Brilio.net - Berbicara adalah salah satu cara utama seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Sebagai makhluk sosial, tentu semua orang tidak bisa lepas dari interaksi dengan sesama. Tak satu pun manusia yang bisa hidup tanpa berbicara kecuali karena ada gangguan pada fisik seseorang.

Namun seringkali seseorang melakukan kesalahan dalam berbicara. Disengaja ataupun tidak sengaja, perkataan yang terucap dari mulut seseorang dapat menyakiti perasaan orang lain yang mendengarnya.

Pada era modern saat ini, ketajaman lisan kadang juga terwujud dalam aktivitas di media sosial melalui status-status yang ditulis, kalimat pada kolom komentar, dan lain sebagainya. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (30/6), sudah semestinya sebagai umat Islam berkata secara lisan maupun tulisan dengan baik dan tidak menyakiti orang lain.

Seorang Muslim hendaknya berhati-hati terhadap lisan karena sebuah ucapan tersebut dapat menjerumuskan seseorang ke dalam neraka apabila lisannya tak dijaga. Wajib diingat pula, setiap lisan yang dilontarkan kepada orang lain, kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di akhirat. Seperti dalam Alquran surat Al Isra ayat 36, Allah berfirman:

Wa laa taqfu maa laisa laka bihii 'ilm, innas-sam'a wal-basara wal-fu'aada kullu ulaa'ika kaana 'an-hu mas'ulaa

Artinya:

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."

Allah juga berfirman dalam surat Qaf ayat 18 yang berisi tentang segala bentuk ucapan akan diawasi dan dicatat oleh malaikat yang akan mencatat amal baik dan amal buruk manusia semasa hidupnya.

Maa yalfizu ming qaulin illaa ladaihi raqiibun 'atiid

Artinya:

"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."

Dalam suatu hadits Rasullulah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan manusia agar tak banyak bicara, kecuali berbicara untuk hal-hal yang penting, bermanfaat ataupun untuk mengingat Allah.

"Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berzikir kepada Allah; sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hari, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras." (HR. Tirmidzi).

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).

2 dari 2 halaman

Keutamaan menjaga perkataan dalam Islam.

1. Dijanjikan surga oleh Allah.

Seorang Muslim yang dapat menjaga dan mengontrol lisannya dari ucapan-ucapan buruk dan membuat orang lain sakit hati, maka Allah menjanjikan surga baginya. Dalam sebuah hadits, dari Sahl bin Sa'ad RA, Rasulullah bersabda:

"Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah – serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya." (HR. Al-Bukhari)

2. Dijauhkan dari siksa neraka.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda:

"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam." (HR. Al-Bukhari)

Dari hadits tersebut menjelaskan bahwa orang yang tidak dapat menjaga lisannya, maka ia akan terjatuh dalam neraka. Dan sebaliknya, untuk seorang Muslim yang dapat menjaga lisan tutur katanya maka akan dijauhkan dari siksa neraka.

3.Memiliki kedudukan yang tinggi.

Dengan menjaga lisan, seorang Muslim akan terhindar dari perkataan-perkataan dosa yang bisa berujung pada dosa. Selain itu, kedudukan seorang Muslim yang dapat menjaga lisannya akan lebih tinggi daripada orang yang suka berkata-kata kotor.

Suatu hari Rasulullah SAW ditanya, "Siapakah Muslim yang paling utama?" Beliau menjawab, "Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain." (HR. Bukhari)

4. Dijauhkan dari kebinasaan.

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang-orang yang berbicara tanpa berpikir dan tidak mampu menjaga lisannya, maka ia akan binasa di akhirat. Bahkan wajahnya akan tersungkur dalam neraka.

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau berbincang dengan Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu: "Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?" Jawabku: "Iya, wahai Rasulullah." Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda, "Jagalah ini." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?" Maka beliau bersabda, "Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?" (HR. Tirmidzi)

5. Meningkatkan keimanan seseorang.

Menjaga lisan termasuk dalam perbuatan yang meningkatkan iman seseorang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

6. Terhindar dari dosa.

Dari 'Uqbah bin 'Aamir, dia berkata, "Aku bertanya, wahai Rasulullah, apakah sebab keselamatan?" Beliau menjawab, "Kuasailah lidahmu, hendaklah rumahmu luas bagimu dan tangisilah kesalahanmu." (HR. Tirmidzi)

Dengan menjaga lisan, seorang Muslim juga akan terhindar dari dosa. Ketika seseorang menjaga lisannya, maka ia juga menjaga diri dari perbuatan menyakiti seseorang yang akan mendatangkan dosa.

7. Terhindar dari sifat keras hati.

Dari Ibnu Umar RA, katanya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda:

"Janganlah engkau semua memperbanyak kata, selain untuk berzikir kepada Allah Ta'ala, sebab sesungguhnya banyaknya pembicaraan kerasnya hati dan sesungguhnya sejauh – jauh manusia dari Allah ialah yang berhati keras, yakni enggan menerima petunjuk baik." (HR. At Tirmidzi)

8. Mendapat keberuntungan di akhirat.

Diriwayatkan oleh Khlaid bin Abi 'Imran, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Semoga Allah merahmati seorang hamba, yang telah berkata benar maka ia akan mendapatkan keberuntungan yang besar atau diam dari keburukan maka ia akan selamat." (HR. Ibnu Al Mubarak)