Brilio.net - Siapa yang tak kenal dengan Tere Liye? Ia merupakan penulis novel ternama yang telah menghasilkan puluhan karya dan selalu laku keras di pasaran.

Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, dan Pulang. Karya-karya yang dihasilkan Tere Liye berhasil membuat pembacanya terpukau dan hanyut dalam alur cerita yang apik.

Selain novelnya yang berkualitas, Tere Liye juga kerap menyampaikan kata-kata bijak melalui karya maupun media sosialnya. Terdapat kata-kata bijak mengenai kehidupan dari Tere Liye yang penuh makna, dapat menjadi bahan renungan, dan menginspirasi.

Nah, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Senin (7/6), inilah kata-kata bijak dari Tere Liye tentang kehidupan yang penuh makna dan inspiratif.

1. "Hal menyakitkan akan membuat kita semakin dewasa. Kegagalan juga akan membuat kita semakin sabar. Rasa kecewa pun bisa membuat kita semakin memahami. Ketahuilah, batu berlian itu diasah agar berkilau indah. Diamplas, dipermak, panjang sekali proses yang dia lewati."

2. "Kita tidak akan pernah kecewa jika kita selalu mengendalikan harapan. Mau secanggih apa pun orang lain memupuk pesonanya, menimbun perhatiannya, kalau kita sempurna mengendalikan hati, no problem at all."

3. "Tidak ada kehilangan yang paling menyedihkan di dunia ini selain kehilangan kejujuran, harga diri, dan martabat."

4. "Cukup sekali menjelaskan sesuatu. Jika tidak didengarkan, tidak dipahami, maka itu bukan urusan kita lagi. Hindarilah perdebatan. Esok lusa, semoga orang lain akhirnya melihat penjelasan tersebut. Toh, perkara membolak-balik hati itu adalah hak mutlak Tuhan."

5. "Di dunia ini memang banyak: Yang saat dia minta tolong, kita tolong dia dengan sungguh-sungguh, menyisihkan waktu kita. Tapi saat giliran kita minta tolong, dia pura-pura lupa, sibuk, dan sebagainya. Banyak, tapi jangan berkecil hati. Tetap tulus menolong orang lain. Besok-besok akan terlihat siapa yang kualitasnya murni, siapa yang palsu, cuma KW 2 atau malah KW 4."

6. "Hati manusia itu bisa serapuh cermin. Sekali dia hancur lebur, memperbaikinya, menyusunnya kembali agar sama persis seperti sebelumnya adalah pekerjaan nyaris impossible."

7. "Orang yang menyayangi kita, tidak akan pergi meski kita sudah menyuruhnya pergi, berteriak, "tinggalkan aku sendiri." Orang yang menyayangi kita, tidak akan menyerah kepada kita, meski kita sudah bilang menyerah kepadanya."

8. "Jika kita ingin berubah, maka berubahlah karena diri sendiri. Jangan berubah karena orang lain. Besok lusa, orang-orang bisa berubah, kita juga bisa kecewa kepada orang lain."

9. "Rasa bersalah itu tidak menyelesaikan masalah. Apalagi mengubah sesuatu yang telah terjadi. Penyesalan juga tidak mengubah nasib. Apalagi mengubah masa lalu. Mau segunung rasa sesal kita, masa lalu akan tetap begitu. Tapi rasa bersalah dan penyesalan, bisa mengubah masa depan."

10. "Tidak semua orang bisa mengerti apa yang kita lakukan, pilihan yang kita buat, atau keputusan yang kita ambil. Tapi tidak mengapa. Jika kita yakin itu benar, jalani saja dengan yakin, besok lusa akan lebih banyak yang paham."

11. "Segala sesuatu yang baik selalu datang di saat terbaiknya. Persis waktunya, tidak datang lebih cepat maupun lebih lambat. Seperti jodoh, pekerjaan, rezeki, pertolongan, dan sebagainya. Itulah kenapa rasa sabar itu harus disertai keyakinan."

