Brilio.net - Kita mengenal Sahara sebagai gurun terluas di dunia. Namun, gurun terpanas di dunia bukanlah Sahara. Seperti diketahui, suhu lingkungan di gurun Sahara bisa mencapai 100 derajat Fahrenheit atau 38 derajat Celcius pada siang hari di musim panas.

Meski demikian, ternyata ada gurun lain yang suhu permukaannya lebih tinggi dari Sahara. Wow, kira-kira dimana ya? Ternyata, gurun terpanas di dunia adalah gurun Lut di negara Iran.

Gurun Lut dikenal dengan salinitas tertinggi di Iran bagian tenggara. Gurun tersebut memiliki luas 51.800 kilometer persegi dan panjang sekitar 480 kilometer serta lebar 320 kilometer. Hal inilah yang berhasil menjadikannya sebagai gurun pasir terbesar ke-25 di dunia. Terletak di Asia dan Afrika. membuat gurun ini dikenal sebagai 'Gurun Afrika-Asia'.



Dikutip dari britannica.com, di atas awan gurun ini diselimuti oleh lava yang berwarna gelap. Menurut legenda yang beredar, lava gelap itu berasal dari gandum yang pernah terbakar. Tingginya suhu tersebut membuat makhluk hidup pun enggan untuk tinggal, bahkan hanya sekadar lewat saja. Tanaman kaktus yang terkenal bisa tumbuh di suhu panas pun juga tidak mampu bertahan di tempat seperti ini.

Gurun Lut terpanas © 2023 brilio.net

foto: britannica.com

Suhu panas tanah di Gurun Lut disebabkan oleh udara panas yang terperangkap di atas bukit pasir. Menurut Science Alert pada tahun 2005 suhu di gurun Lut mencapai titik tertingginya, yaitu 70,7 derajat Celcius. Bahkan saking panasnya, gurun ini sampai bisa ditinggali oleh makhluk hidup. Jangankan makhluk hidup, bakteri pun tidak bisa bertahan hidup disini.

Panas matahari ini kemudian tersimpan di permukaan Gurun Lut. Hal tersebut didukung oleh warna tanah yang dimiliki Gurun Lut. Karena semakin gelap permukaan tanah, akan semakin panas juga suhu disekitarnya. Dalam sejarah suhu terpanas gurun Lut sejak 2003 hingga 2009. Perubahan suhu yang ekstrem sering terjadi di gurun Lut, seperti ketika malam datang suhu disekitar gurun berubah drastis.

Gurun Lut terpanas © 2023 brilio.net

foto: surfiran.com

Pada saat musim kemarau, suhu permukaan gurun yang panas di siang hari bisa menjadi dingin di malam hari. Lantas apa yang memicunya? Dilansir brilio.net dari Livescience, terdapat dua faktor yang mempengaruhi terhadap perubahan suhu yang drastis, yaitu pasir dan kelembaban. Nyatanya, pasir tidak mampu menahan panas dengan baik.

Radiasi pasir yang disebabkan oleh energi matahari dapat meningkatkan suhu udara pada siang hari. Namun, radiasi akan dipancarkan ke udara pada saat malam hari. Saat malam hari tidak ada sinar matahari, artinya, energi panas tidak lagi dialirkan ke dalam pasir sehingga menyebabkan suhu pasir menjadi lebih dingin. Selain itu, suhu di padang pasir itu kering atau kelembabannya sangat rendah. Meskipun air dapat menyimpan panas. Di daerah dengan kelembaban tinggi, panas siang hari tidak langsung turun menjadi dingin di malam hari.

Pada saat yang sama, di gurun dengan kelembaban udara yang sangat rendah, suhu udara dapat berubah dengan cepat siang dan malam. Karena perubahan suhu yang cepat dan drastis yang terjadi dalam satu hari, hanya hewan tertentu yang mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan gurun. Reptil adalah spesies hewan yang paling mudah ditemukan di padang pasir. Reptil memiliki kemampuan beradaptasi dengan cepat terhadap suhu udara. Hal ini karena reptil berdarah dingin. Hewan berdarah dingin memiliki kemampuan untuk mengubah suhu tubuhnya. Artinya, saat suhu lingkungan tinggi, suhu tubuh juga ikut naik. Di sisi lain, ketika suhu lingkungan rendah, suhu tubuh hewan menurun.

Gurun Lut terpanas © 2023 brilio.net

foto: surfiran.com