Proses perpindahan panas melalui konduksi.

penjabaran mengenai konduksi © berbagai sumber

foto: Unsplash/Toa Heftiba

Seperti yang telah disinggung di atas, konduksi merupakan proses di mana panas dapat mengalir dari daerah yang memiliki suhu tinggi ke daerah yang memiliki suhu rendah di dalam satu medium atau antara medium yang berlainan dan bersinggungan secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar menurut teori kinetik. Suhu elemen suatu zat sebanding dengan energi kinetik rata-rata molekul yang membentuk elemen itu.

Dalam proses perpindahan kalor secara konduksi terdapat laju hantaran kalor. Laju hantaran kalor menyatakan seberapa cepat kalor dihantarkan melalui medium tersebut. Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas secara konduksi berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan yang disebut dengan hukum Fourier dan menjadi persamaan dasar konduksi.

Dasar hukum perpindahan panas melalui konduksi.

penjabaran mengenai konduksi © berbagai sumber

foto: Unsplash/Artturi Jalli

Hukum dasar untuk perpindahan panas secara konduksi diusulkan oleh seorang ilmuwan bernama J.B.J. Fourier pada tahun 1882. Joseph Fourier adalah salah seorang yang mempelajari proses perpindahan panas secara konduksi. Hukum dasar ini menyatakan bahwa q merupakan laju aliran panas dengan cara konduksi dalam suatu bahan, sama dengan hasil kali tiga dari besaran berikut:

1. k, konduktivitas termal bahan
2. A, luas penampang di mana panas mengalir dengan cara konduksi yang harus diukur tegak lurus terhadap aliran panas
3. dT/Dx adalah gradien suhu terhadap penampang tersebut

Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi terjadinya peristiwa konduksi di antaranya yaitu, pengaruh luas penampang yang berbeda, pengaruh geometri, pengaruh permukaan kontak, pengaruh adanya insulasi dan lainnya.

Sumber: Rokhimi dkk. 2015. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Volume 6 Nomor 1: Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor Konduksi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.