Setiap orang pasti memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda. Namun kadang kala kita menemui orang dengan sikap dan perilaku yang tak sesuai dengan harapan.

Ketidakcocokan inilah yang membuat kecanggungan dalam hubungan. Karena itu, banyak orang yang memilih menasihati secara langsung, atau menggunakan sindiran.

Bagi orang Jawa, biasanya lebih sungkan memberikan nasihat langsung karena terkesan menggurui. Karena itulah banyak kata-kata sindiran lucu yang sering digunakan.

Selain membuat orang yang yang disindir bisa sadar, kata-kata ini juga lucu dan terkesan menghibur. Selain itu, kata-kata ini juga bisa dikutip untuk caption media sosial atau bahan introspeksi diri.

Tunggu apa lagi? Berikut 60 kata-kata sindiran lucu bahasa Jawa dan artinya yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (6/9).

Sindiran bahasa Jawa untuk teman.

<img style=

foto: freepik.com

1. "Adewe ki mati-matian dinggo konco. Lah konco matai-matiian dinggo mateni adewe."

(Kita mah mati-matian buat teman, lah teman mati-matian buat matiin kita)

2. "Dadi wong ojo kaku-kaku, ndak koyo kanebo garing."

(Jadi orang jangan terlalu kaku, nanti seperti kanebo kering)

3. "Kadang mripat iso salah nyawang, kuping iso salah krungu, lambe iso salah ngomong, nanging ati ora bakal iso diapusi."

(Terkadang mata bisa salah melihat, telinga bisa salah mendengar, mulut bisa salah mengucap, tapi hati tak bisa dibohongi dan membohongi)

4. "Kadang niat apik ora mesti ditanggepi wong liya apik. Sante lain kalem bae."

(Kadang niat yang baik tidak selalu ditanggapi orang lain baik. Santai saja)

5. "Konco kok moro nek butuh tok. Rumangsamu aku pom bensin?"

(Teman kok kalau datang hanya pas butuh saja. Menurutmu aku ini pom bensin apa?)

6. "Kowe ngelih banget, po? Nganthi mangan omonganmu dewe"

(Kamu lapar banget? Sampai makan omonganmu sendiri?)

7. "Ngapusi kui hakmu. Nek kewajibanku yo mung etok-etok ora ngerti yen mbok apusi."

(Berbohong itu hakmu. Kewajibanku ya hanya pura-pura tak tahu kalau kamu bohongi.)

8. "Kacang iku gurih, tapi nek dikacangin iku perih."

(Kacang itu gurih, tapi kalau dikacangin itu perih)

9. "Ono papat sing iso ngilang. Pertama malaikat, keloro jin, ketelu setan, kepapat wong utang ra iso nyaur."

(Ada empat yang bisa menghilang. Pertama malaikat, kedua jin, ketiga setan, keempat orang utang gak bisa bayar)

10. "Tangi turu nyandak hape, arep turu nutuli hape. Ojo lali, nek arep mati selfieo disik."

(Bangun tidur pegang hape, mau tidur mencetin hape. Jangan lupa, kalau mau mati selfie lah dulu)

11. "Udane awet, koyo lambemu nek ngomel, gak leren-leren"

(Hujannya awet nggak reda-reda, seperti mulutmu kalau ngomel, tidak pernah berhenti)

12. "Uwong iku nek diapiki bales ngapiki. Nek wis diapiki malah nglarani iku berarti guduk uwong."

(Orang itu kalau dibaikin bales baikin. Kalau sudah dibaikin malah menyakiti, itu berarti bukan orang)

13. "Ojo rumongso biso, nanging bisoho rumongso."

(Jangan merasa bisa, tapi jadilah agar bisa merasa/peka)

14. "Atose watu akik isih kalah karo atose omonganmu."

(Kerasnya batu akik masih kalah dengan omonganmmu)

15. "Nek kowe ora nduwe sego, ojo mangan konco."

(Kalau kamu tidak punya nasi, jangan makan teman.)

16. "Ngaku konco kok gur pengen nuntut mulyo, pas konco ciloko malah lungo."

(Ngaku teman kok cuma mau menuntut kesenangan, saat teman susah malah pergi)

17. "Waktu adalah uang, yen kanca mbok jak dolan ngomong raenek wektu. Berarti wonge randue duwit."

