Brilio.net - Ketika mendengar kata gurun, salah satu hal yang terlintas di benak kita pasti adalah panas. Nggak salah sih, sebab secara geografis, gurun atau padang pasir memang merupakan suatu daerah yang menerima curah hujan sedikit. Dalam setahun jumlah curah hujan yang ada tak lebih dari 250 milimeter.

Lebih dari itu, berbeda dari pantai yang menawarkan pemandangan indah, gurun juga tak memiliki banyak daya pikat. Dari ujung ke ujung, yang terlihat hanyalah pasir. Jarang sekali atau bahkan malah tak ada pohon yang rindang ataupun kolam penuh air.

Meski begitu, rupanya tidak dengan apa yang dirasakan oleh para arkeolog. Di tengah panasnya Gurun Sahara, misalnya. Tak disangka, para arkeolog justru menemukan banyak fosil menakjubkan. Dengan kata lain, bagi mereka gurun bukanlah sekadar dataran penuh pasir, melainkan tempat 'bermain' sekaligus tambang pengetahuan.

Wah, lalu fosil apa saja ya yang sudah ditemukan oleh para ilmuwan tersebut? Daripada bertanya-tanya, yuk langsung intip rangkuman brilio.net berikut, dilansir dari Listverse, Jumat (2/8).

1. Ikan lele raksasa.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: nationalgeographic.com

Ikan lele raksasa merupakan spesies baru bernama Qarmoutus hitanensis. Spesies tersebut diyakini telah hidup sekitar 37 juta tahun yang lalu. Ia memiliki panjang sekitar 2 meter.

John Lundberg dari Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Drexel mengatakan bahwa fosil purba ikan lele tersebut tak berbeda jauh dengan ikan lele pada zaman sekarang.

"Meskipun fosil (itu) relatif (telah) lama, secara anatomis dan secara langsung masih sama dengan ikan lele yang hidup (saat ini)," kata Lundberg.

2. Buaya raksasa.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: seeker.com

Pada 2014, ahli paleontologi menemukan sisa-sisa salah satu buaya terbesar yang pernah ditemukan. Mereka kemudian menamainya Machimosaurus rex. Buaya tersebut memiliki panjang sekitar 9,8 meter dan berat setidaknya 2.993 kilogram.

Federico Fanti, peneliti dari dari Universitas Bologna mengatakan bahwa Machimosaurus rex kemungkinan merupakan predator teratas kala itu.

"Panjang tengkoraknya lebih dari lima kaki. Dia sangat besar dan sangat kuat sehingga benar-benar berada di puncak rantai makanan," jelasnya.

3. Spinosaurus.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: bbc.com

Spinosaurus bukan saja merupakan salah satu dinosaurus karnivora terbesar yang pernah hidup. Dari fosil yang ditemukan pada tahun 2014 di Gurun Sahara, terbukti bahwa ia merupakan dinosaurus pertama yang bisa berenang sekaligus satu-satunya dinosaurus semiquatic yang dikenal.

Ilmuwan mengatakan bahwa binatang itu memiliki kaki yang datar, seperti dayung dan lubang hidung di atas kepala yang memungkinkannya untuk menyelam.

"Tungkai belakang lebih pendek dari pada dinosaurus predator lainnya, cakar kaki cukup lebar, dan kaki hampir berbentuk dayung," jelas Nizar Ibrahim, ahli paleontologi dari University of Chicago.

4. Paus berkaki.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: listverse.com

Ratusan fosil menakjubkan telah ditemukan di situs paleontologis Wadi Al-Hitan atau "Lembah Paus" di Mesir. Paus berkaki adalah salah satunya. Kerangka paus tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1902. Sementara itu, kerangka terbesar yang pernah ditemukan ukurannya mencapai 21 meter dengan sirip lima jari yang berkembang baik.

