Ya, bocah yang dimaksud adalah Denny Caknan. Denny terlahir dari keluarga yang kurang mampu.

Ia pun harus banting tulang untuk membantu perekonomian keluarga. Lulus dari SMA pada tahun 2012, Denny memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan advertising bagian desain grafis, selama 4 tahun.

Ingin mendapatkan pekerjaan yang fleksibel, akhirnya pria kelahiran 1993 ini menjadi pegawai honorer untuk Dinas Lingkungan Hidup. Bukan berarti duduk di meja kantor dan berdasi, Denny Caknan justru bekerja di pinggir jalan.

Pria asal Ngawi ini bertugas menanam pohon hingga menyapu di pinggir jalan dan membersihkan sampah-sampah kota yang berserakan. Hal itu ia ungkapkan sendiri di kanal YouTube Dunia Manji yang diunggah pada 2020 silam.

"Kamu tuh tadinya pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kalo nggak salah di Ngawi?" tanya Anji yang dikutip brilio.net, Jumat (9/2).

"Iya di DLH, kerjanya di pinggir jalan, nanemin pohon dan bersihin sampah," jawab Denny.

bocah dulu tukang sapu © berbagai sumber

foto: Instagram/@denny_caknan

Saat itu, Denny sedang berkuliah di Universitas Soerjo Ngawi. Pekerjaan menyapu jalanan ia lakukan untuk membayar biaya kuliahnya. Bayarannya dulu hanya Rp 700 ribu per bulan.

Walaupun merasa tidak berat, ia tak menampik bahwa mentalnya sangat diuji saat menekuni profesi tersebut. Pasalnya, Denny Caknan sempat merasa malu ketika ia kedapatan menjadi tukang sapu oleh teman-temannya.

"Sini kerja kan cuma 3 jam. Jadi jam 7 sampe jam 10. Ya enak. Cuma risikonya ya mentalnya harus kuat," kata pelantun lagu Satru tersebut.

"Itu kan depan warung-warung gitu kan. Setiap minggu ada car free day. Jadi teman-teman yang kita kenal lagi ngopi di depan. Saya di belakangnya, bersih-bersih sampah," imbuhnya.

Kendati demikian, ia tetap melakukan pekerjaan tersebut hingga tujuh bulan. Denny pun tak menyesali keputusannya waktu itu untuk menjadi tukang sapu.

"Itu berjalan sekitar 7 bulan atau nggak 6 bulan," jelasnya.

Setelah berhenti, Denny Caknan fokus menapaki karier sebagai seorang penyanyi. Tidak langsung berjalan dengan mulus, mantan kekasih Happy Asmara ini bahkan sempat hanya diberi honor sebesar Rp 50 ribu atau Rp 150 ribu untuk satu kali manggung.

Denny Caknan juga bercerita tentang kisah yang kurang mengenakkan saat dirinya terbelit dengan hutang-hutangnya. Saat itu, ia pernah memiliki hutang sebanyak Rp 120 juta, karena sering kalah saat melakukan judi kecil-kecilan di kampungnya.

Jumlah utang yang fantastis ini sengaja ia sembunyikan dari orang tuanya. Segala cara ia lakukan, termasuk menggadai sejumlah barang berharga yang dimilikinya.

Namun tak disangka, tiba-tiba jalan untuk melunasi hutang terbuka. Lagu ‘Kartonyono’ yang dibuatnya meledak dan booming di YouTube. Dari penghasilannya itu, ia bisa membayar semua hutang-hutang.

bocah dulu tukang sapu © berbagai sumber

foto: Instagram/@denny_caknan

Sejak lagunya booming, suami Bella Bonita ini memilih untuk fokus mengembangkan kariernya di dunia musik dengan karya berbahasa Jawa. Dari pantauan brilio.net, sampai saat ini Denny Caknan memiliki 30 lagu berbahasa Jawa. Seperti lagu Sugeng Dalu, Los Dol, Satru, Satru 2, Widodari, Kalih Welasku, hingga Cundamani.

Berkat kesuksesan lagu-lagunya, Denny bisa meraup penghasilan tinggi. Bayaran Denny sekali manggung ditaksir mencapai Rp 130 juta.

Belum lagi penghasilannya dari adsense YouTube. Pada masa awal ia mulai menerima cuan dari platform berbagi video itu, Denny sudah menerima Rp 20 juta, yang kemudian bertambah menjadi Rp 60 juta seiring peningkatan jumlah subscribers dan views.

Nggak heran bila ia mampu membangun rumah yang ditaksir seharga Rp 15 miliar. Rumah mewah tiga lantai miliknya itu berada di Ngawi, Jawa Timur, tak jauh dari posisi rumah orang tuanya.

bocah dulu tukang sapu © berbagai sumber

foto: YouTube/Jejak Richard

Tampak luar, rumah mewah itu terlihat lebih tinggi dibanding rumah-rumah lain di sekitarnya. Desain bangunannya pun modern dan estetik, dengan gaya eksterior terkini, dipagari pagar kayu.