(Waktu adalah uang, jika temanmu kamu ajak keluar tidak ada waktu berarti dia tidak punya uang)

18. "Niat kerjo, ora golek perkoro. Niat golek rejeki, ora golek rai. Ora balapan, opo maneh ugal-ugalan."

(Niat bekerja, bukan cari perkara. Niat mencari rezeki, bukan cari perhatian belaka. Bukan balapan, apalagi ugal-ugalan)

19. "Nek ngomong ojo nhuwur-dhuwur. Mengko lambemu iso kesampluk pesawat."

(Kalau ngomong jangan ketinggian. Nanti mulutmu bisa kesenggol pesawat)

20. "Kowe ki uwong opo kalkulator kok ra tau gelem salah!"

(Kamu itu orang apa kalkulator kok nggak mau salah!)

21. "Sesuk tak tumbasno cakram rem. Ben cocotmu ora blongg. Tuman."

(Besok aku beliin cakram rem. Biar mulutmu nggak blong. Kebiasaan)

22. "Ben akhire ora kecewa, dewe kudu ngerti kapan waktune berharap lan kapan waktune kudu mandeg."

(Biar akhirnya nggak kecewa, kita harus tahu kapan waktunya berharap dan kapan waktunya harus berhenti)

23. "Kudu semangat masio gak onok sing nyemangati."

(Harus semangat meski nggak ada yang menyemangati)

24. "Ojo nganti jahatku tangi seko turune sing angler nek apikku wes ora diregani".

(Jangan sampai jahatku terbangun dari tidur lelapnya ketika baikku sudah tidak dihargai)

25. "Dadi wong lanang ojo koyo krupuk. Teles sitik lemes."

(Jadi laki-laki jangan kayak kerupuk. Basah sedikit lemas alias gampang patah semangat)

26. "Konco plek, susah seneng bareng, gelem dijak soro, ora lali konco lawas. Konco ta*k, ono pas butuh tok, sak karepe dewe".

(Teman sejati, susah senang bareng, mau diajak susah, nggak lupa teman lama. Teman ta*, ada cuma pas butuh doang, sesuka hatinya sendiri)

27. "Lek seneng podo lali kabeh! Tapi lak susah podo takon posisi".

(Kalau lagi senang lupa semua! Tapi kalau lagi susah semuanya tanya posisi)

28. "Ojo kakean drama, sadaro iki urip ndek dunia nyata ora koyo drama Korea."

(Jangan kebanyakan drama, sadarlah ini hidup dunia nyata bukan seperti drama Korea)

29. "Ojo dadi pengecut koyo upil sing umpetan ning ngisor meja."

(Jangan jadi orang penakut seperti kotoran hidung sembunyi di meja)

30. "Elek yo ben, sing penting iso marai kangen."

(Jelek ya biarin, yang penting bisa bikin kangen)

31. "Aku ra nyongko kowe tego karo konco, apik ning ngarep, ning mburi ngelek-elek."

(Aku nggak menyangka kamu tega dengan teman, baik didepan, di belakang menjelek-jelekan)

32. "Ojo sombong nek dadi duwuran, ning pasar duwuran regane sepuluh ewu entuk telu."

(Jangan sombong kalau jadi atasan, di pasar atasan harganya sepuluh ribu dapat tiga)

33. "Foto DP kok karo pacare terus, opo mbiyen leh tuku hp urunan?"

(Foto DP kok sama pacarnya terus, apa dulu beli HP-nya patungan?)

34. "Wong ki yo nameti ngisor barang. Ojo Ndangak ae, nek kelilipen kapok."

(Orang itu harus lihat ke bawah. Jangan ke atas terus, kalau kemasukan debu baru tahu rasa)

35. "Yen tak sawang sorote mripatmu, ketoke kowe arep nembung utang karo aku."

(Kalau aku lihat sorot matamu, sepertinya kamu akan meminta utang padaku)

36. "Di jawab sing apik-apik wae, ngko tak kek i sewu."

(Dijawab yang baik-baik aja, nanti tak kasih seribu)

37. "Aku ra seneng ngrepoti kancaku ning kancaku seneng ngrepoti aku."