12. "Sayangi rasa sakit yang kita terima, peluk dengan erat. Maka semoga rasa sakitnya berkurang. Sungguh, apa-apa yang kita tidak sukai, boleh jadi itu amat baik bagi kita."

13. "Kalau ada yang menjelek-jelekkan kita, menuduh semaunya secara terbuka, maka tidak perlu dibalas balik, kasih saja "amnesti". Memang sakit rasanya dijelek-jelekkan, bikin marah, pengin balas, tapi itu tidak banyak manfaatnya, malah kontraproduktif. Jauhi saja pelakunya, biar tidak tertular mulut ember. Besok-besok akan terbuka sendiri siapa yang jelek, siapa yang tidak."

14. "Kejujuran itu seperti cermin. Sekali dia retak, pecah, maka jangan harap dia akan pulih seperti sedia kala. Secanggih apapun diperbaiki, tetap tidak sama lagi."

15. "Tidak semua ucapan orang lain itu harus didengarkan. Terlebih jika itu hanya prasangka, kesimpulan, apalagi penilaian sepihak dari orang yang kenal juga tidak dengan kita, apalagi memahami kita. Lebih baik fokus terus memperbaiki diri. Jika mengganggu kita, ambil jalan aman dengan menjaga jarak, atau bila perlu bangun benteng kokoh dari orang-orang ini. Dunia ini akan benar-benar gelap gulita jika semua ucapan orang dimasukkan ke dalam hati."

16. "Jadilah seperti samudra. Orang-orang hanya menatap permukaan, tidak tahu betapa dalam dan mengagumkan isinya. Mulai dari pengetahuannya, perjalanan hidupnya, kota-kota yang pernah dia kunjungi, amal kebajikan, bahkan kekayaan harta benda miliknya tersembunyi rapat. Jadilah seperti samudra. Sepatah pun dia tidak perlu pamer, tapi siapa pun yang menatapnya akan tahu betapa dalam samudera."

17. "Sakit hati itu temporer. Tapi pemahaman, pelajaran yang diperoleh bisa abadi. Rasa bahagia, senang, itu pun temporer. Tapi rasa syukur atas semua hal itu bisa abadi."

18. "Teman baik selalu membicarakan hal yang baik-baik tentang kita di belakang. Teman sejati lebih-lebih lagi dari itu, dia bahkan selalu berusaha meluruskan jika ada orang yang menilai keliru tentang kita. Maka, jelas sekali bukan termasuk teman kita apabila seseorang yang suka bicara menjelek-jelekkan kita di belakang."

19. "Jangan habiskan air mata untuk seseorang yang bahkan tidak tahu kita menangis untuknya. Jangan habiskan waktu memikirkan orang lain yang bahkan satu detik pun tidak balas memikirkan kita."

20. "Hanya orang-orang kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu. Meski sakit hati, menangis, marah-marah, sebal sekali, pada akhirnya bisa tulus melepaskan, dia sudah berhasil menaklukkan diri sendiri."

21. "Terkadang, kita terlihat kuat, bukan karena kita kuat sungguhan, tapi kita tidak punya pilihan lain, hanya itu yang tersisa. Maka, tidak mengapa. Besok-besok, semoga kita jadi kuat betulan, dan itu menginspirasi orang lain."

22. "Jika kalian tidak bisa ikut golongan yang memperbaiki, maka setidaknya janganlah ikut golongan yang merusak. Jika kalian tidak bisa berdiri di depan menyerukan kebaikan, maka berdirilah di belakang. Dukung orang-orang yang mengajak kebaikan dengan segala keterbatasan, itu lebih baik."

23. "Kita mendaki gunung agar kita bisa melihat dunia ini terbentang luas. Bukan sebaliknya, agar dunia melihat kita."

