Kendati memiliki jabatan tinggi, hal tersebut nyatanya tak membuat sosok Jokowi berubah. Erwansyah menyebut, Jokowi sejak dulu selalu tampil sederhana dan dikenal sebagai orang yang tidak pernah marah.

kenangan jokowi di mata teman kuliah © YouTube

foto: YouTube/Sekretariat Presiden

"Dengan kondisi yang sekarang itu masih sama. Satu yang saya katakan, tidak pernah marah. Wise dia. Kalaupun kita gojekan (bercanda), ya sederhana saja gojekannya, kalau misalkan ketersinggungan nggak pernah marah," ucap Erwansyah.

Ia juga menambahkan, jika Jokowi menjadi sosok pemersatu bagi teman-teman kuliahnya. Walaupun bukan dari kalangan pengurus himpunan, namun ayah dari Kaesang dan Gibran ini berhasil merangkul beberapa kubu.

"Beliau itu memang pemersatu. Kita ini dari berapa kubu, maklum lah dari mahasiswa kan ada HMI, ada apa, tapi bisa disatukan. Walaupun beliau bukan pengurus, tapi bisa merangkul kita semua," imbuhnya.

Tanggapan soal ijazah palsu.

Atas tudingan ijazah palsu yang beberapa hari ini ramai dibicarakan, mereka pun tegas menjawab jika Jokowi memang benar-benar kuliah di Fakultas Kehutanan UGM. Mereka menjalani masa perkuliahan dan wisuda secara bersama.

"Kita sama-sama kuliah, kita ke hutan sama-sama, praktikum sama-sama, wisuda bersama. Ijazah aslinya seperti ini, sama semua. Dekannya siapa, rektornya siapa itu sama. Kalau cuma soal tulisan itu kan selera, mau nyeni atau nggak nyeni. Yang penting tanda kelulusannya sah," terang beberapa teman semasa kuliahnya.

kenangan jokowi di mata teman kuliah © YouTube

foto: YouTube/Sekretariat Presiden

Jokowi pencinta alam.

Kenangan dengan Jokowi pun terlintas saat mereka mendaki gunung. Sebagai mahasiswa pecinta alam, mereka kerap mendaki beberapa gunung di Indonesia, salah satunya Gunung Kerinci. Saat itu, hanya Jokowi lah yang berhasil sampai puncak. Hal ini membuat mereka menyadari, Jokowi menjadi satu-satunya mahasiswa angkatan mereka yang sukses melenggang jadi Pemimpin Negara.

"Jadi waktu kita ke Gunung Kerinci, mendaki Gunung Kerinci sama Pak Jokowi sama-sama. Beliau orang pertama yang sampai puncak. Ternyata perlambang, kira-kira gitu," pungkas Erwansyah.