(Aku tak suka merepotkan temanku, tapi kok temanku suka merepotkan aku)

38. "Ojo salahne aku yen aku wes ora peduli ro awakmu, dikeki ati ngrogoh rempela."

(Jangan salahkan aku jika aku sudah tak peduli denganmu, dikasih hati malah minta ampela)

39. "Guyon ki mbok ojo kelewatan. Nek kelewatan ngko mutere kadohan."

(Bercanda itu jangan kelewatan. Kalau kelewatan, nanti putar baliknya jauh)

40. "Ngomong tok yo gampang, sing angel iku wahing karo melek."

(Ngomong aja gampang, yang susah itu bersin sambil membuka mata)

41. "Kerjo abot tak tekuni ben entuk dhuwit akeh nggo ngeramik lambemu".

(Kerja keras aku tekuni supaya dapat uang yang banyak buat pasang keramik di mulutmu)

42. "Telpon ora diangkat. Sms ora dibales. Whatsapp ora diwoco. Opo hp-mu ning njero dandhang?"

(Telepon nggak diangkat. Sms nggak dibales. Whatsapp nggak dibaca. Apa hp-mu di dalam dandang)

43. "Nek lambemu ono BPKB ne, mesti wes tak gade'ke."

(Kalau mulutmu ada BPKB-nya, pasti udah ku jual)

44. "Omonganmu koyo ciu, sitik ning marai ngelu."

(Omonganmu seperti alkohol, sedikit tapi bikin nyesek)

45. "Uripmu koyo wit gedhang. Duwe jantung tapi ora nduwe ati."

(Hidupmu kayak pohon pisang. Punya jantung tapi nggak punya hati)

46. "Urip dipaido. Mati ditangisi. Waras dilarani."

(Hidup dikritik. Mati ditangisi. Waras disakiti)

47. "Ojo dirungokno omongane wong liyo sing nduwe cangkem tapi ora nduwe utek."

(Jangan dengerin omongan orang lain yang punya mulut tapi nggak punya otak)

48. "Ojo nganti sabarku ilang mergo kon ngerteni kowe terus saben dino."

(Jangan sampai sabarku hilang karena harus ngertiin kamu terus setiap hari)

49. "Meneng kui luweh apik, ketimbang ngomong weng nambahi masalah".

(Diam itu lebih baik, daripada banyak omong menambah masalah)

50. "Umpomo fotomu ora editan. Opo kowe ora payu?"

(Seumpama fotomu nggak editan. Apa kamu nggak laku?)

Sindiran bahasa Jawa untuk kekasih.

<img style=

foto: freepik.com

51. "Cinta kuwi kadang koyo kripik telo, iso remuk nek ra ati-ati ne ngoowo"

(Cinta terkadang seperti keripik singkong, bisa hancur jika tidak hati-hati dibawa)

52. "Jare simbok timbang golek Pokemon, luwih becik golek jodo, simbok pengen gendong putu, dudu gendong Pikachu."

(Kata ibu daripada nyari Pokemon mending nyari jodoh, ibu pengin nimang cucu bukan nimang Pikachu)

53. "Nek jodo yo bakal jadi jodo, nek ora jodo yo tak kondangan wae karo nyumbang lagu kandas."

(Kalau jodoh ya bakal jadi jodoh, kalau tidak jodoh ya aku akan kondangan sambil nyumbang lagu Kandas.)

54. "Pacaran kui ra usah diumbar, sing penting undangan teko-teko kesebar."

(Pacaran itu tidak perlu dipamerkan, yang penting tiba-tiba menyebar undangan)

55. "Rasah sok romantis, nek akhire mung tragis. Mending seng humoris tapi akhire manis."

(Nggak perlu romantis, kalau akhirnya hanya tragis. Mending yang humoris tapi akhirnya manis)

56. "Truk wae nduwe gandengan, mosok kowe ora nduwe gandengan?"

(Truk saja punya pasangan, masak kamu nggak punya?)

57. "Witing tresno jalaran soko kulino, lunture tresno jalaran ono wong liyo."

(Cinta datang karena terbiasa, lunturnya cinta datang karena ada orang lain.)

58. "Aku janji ra nakal maneh, kecuali nakali koe."