5. Makhluk misterius berusia 480 juta tahun.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: livescience.com

Perdebatan para ilmuwan akan seekor makhluk misterius selama 150 tahun, akhirnya mulai terpecahkan pada awal 2019. Misteri tersebut terungkap ketika mereka menemukan sebuah fosil baru di Maroko. Setelah melalui penelitian yang panjang, mereka meyakini bahwa makhluk tersebut adalah echinodermata.

6. Warna biologis tertua di dunia.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: theguardian.com

Sebuah tim ilmuwan menemukan warna tertua dalam catatan geologis di bawah Gurun Sahara pada tahun 2018. Fosil-fosil yang digali itu memiliki beragam warna. Namun, setelah diencerkan, fosil-fosil itu memperlihatkan pigmen berwarna merah muda cerah dalam bentuk minyak. Pigmen merah muda yang cerah ini pun diyakini berumur 1,1 miliar tahun.

Menurut Nur Gueneli dari The Australian National University, pigmen kuno itu diekstraksi dari serpihan hitam laut di Cekungan Taoudeni di Mauritania, Afrika Barat. Gueneli mengatakan bahwa pigmen tersebut dihasilkan dari fosil molekul klorofil yang diproses oleh organisme fotosintesis kuno.

7. Pterosaurus baru dan sauropod yang belum diketahui.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: livescience.com

Menemukan dua spesies baru dalam satu ekspedisi merupakan impian banyak paleontologis dan salah satu tim ahli paleontologi telah mewujudkan mimpi tersebut pada 2008 lalu. Mereka menemukan pterosaurus baru dan dinosaurus sauropoda di Gurun Sahara. Pterosaurus diidentifikasi sebagai reptil terbang, sementara merupakan dinosaurus dengan panjang tulang berukuran lebih dari 0,9 meter.

8. Fosil ikan yang mengarah pada penemuan danau besar prasejarah.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: insider.si.edu

Pada 2010, para ilmuwan menemukan bukti danau besar prasejarah. Danau tersebut terbentuk di bawah pasir Sahara sekitar 250.000 tahun yang lalu ketika Sungai Nil membanjiri Sahara timur.

Banyaknya fosil ikan yang ditemukan sekitar 402 kilometer di sebelah barat Sungai Nil memainkan peran penting dalam penemuan dan penanda permukaan laut dari garis pantai tertinggi danau.

9. Cawan suci fosil dinosaurus.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: natureasia.com

Pada 2013, tim ilmuwan dari Mansoura University Vertebrate Paleontology (MUVP) menggali sebuah situs yang diyakini sebagai cawan suci fosil dinosaurus. Fosil yang berasal dari zaman Cretaceous tersebut memiliki ukuran sebesar bus sekolah.

Menurut Hesham Sallam, penulis utama studi ini, fosil yang ditemukan tersebut merupakan sisa-sisa paling lengkap dari dinosaurus di seluruh benua Afrika.

10. Fosil homo sapiens tertua.

fosil gurun sahara © 2019 brilio.net

foto: newyorker.com

Pada 1961, penambang di Maroko menggali beberapa potongan tengkorak di sebuah situs bernama Jebel Irhoud. Selain tulang, dari penambangan tersebut juga ditemukan pisau batu dan arang. Hal tersebut menunjukkan bahwa masa itu telah mengenal penggunaan unggun. Peneliti kemudian menjadikan temuan tersebut sebagai 'jam' sejarah.

Dengan menggunakan metode thermoluminescence, Dr. Hublin dan rekan-rekannya pun menghitung pisau batu tersebut telah terbakar sekitar 300 ribu tahun yang lalu. Dari situ ditambah dengan menilik rincian anatomi, mereka pun menyimpulkan bahwa fosil tersebut adalah homo sapiens tertua.

Meski begitu, klalim peneliti itu masih kontroversial. Para antropolog masih memperdebatkan ciri fisik yang membedakan manusia modern dari nenek moyangnya.