Cara penulisan insya allah.

Arti insya allah © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Banyak diantara kamu yang bertanya, penulisan yang benar itu "insya Allah" atau "in shaa Allah"? Dalam bahasa Arab penulisan yang benar adalah, sebagai berikut:

Artinya: "jika Allah menghendaki" atau "jika Allah berkehendak".

Dalam bahasa Indonesia, huruf bisa ditulis dengan "sy", sedangkan dalam bahasa Inggris, huruf tersebut ditulis dengan "sh". Sehingga ini yang membuat perbedaan, mengapa terkadang tertulis "insya Allah" dan kadang tertulis "in shaa Allah".

Pada dasarnya, manapun dari kedua cara penulisan tersebut, asalkan maksud dan bunyinya adalah seperti pada lafal diatas, maka dia benar. Hanya saja yang lebih umum dalam bahasa Indonesia adalah "insya Allah" sebagaimana ketika menulis "sholat isya" bukan "sholat isha".

Tak jarang, penulisan insya allah dalam bahasa Indonesia menggunakan spasi dan terkadang juga tanpa spasi "insyaallah". Namun, hal ini sama saja, jika maksudnya sesuai dengan tulisan dalam bahasa Arab, maka keduanya tidak salah.

Makna lafal insya allah.

Arti insya allah © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Insya allah merupakan kalimat sederhana, namun memiliki makna yang dalam. Dalam buku berjudul Sepenggal Cerita Sejuta Makna yang ditulis oleh Abdul Wahid Al-Faizin, berikut ini tiga makna kata insya allah bagi umat muslim.

1. Adab kepada Allah.

Pengucapan kata insya allah juga merupakan adab seorang hamba kepada Tuhannya. Hal ini tertera pada surat Al-Fath ayat 27, yang artinya:

"Sungguh, Allah akan membuktikan kepada RasulNya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka, Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat."

2. Bentuk tawakal.

Lafal insya allah pada hakikatnya merupakan bentuk berserah diri seorang hamba atas terlaksananya segala sesuatu yang telah dia tekadkan hanya kepada Allah. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah dalam Alquran, bahwa Allah berfirman:

"...kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, bertakwalah kepada Allah.." (QS. Ali Imran ayat 159).

3. Bukti kekuatan aqidah.

Kata insya allah merupakan bukti kekuatan aqidah seorang umat muslim yang selalu mengaitkan apa yang terjadi di masa depan dengan kehendak Allah. Kekuatan aqidah ini menjadi kesadaran manusia bahwa segala rencana dan keinginannya harus tunduk pada kehendak Allah SWT.