Diksi adalah © 2022 berbagai sumber foto: freepik.com

Secara umum diksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan leksikal dan diksi berdasarkan maknanya. Dalam buku berjudul "Panduan Penulisan Naskah Ilmiah" yang ditulis oleh Yogiswari (2019), berikut jenis diksi.

a. Jenis diksi berdasarkan leksikal.

1. Sinonim.
Sinonim adalah diksi yang dipilih karena memiliki persamaan makna. Diksi ini dipilih untuk memberikan kesan yang lebih baik atau halus, misalnya kata mati diganti dengan wafat.

2. Antonim.
Antonim adalah diksi yang maknanya berlawanan dengan ungkapan lainnya, contohnya buruk lawan katanya baik.

3. Polisemi.
Polisemi adalah satuan kata yang memiliki makna lebih dari satu. Contohnya kepala yang dapat diartikan sebagai bagian tubuh atas tetapi juga berarti sebuah jabatan dalam suatu perusahaan.

4. Hiponim.
Hiponim adalah diksi yang maknanya meliputi makna lainnya. Misalnya kata salmon yang mencakup makna ikan di dalamnya.

5. Hemonim.
Homonim adalah diksi yang ejaan dan pengucapannya sama tetapi maknanya berbeda. Contohnya bisa berarti racun ular, dan bisa yang berarti mampu.

6. Homofon.
Homofon adalah diksi yang pengucapannya sama tetapi penulisan maknanya berbeda. Contohnya kata 'Bang' untuk sebutan orang yang lebih dewasa, dan kata 'bank'.

7. Homograf.
Homograf adalah diksi yang mempunyai persamaan dalam ejaan, tetapi pengucapan dan maknanya berbeda. contoh buah apel dan apel pagi.

b. Jenis diksi berdasarkan maknanya.

1. Makna denotasi, adalah makna sebenarnya yang sebenarnya atau sesuai dengan apa yang tersurat di dalam kamus. Misalnya adik makan nasi, artinya makan berarti memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

2. Makna konotasi, adalah makna yang tersurat dan merujuk pada sesuatu hal lainnya atau bisa disebut dengan makna kiasan. Contohnya, saat mendengar ucapannya aku seperti makan hati. Arti dari makan hati sendiri sesuai dengan kamus, namun harus digabung dengan kata hati, yang berarti sedang marah atau kecewa.