Francisca Puspitasari atau akrab disapa Kika awalnya bukan ahli di dunia seni keramik. Lulus ISI Jogja jurusan Seni Rupa, ia menganggur dan bingung. Lalu memulai proses panjang mengelola Kaloka Pottery.

"Tahun 2017 saya nekat bikin studio dengan segala keterbatasan ilmu dan modal. Teman saya banyak membantu. Termasuk teman yang membuat tungku untuk dipakai produksi," katanya.

Studio keramiknya berada di Yogyakarta. Bisnis keramik dimulainya dari kegagalan beberapa kali. Ia mengibaratkan bikin keramik seperti bikin kue. "Saat dibakar kita nggak bisa lihat. Nggak bisa tahu hasilnya seperti apa," terangnya.

Dalam mengelola bisnis keramik, Kika berkolaborasi dengan pengrajin setempat. Ia mengakui hal itu tidak mudah untuk mendapatkan orang yang bersinergi bersama untuk membuat Kaloka ini.

"Kebanyakan pengrajin itu kan sepuh-sepuh. Ibu-ibu. Ibu ini juga bertani dulu, masakin untuk keluarga. ngurusin cucunya. Jadi ritmenya harus ngikuti mereka juga.
Kaloka Pottery memadukan seni dan produk yang bisa digunakan sehari-hari," tuturnya.

Lama kelamaan, produknya diterima pasar hingga ke luar negeri. Bisnis keramik yang dijalankan makin sukses. Ia menggabungkan bisnis dan seni.

"Lakukan semua karena itu memang suka. Mencintai apa yang kita lakukan. Kalau merasa tidak mencintai ya ngapain," katanya memberi tips.