Brilio.net - Debat capres kelima yang diselenggarakan di Hotel Sultan Jakarta, pada 13 April 2019 mengusung tema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta perdagangan dan industri. Debat tersebut menampilkan pasangan capres-cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, serta pasangan capres-cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sebagai akhir dari tahapan kampanye, debat kelima ini menjadi pelengkap dari keseluruhan tema debat yang telah berlangsung sejak 17 Januari lalu. Sebagai debat terakhir, setiap pasangan memberikan argumen terbaik mereka dengan menyampaikan berbagai rancangan program kerja yang akan mereka lakukan jika terpilih nanti.

Dalam debat malam ini, salah satu rancangan program kerja yang disampaikan calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin berhasil mencuri perhatian publik. Ia menyampaikan program pembangunan "Dewi" dan "Dedi" untuk menggenjot sektor-sektor perekonomian di desa.

Ternyata penggunaan istilah nama-nama yang unik bukan kali ini saja disampaikan capres-cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dalam debat-debat sebelumnya, keduanya juga menyampaikan istilah atau nama unik untuk rancangan program kerja yang akan dijalan jika terpilih kelak. Apa saja? Berikut rangkuman Brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (13/4).

1. DILAN.

Istilah Dilan disampaikan calon presiden Joko Widodo dalam Debat Capres ke-4, yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Shangri-La Jakarta, Sabtu (30/3). Tema debat saat itu mengusung tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional.

Joko Widodo menyampaikan pemikirannya soal pemerintahan. Menurutnya pemerintahan Indonesia ke depan harus mengenal dan menjalankan program DILAN, yang berarti adalah digital melayani.

"Diperlukan pemerintahan 'Dilan', digital melayani, karena yang pelayanan bukan melayani, tapi juga kecepatan berbasis elektronik," kata Jokowi kala itu.

Menurut Jokowi, pemerintahan Indonesia di masa depan harus melek elektronik dalam pelayanan publik. Semuanya perlu perubahan agar masyarakat bisa mudah mengakses apa saja dan kekinian.

2. DUDI.

Istilah DUDI disampaikan oleh calon wakil presiden Ma'ruf Amin dalam debat antar-cawapres di Hotel Sultan, Jakarta pada Ahad malam, 17 Maret 2019. Istilah yang disampaikan Ma'ruf Amin kala itu sempat membingungkan penonton. Kemudian Ma'ruf menjelaskan maksud dari istilah DUDI, yakni Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Istilah itu disampaikan Ma'ruf ketika menjawab pertanyaan mengenai dana riset. Kala itu ia menjanjikan pembentukan Badan Riset Nasional untuk mengkoordinasikan semua dana riset.

"Kita juga memang merencanakan untuk mengikutsertakan semua pihak terutama pemerintah, akademisi dan DUDI," kata Ma'ruf.

3. DEWI.

Pada debat kelima atau terakhir yang berlangsung di Hotel Sultan Jakarta, pada 13 April 2019 ini mengusung tema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta perdagangan dan industri ini, Ma'ruf Amin menyampaikan istilah DEWI, yang dimaksud ialah desa wisata.

4. DEDI.

Sama halnya dengan DEWI, istilah DEDI juga disampaikan dalam debat terakhir tersebut, di mana DEDI adalah istilah untuk desa digital.

Menurut Ma'ruf, Dewi dan Dedi akan memberikan banyak lapangan pekerjaan, termasuk bagi perempuan. Diharapkan dengan adanya dua hal tersebut akan melahirkan hal-hal baru untuk pertumbuhan ekonomi di desa.

"Saya tahu persis, sudah beribu-ribu ibu tertolong dengan program perekonomian di desa selama ini. Oleh karena itu kami akan terus membangun. Di desa-desa, kami akan bangun 'Dewi' dan 'Dedi' yakni desa wisata dan desa digital," kata Ma'ruf.

Selain keempat nama unik di atas, Jokowi-Ma'ruf Amin juga membanggakan progam membina ekonomi keluarga sejahtera (Mekaar) yang membantu kaum perempuan yang tidak memiliki modal untuk membuka dan mengembangkan usahanya. Program ini telah dijalankan Jokowi selama empat tahun belakangan, seperti dilansir dari Liputan6.

Saat ini nasabah Mekaar sudah mencapai 4,2 juta nasabah. Pihaknya menargetkan jumlah nasabah mencapai 10 juta nasabah.

"Kami memiliki program Mekaar dari PNM sudah tahun ini 4,2 juta nasabahnya targetnya sekarang Rp 10 juta," kata Jokowi.

Selain itu juga ada nama UMi, singkatan dari program pembiayaan Ultra Mikro yang membantu ekonomi masyarakat.

“Berkaitan dengan UMi selama 1,5 thn ada 1,1 juta nasabah. Ultra mikro lebih kecil lagi. apabila jalan ini sudah koreksi sehingga wanita bisa produktif. Bank wakaf juga sama, hampir 90 persen nasabahnya,” sambung calon presiden 01 itu.