(Aku berjanji tidak akan nakal lagi. Kecuali nakalin kamu)

59. "Kerjo tak tekuni. Duit tak celengi, dolan tak kurangi. Insyaallah taun ngarep sholatmu tak makmumi."

(Kerja ku tekuni. Uang aku kumpulkan, main aku kurangi. InsyaAllah tahun depan kamu jadi makmum salatku)

60. "Kowe nek sayang ngomong, ojo ngode terus. Aku dudu brangkas sing butuh kode."

(Kamu kalau sayang itu bilang, jangan memberikan kode saja. Aku bukan brangkas yang butuh kode)

61. "Uwong duwe pacar iku kudu sabar ambek pasangane. Opo maneh seng gak duwe."

(Orang yang punya pacar itu haruslah sabar dengan pasangan yang dimiikinya. Apa lagi yang nggak punya.)

62. "Pengen nyanding tapi kok not responding."

(Ingin memiliki tapi kok tidak ada respons.)

63. "Tresno iku ra delok sopo-sopo, tapi kok kowe pilih sek ngganteng."

(Cinta itu tidak melihat siapa-siapa, tapi kok kamu pilih yang ganteng.)

64. "Jare sopo cinta marai bahagia? Iyo nek dianggep, nek ora yo tetep remok."

(Kata siapa cinta bikin bahagia? Iya kalau dianggap, kalau nggak tetep remuk)

65. "Aku wedi kelangan kowe. Tapi aku luwih wedi yen kowe isin duweni aku."

(Aku takut kehilangan kamu. Tapi aku lebih takut kalau kamu malu punya aku)

66. "Ora ketemu sesasi rasane koyo 30 dino."

(Tidak ketemu satu bulan rasanya seperti 30 hari)

67. "Cintaku terhalang brengose bapakmu."

(Cintaku terhalang kumis ayahmu)

68. "Opo aku kudu dadi Via Vallen, ben iso diceluk sayang?"

(Apa aku harus jadi Via Vallen, biar bisa dipanggil sayang?)

69. "Sliramu kuwi koyo bintang, sing endah didelok tapi angel digayuh."

(Kamu itu seperti bintang, indah dipandang tapi susah diraih)

70. "Sliramu manis dek, kaya gula."

(Dirimu manis dek, seperti gula)

71. "Cukup nyawang koe sing ta sayang, kangen iki langsung ilang."

(Cukup melihat kamu yang aku sayang, rindu ini sudah langsung hilang)

72. "Tak kiro lali bales, tibake wes males."

(Aku pikir lupa membalas, ternyata udah malas)

73. "Getun? Blas ora, yangku saiki luweh sip."

(Menyesal? Sama sekali tidak, pacarku sekarang lebih baik)

74. "Ojo bangga sek, sakiki dee pacarmu lha nek sesok dee jodohku kowe iso opo?"

(Jangan bangga dulu, sekarang dia pacarmu tapi kalau suatu saat dia jodohku kamu bisa apa?)

75. "Asline aku ki setia, Ning akeh seng ra percoyo!"

(Sebenarnya aku itu setia, tapi banyak yang nggak percaya)

76. "Aku kon ngenteni kowe terus, lha rumangsamu aku cctv opo?"

(Aku kamu suruh nunggu kamu terus, lah menurutmu aku cctv apa?)

77. "Mesakne jek nom kok dilarani terus."

(Kasihan masih muda kok disaktin terus)

78. "Aku sing ngancani koe nibo tangi, kowe malah ngeliyo ati."

(Aku yang menemani jatuh bangun, kamu malah pergi ke lain hati)

79. "Elek-elekan ngene, ibukmu senengane kangen aku mangsane."

(Jelek-jelek gini, ibukmu sering kangen sama aku loh)

80. "Cintamu mentok neng dee'? durung ketemu tikungan wae sih jane."

(Cintamu mentok hanya dia? Hanya belum ketemu sama yang lain saja)

81. "Pas aku ngilang, pikirku kowe nggoleki, lakok jebul golek ganti."

(Ketika aku menghilang, aku pikir kamu bakal mencari, ternyata malah mencari ganti)

82. "Sori salah tompo, tak kiro sayang, bakno guk ngisi wektu luang."

