Brilio.net - Saat mengunjungi sebuah daerah, tentu ingin menikmati sejarah di daerah tersebut. Nah, kalau berkunjung ke Riau, kamu akan menemukan sebuah kendaraan yang sangat unik.

Bas Kayu, salah satu kendaraan unik yang menggambarkan sejarah Riau. Sarana transportasi ini pernah jaya di masanya. Buat yang bingung, bas adalah Bahasa Melayu yang dalam Bahasa Indonesia artinya bus.

Mungkin, ketenaran Bas Kayu setara dengan oplet Mandra di sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Di masa lalu, oplet adalah sarana transportasi andalan warga Jakarta.

Bas kayu © 2018 brilio.net

Namun nasib Bas Kayu sedikit lebih beruntung. Karena moda transportasi tua ini sekarang dioperasikan untuk aktivitas pariwisata. Bas Kayu juga berpartisipasi di Festival Barongsai 2018 Kepulauan Riau (Kepri). Angkutan langka ini mampu menyedot perhatian wisatawan dan peserta festival.

Pada rentang waktu 1980 hingga 1995, Bas Kayu menjadi urat nadi transportasi warga Karimun. Namun, mulai masuknya angkot ke Karimun pada 1993, mengubah nasib Bas Kayu.

Bas kayu © 2018 brilio.net

Pengemudi Bas Kayu, Ahua, mengatakan angkutan lawas ini masih bisa bertahan dengan diubah fungsinya. "Bas Kayu ini unik dan awet. Dulu Bas Kayu ini menjadi moda transportasi utama. Tapi, sekarang sudah banyak angkot yang lebih baru. Angkot kecil memang lebih cocok dengan situasi Karimun saat ini. Lalu, mobil-mobil tua seperti ini difungsikan untuk yang lain. Bas Kayu ini lebih untuk pariwisata dan carteran," ungkap Ahua, seperti dilansir dari Facebook Kementerian Pariwisata, Jumat (23/3).

Bas Kayu menjadi moda transportasi utama para peserta Festival Barongsai 2018. Mereka berangkat dari hotel menuju venue menggunakan jasa kendaraan ini. Kapasitas kendaraan ini cukup besar dengan bangku panjang membujur saling berhadapan. Agar bisa memuat lebih banyak penumpang, pada bagian tengah ditambah bangku panjang dari kayu juga.

Bas kayu © 2018 brilio.net

"Kapasitasnya cukup banyak. Tergantung dari ukuran badan. Yang jelas wisatawan banyak yang suka karena suasananya jadi klasik. Wisatawan seperti diajak ke jaman dulu. Karena peserta Festival Barongsai ini bawaannya banyak, maka bangku ditengah di lepas. Biasanya ada juga yang menambahkan bangku di tengahnya," ujarnya lagi.

Bas Kayu memang unik. Moda ini adalah perpaduan antara besi dan kayu sebagai body. Kayu yang digunakan sebagai body adalah jenis sengi. Bagian yang sangat menyolok ornamen kayunya adalah kaca depan. Bagian ini sangat nyentrik karena kaca dibagi dua bagian dan bisa dibuka tutup untuk mengalirkan udara.

Selain bagian tepi kaca utama, pintu depan juga menggunakan kayu. Engselny biasa digunakan untuk pintu rumah biasa. Nuansa kayu semakin kental kala melihat sisi lain dari bas.

Kayu juga digunakan sebagai jendela samping mobil. Body bagian dalam juga dilapisi kayu, meski sisi luarnya dilapisi logam untuk menahan air saat hujan.

"Rangka utama mobil dari besi, tapi pada bagian tertentu ditempelin kayu. Pintu belakang juga sama memakai kayu, meski bagian luarnya ada lembaran besinya. Jenis kayu ini lebih awet dari besi. Kadang kayunya masih bagus, tapi besinya koropos," katanya.

Dikelilingi oleh laut dengan kadar garam tinggi, kayu tampaknya lebih kuat karena tidak korosi. Nuansa kayu juga sangat dominan pada bagian atas bas, meski sisi atasnya ditutup menggunakan seng.

"Semua terbuat dari kayu. Bas Kayu ini juga tidak memakai kaca pada body kiri kanannya. Penumpang bisa merasakan kesegaran udara laut di sini," tutur Ahua lagi.

Meski berumur tua, perawatan mesin Bas Kayu relatif mudah. Sebab, mesin yang digunakan untuk Bas Kayu adalah Mitsubish PS dan Toyota Rhino. Ahua menerangkan, Bas Kayu akan tetap awet asalkan tidak terlalu dipaksa memuat beban yang super berat.

"Kalau sparepart tidak sulit. Mesin mobil sama seperti seri mesin saat ini. Jadi tidak masalah. Yang jelas masih bisa bersaing," tegasnya.

Dengan banderol tiket jauh dekat Rp 5.000, wisatawan bisa menggunakan angkot warna biru atau hijau bila menuju Balai Meral. Angkot kuning menuju Balai Kapling, lalu daerah Balai Tebing terhubung dengan angkot cokelat.