Brilio.net - Tak dapat dipungkiri, bullying acap kali menjadi sesuatu hal yang ditakuti oleh setiap orang. Bullying didefinisikan sebagai perilaku agresif atau kerusakan dengan cara berulang dan melibatkan perbedaan kekuatan dan kekuasaan.

Dalam artian lain, bullying adalah perilaku menyakiti orang lain dengan cara menyakiti mental dan fisik. Hal ini dilakukan oleh individu atau kelompok secara berulang dengan hubungan kekuasaan yang tidak setara antara bully dan victim atau korban. Tindakan bullying merupakan bagian dari perilaku agresi, seperti ejekan, hinaan, dan ancaman.

Bahkan perilaku bullying bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28B ayat 2 yang berbunyi, "Menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Bullying tidak hanya terjadi di sekolah, tempat kerja dan lingkungan sehari-hari, namun semenjak munculnya media sosial, dengan mudahnya seseorang dapat melakukan bullying tanpa harus mengenalnya. Aksi bullying ini pastinya dapat merugikan korban hingga memengaruhi psikisnya. Bahkan fenomena bullying dapat menyebabkan pelakunya bertindak semena-mena terhadap korban.

Lebih lanjut, kamu dapat memahami arti bullying, penyebab, jenis, dan cara mengatasinya. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Minggu (3/7).

Arti bullying.

Arti bullying © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Kata bullying berasal dari bahasa Inggris yang artinya penindasan atau rusak. Tujuan bullying ini untuk menyakiti orang lain dan dilakukan secara terus-menerus. Berikut pengertian bullying menurut para ahli.

1. Roland dan Vaaland (2006).

Bullying merupakan pelecehan mental atau fisik korban yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Bullying diasumsikan sebagai hubungan kekuasaan yang tidak setara antara bully dengan sang korban, sehingga kejadiannya terus berulang dari waktu ke waktu.

2. Smith dan Thompson.

Bullying adalah seperangkat tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dan menyebabkan kecederaan fisik serta psikologikal yang menerimanya. Sehingga dapat diartikan bahwa pelaku bullying ini menyerang korban secara sadar dan sengaja tanpa memikirkan kondisi korban.

3. Riauskina, Djuwita, dan Soesetio.

Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa atau siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

4. Caloroso.

Bullying adalah akan selalu melibatkan adanya ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, dan teror.

5. Olweus (1997).

Bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban.

 

 

Penyebab bullying.

Arti bullying © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Berikut ini faktor penyebab seseorang melakukan bullying, di antaranya sebagai berikut.

1. Faktor keluarga.

Jika seorang anak tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang terlalu emosional, dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang salah satunya perilaku bullying.

2. Faktor media massa.

Anak-anak maupun remaja merupakan kelompok yang paling mudah untuk dipengaruhi, sebab mereka sedang mencari jati diri sehingga sangat mudah meniru atau mencontoh apa yang dilihat. Seperti pada film atau sinetron yang berisi adegan kekerasan dan sebagainya.

3. Tradisi senioritas.

Seringkali di sekolah, tempat kerja, maupun lingkungan akan kerap terjadinya tradisi senioritas selama beberapa generasi. Tradisi ini dapat menyebabkan korban merasa terintimidasi karena mendapatkan kekerasan dan perlakuan yang tidak adil.

4. Perbedaan kelas.

Penyebab bullying terjadi juga disebabkan adanya perbedaan kelas seperti halnya senior dan junior, ekonomi, gender, etnis, agama, dan ekonomi yang dapat memicu terjadinya tindakan bullying.

 

Jenis bullying.

Arti bullying © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Berikut ini jenis bullying menurut Field (2007), di antaranya sebagai berikut.

1. Menggoda.

Menggoda adalah kekerasan verbal, ini merupakan bentuk yang berbahaya dan bullying juga dapat bertahan lama. Bentuk menggoda yang paling umum terkait dengan penampilan, seksualitas, dan persetujuan sosial. Contohnya seperti mengejek nama, melecehkan, berteriak, menghina, penyalahgunaan telepon, catatan buruk, dan lain sebagainya.

2. Pengucilan.

Pengucilan atau 'pengecualian atau hubungan' didasarkan pada manipulasi sosial dan dapat terjadi secara terbuka. Tujuan pengucilan adalah untuk menciptakan identitas kelompok yang menjadi mekanisme kontrol yang kuat. Contohnya seperti:

- Berpura-pura ramah terhadap korban dan kemudian secara sporadis berubah melawannya.
- Pemerasan dan ancaman, misalnya 'aku tidak mau menjadi temanmu jika tidak membelikan cemilan'.
- Gosip jahat dan desas desus yang dirancang untuk membuat anak-anak lain merendahkan korban, dengan cara mengekspos rahasianya kepada orang lain.

3. Fisik.

Bullying fisik melibatkan penyerangan secara teratur kepada seseorang yang lebih lemas. Bisa secara agresif langsung dengan cara memukul, menendang, meludah, mendorong, dan lain sebagainya.

4. Pelecehan.

Pelecehan pada umumnya melibatkan pertanyaan yang berulang, menjengkelkan, pernyataan atau serangan tentang masalah seksual, gender, rasial, agama atau kebangsaan, seperti halnya:

- Menarik celana atau baju korban di depan orang lain.
- Mengintip di bawah pintu toilet.
- Membuat permintaan seksual yang tidak diinginkan.

Cara mengatasi bullying.

Bullying dapat diatasi dengan mencegah sejak dini, seperti ketika masih anak-anak, dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut ini cara mengatasi bullying.

- Dengan cara memberikan pengetahuan dan cara untuk melawan tindakan bullying.

- Memberi contoh cara seperti mendukung, mendamaikan, dan melaporkan pada orang yang lebih dewasa untuk membantu korban bullying.

- Beri perhatian dan interaksi dengan anak sehingga mendapatkan kemampuan yang berani dan tegas.

- Mengajarkan rasa peduli dan etika pada sesama manusia.

- Mendampingi anak untuk melihat informasi di media sosial atau televisi.

- Menanamkan rasa kasih sayang dan nilai keagamaan pada anak-anak.

- Ajari anak tentang bullying agar anak tidak menjadi korbannya

- Ajari anak untuk tidak berlaku kasar secara fisik atau verbal pada teman-temannya di sekolah

Sumber: Karyanti dan Aminudin. 2019. Cyberbullying dan Body Shaming. Penerbit K-Media.