(Maaf salah maksud, aku pikir sayang, ternyata hanya mengisi waktu luang)

83. "Durung jadian kok wis sayang-sayangan, sehat to?"

(Belum jadian kok udah sayang-sayangan, sehat kan?)

84. "Tresnoku seakan kata Save."

(Cintaku seperti kata menyimpan)

85. "Tresnomu koyo rumah makan Padang akeh cabange."

(Cintamu seperti rumah makan Padang banyak cabangnya)

86. "Tak nyenengke boss sek lagi kowe. Soale nek bose ra seneng aku ra bayaran."

(Membahagiakan bos dulu baru kamu, soalnya kalau bos nggak suka aku nggak bayaran)

87. "Aku sing ngekeki sajadah, gek malah dee sing berjama'ah."

(Aku yang memberi sajadah, kok malah dia yang berjamaah)

88. "Obat pahit ae marakke mari, mosok koe sing manis marakke loro."

(Obat yang pahit saja bisa bikin sembuh, masak kamu yang manis bikin sakit)

89. "Pantesan awakku ora lemu-lemu. Sing tak pangan harapan palsu."

(Pantas saja badanku tidak gendut-gendut. Yang aku makan harapan palsu)

90. "Nek buku jendela ilmu, sliramu jendela atiku."

(Kalau buku itu jendela ilmu, kamu jendela hatiku)

Sindiran bahasa Jawa untuk mantan.

<img style=

foto: freepik.com

91. "Ojo sebut aku mantan. Sebut wae aku alumni. Sopo reti dewe iso reuni."

(Jangan sebut aku mantan. Sebut aja aku alumni. Siapa tahu kita bisa reuni)

92. "Janjimu koyo balon, warna-warni tapi ra ono isine. Alias omong tok."

(Janjimu seperti balon, warna-warni tapi nggak ada isinya. Alias omong doang)

93. "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Mantan wis ning penghulu, aku iseh kesepian"

(Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, mantan sudah di penghulu aku masih kesepian)

94. "Aku tanpamu bagai nasi kucing hilang karetnya, hancur."

(Aku tanpamu bagai nasi kucing yang Aku tanpamu bagaikan sego kucing ilang karete. Ambyar)

95. "Jenenge pasangan, yen ora pas yo mung dadi angan."

(Namanya pasangan, kalau enggak pas yang cuma jadi angan.)

96. "Kenangan apik karo koe bakal tak eling nganti lali."

(Kenangan indah bersamamu akan aku ingat hingga sampai lupa)

97. "Ketemu ning Twitter, jadian ning Facebook, yang-yangan ning BBM, pedhot ning WhatsApp, ngedol mantan ning BukaLapak."

(Ketemuan di Twitter, jadian di Facebook, pacaran di BBM, putus di WhatsApp, jual mantan di BukaLapak.)

98. "Titenono nek aku mulyo seleraku wes udu kowe."

(Ingat ya kalau aku sukses seleraku bukan kamu lagi)

99. Saking galaune, krungu lagu Balonku wae atiku kemropok."

(Begitu galaunya sampai dengar lagu balonku aja hatiku hancur)

100. Sing modus dipercoyo sing tulus digawe sengsoro."

(Yang modus dipercaya yang tulus disia-siakan)

101. "Pie? Pacarmu sing saiki opo yo kuat ngragati kowe?"

(Gimana? Pacarmu yang sekarang apa kuat menanggung hidupmu?)

102. "Kui mantan opo pahlawan? Kok dikenang wae?"

(Itu mantan atau pahlawan? Kok dikenang terus?)

103. "Ketemu mergo Allah, janji demi Allah, tapi lungo demi dee."

(Ketemu karena Allah, janji demi Allah, tapi pergi demi dia)

104. "Tresnoku ge mantan koyo dinosaurus, pernah enek tapi wes punah." (Cintaku untuk mantan seperti dinosaurus, pernah ada tapi sudah punah)

105. "Dear mantan, sorry kowe sopo? Utekku wis tak kumbah, aku wes bungah."

(Dear mantan, kamu itu siapa? Otakku sudah aku cuci, aku bahagia sekali)

106. "Kabeh bakal ruwet karo mantan pada waktunya."

