Brilio.net - Di era modern ini, semakin sering kita dengar berita tentang kerusakan lingkungan. Eksploitasi alam maupun penggunaan teknologi atau produk teknologi yang tidak ramah lingkungan, memiliki andil bagi masalah lingkungan yang sekarang mendera. Dampak dari kerusakan alam pun bisa dirasakan dengan nyata, misalnya terjadinya bencana alam. Tapi, tetap saja masih sedikit orang yang peduli terhadap pelestarian alam ini.

Di antara sedikit yang peduli itu, ada sosok Nur Cholis yang patut diacungi jempol. Seorang kader peduli lingkungan dari Desa Selorejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini telah berhasil menanam pohon kemiri sunan pada lahan seluas 4 hektar di pegunungan kapur yang ada di selatan desanya.

Pria yang akrab disapa Cholis itu menceritakan, kepeduliannya ini bermula dari kondisi di mana ia sangat jarang menemukan hawa sejuk ketika bekerja sebagai pelaut. “Ketika berada di laut pun saya melihat laut jadi tempat sampah,” ungkap Cholis kepada brilio.net, Jumat (31/3).

Apa yang dirasa dan dilihatnya itu membuat Cholis mengalami konflik batin hingga akhirnya ia memutuskan resign dan memilih untuk bergabung dengan komunitas peduli lingkungan. Sejak itulah, Cholis pun sering ikut kegiatan pecinta lingkungan, mulai dari Jakarta, wilayah Gunung Lawu, Surabaya, hingga kini di kampung halamannya Desa Selorejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro.

Cholis yang mengaku lebih tertarik pada vegetasi, melakukan penghijauan di daerah asalnya yang selama ini menjadi daerah penambangan kapur. Cholis yang merasa resah karena eksploitasi tidak dibarengi reklamasi, kemudian bersama teman-temannya melakukan penghijauan. “Tiap hujan lahan yang dieksploitasi itu kita tanam lagi. Kita tanam bibit pohon mahoni atau jati yang berpotensial," ungkapnya.

Nur Cholis dok. Pribadi

foto: dok. pribadi

Namun, aksi sosialnya ini tidak selalu mulus. Tetap saja terjadi pro kontra dari pihak warga. Cholis dan teman-temannya pun mencari jalan tengah dengan memilih jenis tanaman lain, yakni pohon jarak. Harapannya, tanaman ini sekaligus bisa untuk sumber bio energi. Sayangnya, langkah ini gagal karena kondisi lahan tidak cocok untuk tanaman jarak.

Nur Cholis dok. Pribadi

foto: dok. pribadi

Selanjutnya, Cholis melirik tanaman kemiri sunan yang dilihatnya di Banyuwangi. Ia pun mulai menanam, dan ternyata kemiri sunan cocok ditanam di tanah berkapur. Bahkan kemiri sunan bisa tumbuh dengan cepat.

"Kalau lahannya ditanami pohon, otomatis debit air tanah ikut bertambah. Ya meskipun di desa ini debit air juga nggak terlalu melimpah, tapi paling nggak bisa menambah bukan mengurangi," ungkap Cholis.

Nur Cholis dok. Pribadi

foto: dok. pribadi

Cholis kini sibuk melestarikan 45 mata air yang tersebar di daerahnya agar debit air tidak berkurang. Terinspirasi dari film pendek ‘Jogja Asat’, ia pun membuat program Permata (Perlindungan Mata Air).

"Banyaknya penurunan kualitas lingkungan hidup tapi tidak diimbangi dengan pelestarian. Saya nggak mau menyalahkan pihak mana pun. Yang akan saya lakukan adalah tetap peduli lingkungan dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya sehingga alam tetap lestari," tandas Cholis.

Selain aksi nyata di lapangan, ia pun aktif lewat forum-forum seperti menjadi pembicara untuk bersosialisasi tentang pentingnya peduli lingkungan. Tidak heran jika Cholis mendapatkan penghargaan dari Pemkab Bojonegoro karena kegigihannya dalam menyelamatkan lingkungan di desanya.

Dari gerakan yang dilakukan oleh Nur Cholis dalam menyelamatkan lingkungan ikut membuktikan kalau #BaikItuNyata. Kamu juga bisa lho menjadi salah satu sosok yang berbuat kebaikan. Ingin tahu caranya? Mudah kok. Cukup mention akun Instagram @MinuteMaid_ID dan gunakan hashtag #BaikItuNyata lalu sebarkan kebaikanmu yang bisa menginspirasi karena #BaikItuNyata.