Brilio.net - Memiliki ketebatasan fisik bukan berarti seseoarang tidak bisa melakukan sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Seperti halnya dilakukan oleh Abdul Hadi, sosok tuna netra yang berperan penting untuk memberitakan tentang kabar di TNI AD. 

Di era digital seperti sekarang ini, tentunya setiap instansi pemeritah memiliki portal berita untuk membagikan informasi kepada publik mengenai tugas-tugas mereka, termasuk TNI Angkatan Darat (AD) 

"Kami adalah badan pelaksana pusat yang membidangi masalah penerangan, melaksanakan fungsi publikasi dalam bentuk majalah, di media online ada media sosial dan website," jelas Candra Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Candra Wijaya dalam video yang diunggah pada Senin (27/1) lalu.

YouTube/TNI AD © 2020 brilio.net

foto: YouTube/TNI AD

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Penerangan memiliki satu sosok inspiratif yang bekerja sebagai kontributor tulisan di website resmi. Ialah Abdul Hadi, seorang penulis tuna netra yang sudah dua tahun bekerja sama dengan Dinas Penerangan TNI AD.

Bagi Candra, Abdul Hadi merupakan sosok yang sangat inspiratif dan patut untuk dicontoh. Meski memiliki ketebatasan, Hadi tak pernah menyerah pada takdir dan mengandalkan belas kasihan orang lain saja. Dinas Penerangan TNI AD juga mengakui kemampuan Hadi dalam menulis.

"Beliau punya keterbatasan dalam hal membaca, tapi menggunakan buku braille atau menggunakan media lain misalnya suara dan sebagainya untuk mengetahui informasi dan pengetahuan," tutur Candra Wijaya dikutip brilio.net dari merdeka.com. 

"Beliau seorang penulis yang produktif, sudah mulai memberikan kontribusi kepada kita bulan Juni 2018, dan sampai saat ini sudah ada sekitar 220 tulisan yang dimuat di website kita," lanjut Kepala Dinas Penerangan TNI AD, dalam video tersebut.

YouTube/TNI AD © 2020 brilio.net

foto: YouTube/TNI AD

Sebelum menjadi kontributor tulisan untuk website TNI AD, Hadi pernah menjajal banyak pekerjaan. Dari berjualan kerupuk hingga tukang pijat urut. Bahkan, hingga saat ini, ia masih menerima panggilan pijat urut.

Pekerjaannya sebagai tukang pijat urut inilah yang akhirnya mengantarkannya kepada kesempatan menulis di website TNI AD. Sambil menekuni pekerjaannya, Hadi juga memiliki pekerjaan sampingan, seperti jualan online.

"Jualan online, dari produk fashion, topi, jaket, produk herbal. Tahun 2014 sampai 2018 (jualan kerupuk), saya berhenti karena gak cocok aja sih, maksudnya lebih mahal dari sana," jawab Hadi ketika ditanya apa saja yang perna ia kerjakan untuk menyambung hidup.

Pekerjaannya tak hanya satu, sembari melakukan rutinitasnya sebagai tukang pijat urut dan berjualan online, Hadi ternyata aktif dalam mengelola sebuah blog bersama teman-temannya. Tidak hanya mengelola, Hadi juga rajin menulis di blog tersebut.

"Saya punya blog kecil-kecilan, buat sharing sama temen-temen," ungkap Hadi.

Blog yang dikelola bersama teman-temannya ini berisi informasi seputar teknik urut atau memijat, manfaat herbal dan pengalaman-pengalaman dalam memijat.

"Ya konten-konten kesehatan yang alami, yang kita ketahui sesuai pengalaman, kita kemas dan kita upload," cerita Hadi.

Awal mula Hadi bisa menjadi kontributor di website resmi TNI AD, diceritakan oleh Kasubdis Media Online Dispenad, Kolonel Arh Saptarendra. Ia menceritakan, awalnya ia tidak sengaja bertemu Hadi yang berprofesi sebagai tukang pijat urut.

"Saya mengenal mas Hadi itu sekitar bulan puasa, saya mencari tukang urut. Begitu diurut saya heran, kita ngobrol. Tata bahasanya cukup bagus, saya pikir kok bahasanya enak sekali," cerita Saptarendra.

Mendengar cerita Hadi yang memiliki blog dan rajin menulis artikel membuat Saptarendra kagum. Ia akhirnya menawari Hadi untuk menjadi kontributor di website TNI AD.

"Saya ingin, mas Hadi menulis empat artikel, seminggu sekali di tempat saya, nanti saya ganti biaya," lanjut Saptarendra menceritakan kembali awal bertemunya dengan Hadi.

Hampir dua tahun Hadi bekerja sebagai kontributor di website TNI AD. Dari dua tahun itu, Hadi sudah menulis ratusan artikel dan mendapat pengakuan dari Dinas Penerangan TNI AD.

"Sampai saat ini sudah ada sekitar 220 tulisan yang dimuat di website kita. Dari 220 tulisan itu, ada yang mendapatkan hit sampai seribu lebih, dan ada yang mencapai belasan ribu," ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AD, dalam video berdurasi enam menit itu.

YouTube/TNI AD © 2020 brilio.net

foto: YouTube/TNI AD

Hingga saat ini, Hadi masih aktif menulis artikel untuk TNI AD. Dalam satu pekan, Hadi bisa menulis empat sampai lima artikel.

Saat ditemui tim reporter dari Dinas Penerangan TNI AD di rumahnya, Hadi menceritakan bagaimana ia bisa menulis.

"Saya hidup di kampung, terus saya ikut pendidikan punya pemerintah, dari situlah saya belajar nulis, yang pertama sering saya tulis itu, ya sahabat pena, lewat huruf braille," cerita Hadi.

Selain menceritakan kisah awalnya bisa menulis dan menggeluti dunia yang kini jadi penghasilan tetap untuknya. Hadi mengungkap, tulisannya tak bisa lepas dari kerja sama dengan teman-temannya di komunitas blog yang mereka kelola.

"Saya biasanya nulis di pagi hari ya, karena dapat inspirasinya banyak di pagi hari. Saya sharing dulu saya teman-teman saya. Habis itu siangnya, udah full sudah ada inspirasi mau nulis konten ini, baru saya tulis. Besoknya baru koreksi bareng-bareng," cerita Hadi.

Hadi merupakan sosok yang bertanggung jawab, tak hanya pada pekerjaannya, namun juga keluarganya. Ia telah menikah dengan Siti Alfiah dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang sehat. Bagi istrinya yang juga seorang tuna netra, Hadi adalah sosok suami dan ayah yang bertanggung jawab. Dengan keterbatasan yang dimiliki, Hadi tetap berusaha sebaik mungkin untuk menghidupi keluarganya.

"Ia bertanggung jawab pada anak dan istrinya, dengan usaha dia, apa saja yang bisa ia kerjakan dia lakukan," kata Siti Alfiah.

YouTube/TNI AD © 2020 brilio.net

foto: YouTube/TNI AD

Ketika ditanya, apa yang menjadi harapannya di masa depan, Hadi menjawab ingin diberi kesempatan untuk berbaur dan dianggap setara dengan masyarakat lain.

"Kami hanya butuh kesempatan. Dan alhamdulillah saya diberikan kesempatan itu, untuk bergabung dan bekerja sama, dan saya bisa menghidupi keluarga saya dari hasil tulis menulis saya, sehingga saat ini anak saya sekolah, dan saya bisa menyekolahkan anak saya," ucap Hadi.