(Semua akan rumit dengan mantan pada waktunya)

107. "Seleramu wong top-top, yo aku mengkis-mengkis dek."

(Selera kamu orang yang elit-elit, ya aku capek dek (mengejarnya))

108. "Aku wes tau mencintaimu sakgedene bumi lan sak isine. Ning kok awakmu malah milih alien?"

(Aku sudah pernah mencintaimu dengan sebesar bumi dan seisinya. Tapi kok kamu malah memilih alien?)

109. "Wis cukup ngapusi aku, wis cukup nglarani aku, aku saiki wis bahagia."

(Sudah cukup bohongi aku, sudah cukup nyakiti aku, aku sekarang sudah bahagia)

110. "Dunyo nambah tuek, arep ngenteni opo maneh, wes wayahe nglalekne mantan."

(Dunia semakin tua, mau nunggu apa lagi, sudah saatnya melupakan mantan.)

Sindiran bahasa Jawa tentang kehidupan.

<img style=

foto: freepik.com

111. "Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundak cilaka."

(Jangan sok pintar nanti salah. Jangan curang, nanti jadi celaka)

112. "Ajar seko wulu kelek, meh kecepit tapi tetep tegar bertahan lan tetep tumbuh."

(Belajar dari bulu ketek meski selalu terhimpit tapi tetap tegar bertahan dan tetap tumbuh)

113. "Jenenge urep mesti akeh cobaan. Yen akeh saweran kui jenenge dangdutan."

(Namanya hidup itu pasti banyak cobaan. Kalau banyak saweran itu dangdutan)

114. "Jenenge wae urip, mesti akeh cobaane, nek akeh umbahane jenenge laundry."

(Namanya juga hidup, pasti banyak cobaan, kalau banyak cucian ya laundry)

115. "Dadi koe ngiri karo aku? Yo wis aku ngalah, aku tak nganan."

(Jadi, kamu iri sama aku? Ya, sudah aku mengalah saja, aku pergi ke kanan)

116. "Mbok ra mung ngopi terus, pisan-pisan ngombe teh. Ben ngerti yen urip ki ra mung pait, tapi yo ono sepete."

(Jangan cuma ngopi terus, sekali-kali minum teh. Biar tahu kalau hidup tidak cuma pahit aja, tapi juga ada sepetnya)

117. "Nek dee ngadoh ra mesti dee sengit, iso wae dee meh ngentut."

(Ketika dia mulai menjauh, bukan berarti dia benci, siapa tahu dia kentut)

118. "Nek dipikir kesuwen ki malah loro, nek dirasake dadi tambah loro. Tur nek loro tambah loro jumlahe dadi papat."

(Kalau dipikir kelamaan nanti sakit (loro=sakit), kalau dirasakan tambah sakit. Tapi kalo dua ditambah dua (loro=dua) jumlahnya jadi empat)

119. "Sak abot-abote masalahmu, nek ditimbang yo ra bakal payu."

(Seberat apa pun masalahmu, kalau ditimbang juga tidak akan laku)

120. "Ra usah iri kadang uripku ancen iso gawe kowe sensi."

(Tidak usah iri kadang hidupku memang bisa bikin kamu sensi)

121. "Yen ngomong ojo kelegen, mundak lambemu dirubung semut."

(Kalau bicara jangan kemanisan, nanti mulutmu dikerubungi semut)

122. "Urip kui ibarate kopi asli tanpo gendis. Yen koe ora iso carane nikmati, mesti rasane pait."

(Hidup itu ibarat kopi asli tanpa gula. Missal tidak bisa menikmati, pasti rasanya pahit)

123. "Wong Jowo kui jos! Bensin dadi bengsin, cokelat dadi soklat, mobil dadi montor, utang dadi lali."

(Orang Jawa itu memang mantap! Bensin jadi bengsin, cokelat jadi soklat, mobil jadi montor, utang jadi lupa)

124. "Guyon ora popo, sing penting ojo jotos-jotosan, yo."

(Bercanda tidak apa apa, yang penting jangan berantem ya)

125. "Dosa sing paling menyedihkan iku dosambat ora duwe duit."

(Dosa yang paling menyedihkan adalah pada mengeluh tidak punya duit)