24. "Tidak masalah dianggap bukan siapa-siapa. Dan tidak perlu mati-matian membuktikan kita ini layak. Respek, persahabatan, kasih-sayang, bahkan cinta sekalipun tidak baik dipaksakan. Melainkan tumbuh secara alami, ketika kita melewatinya dengan tulus, terus memperbaiki diri, maka esok lusa, kita bisa jadi siapa-siapa."

25. "Jika kita berdoa, lantas situasi tetap begitu-begitu saja, tidak ada yang berubah, bukan berarti doa kita tidak makbul, boleh jadi, Tuhan sedang menguji agar hati kitalah yang berubah terlebih dahulu."

26. "Lebih baik diam, dan orang-orang menyangka kita bodoh, tidak tahu apa-apa. Tidak akan ada ruginya daripada kita sibuk bicara ini, bicara itu, ternyata kosong saja. Nasihat lama ini akan selalu relevan hingga kapan pun."

27. "Hidup ini juga memang tentang menunggu, menunggu kita untuk menyadari, 'Kapan kita akan berhenti menunggu?'"

28. "Daripada kita sibuk berharap orang lain menyukai kita, lebih baik fokus memperbaiki diri, hingga kita memang layak dan pantas untuk dicintai."

29. "Hidup kita itu tidak akan pernah sempurna. Tapi dengan bersyukur, sesederhana apa pun hidup seseorang, maka sempurna sudahlah hidupnya."

30. "Di dunia ini, sebaik apa pun seseorang, tetap saja ada yang tidak suka. Pun sama, setulus apa pun kebaikan yang kita berikan, tetap saja ada yang tidak menghargainya."

31. "Jangan takut kehilangan teman hanya karena kita berdiri kokoh di atas prinsip-prinsip kebaikan dalam hidup ini. Tidak apa, karena akan muncul teman-teman baru yang mendukung kita dan boleh jadi itulah sesungguhnya teman sejati kita."

32. "Kita gagal itu bukan berarti Tuhan tidak sayang, tapi kebanyakan karena kita cepat menyerah dan banyak mengarang alasan. Kita hidup susah itu bukan berarti Tuhan kejam, tapi kebanyakan karena kita sendiri yang dekat-dekat sumber susah, termasuk terlalu banyak menghabiskan waktu sia-sia, menunda-nunda pekerjaan, dan semua kemalasan lain yang kita tahu sendiri."

33. "Cinta selalu saja misterius. Jangan diburu-buru, atau kau akan merusak jalan ceritanya sendiri."

34. "Percayalah, sepanjang kita punya mimpi, punya rencana, walaupun kecil tapi masuk akal, tidak boleh sekalipun rasa sedih, rasa tak berguna itu datang mengganggu."

35. "Waktu yang akan menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Niat baik, dan tujuan-tujuannya. Jika sejatinya memang baik, maka seiring waktu berjalan akan terlihat semakin terang, sebaliknya, jika hanya topeng, maka seiring waktu berlalu, pasti akan terbuka juga."

36. "Kita boleh jadi membenci atas kehidupan ini, boleh kecewa, boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Akan dia rawat kapalnya hingga dia bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka jangan rusak kapal kehidupan milikmu hingga dia tiba di dermaga terakhirnya."

37. "Tidak ada niat baik yang boleh dicapai dengan cara buruk, dan sebaliknya tidak ada niat buruk yang berubah baik meski dilakukan dengan cara-cara baik."

38. "Hidup ini adalah petualangan. Semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik."

39. "Pilihlah orang yang memilih kita. Cintailah pula orang yang mencintai kita. Karena jangan sampai, kita lelah memilih dan mencintai orang yang justru peduli pun tidak kepada kita."

40. "Bagi orang-orang yang penuh rasa sabar, apa-apa yang dia biarkan pergi, segala sesuatu yang dia lepaskan, ikhlas, tulus, maka akan datang pengganti yang lebih baginya. Selalu begitu. Tidak akan keliru."