsirnya bahwa seseorang bisa terus berada dalam petunjuk jika rajin mengoreksi amalan-amalan yang telah ia lakukan. (Tafsir Al-Baidhawi).

Dalil tentang muhasabah.

Muhasabah adalah mawas diri © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

1. Surat Al-Hasyr ayat 18.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Dengan melakukan muhasabah diri, manusia akan membuka hati dan menyadari segala dosanya. Setelah itu, muslim yang taat akan bertaubat dan tak mengulangi kesalahannya.

Sebab taubat adalah bentuk penyesalan seorang muslim. Sebagaimana dalam hadits, Rasulullah bersabda "Menyesal adalah taubat." (HR. Ibnu Majah)

2. At-Taubah ayat 126.

"Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?"

Umar bin Khattab pernah mengatakan, "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, itu akan memudahkan hisab kalian kelak. Timbanglah amal kalian sebelum ditimbang kelak. Ingatlah keadaan yang genting pada hari kiamat".

3. Al Haqqah ayat 18.

"Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)." (QS. Al-Haqqah: 18)

Apa yang dikatakan Umar bin Khattab juga sesuai dengan sabda Nabi dalam hadits yang diriwayatkan Syadad bin Aus, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT."