Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Hal ini terjadi setelah viralnya pemberian bahan makanan mentah kepada siswa di Tangerang Selatan, Banten.
Menanggapi isu ini, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa hingga saat ini, belum ada kebijakan resmi dari pihaknya yang mengatur pembagian MBG dalam bentuk bahan mentah, terutama selama masa libur sekolah.
"Belum ada kebijakan BGN seperti itu. Saat ini, BGN masih menyusun petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan program MBG selama libur sekolah," ujar Dadan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (18/6).
Dadan menjelaskan bahwa penyusunan juknis untuk program MBG saat libur sekolah masih berlangsung. BGN mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari pola kehadiran siswa di sekolah hingga efektivitas penyaluran gizi selama masa liburan.
"Jika siswa masih bisa datang ke sekolah, MBG akan diberikan dalam bentuk makanan segar. Mereka juga bisa dibekali makanan tahan lama seperti telur, buah, dan susu untuk satu atau dua hari ke depan," tambahnya seperti dikutip dari Antara.
Namun, jika mayoritas siswa tidak hadir ke sekolah selama libur, distribusi MBG akan dialihkan kepada kelompok rentan lainnya, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, agar manfaat gizi tetap tersalurkan secara merata dan optimal.
"Kami pastikan setiap kebijakan yang diambil berlandaskan prinsip pemerataan gizi, efektivitas penyaluran, dan keberlanjutan manfaat. Tidak ada keputusan sepihak soal pembagian MBG tanpa dasar kebijakan resmi," tegas Dadan.
Pembagian MBG Bahan Mentah di Tangerang
Di sisi lain, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, mengakui bahwa pembagian MBG dalam bentuk bahan mentah
Di sisi lain, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, mengakui bahwa pembagian MBG dalam bentuk bahan mentah memang dilakukan di wilayah tersebut.
Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A Basiro, menyatakan bahwa sebanyak 4.075 siswa dari 18 sekolah dari tingkat PAUD hingga SMA menerima bahan mentah agar makanan dapat disimpan lebih lama di rumah.
"Ya, kami distribusikan dalam bentuk mentah karena sekolah sedang libur atau memasuki masa class meeting. Ini supaya siswa tetap bisa menerima manfaat MBG meski tidak berada di sekolah," ujar Basiro.
Menurut dia, inisiatif ini diambil agar program MBG tetap tersalurkan meskipun tidak dalam bentuk makanan siap saji.
BGN Tegaskan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi
Menanggapi situasi tersebut, BGN menekankan bahwa seluruh proses kebijakan, termasuk penyesuaian teknis di lapangan, harus tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian, akuntabilitas, dan
Menanggapi situasi tersebut, BGN menekankan bahwa seluruh proses kebijakan, termasuk penyesuaian teknis di lapangan, harus tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian, akuntabilitas, dan efektivitas manfaat.
Dadan juga memastikan BGN akan terus menyosialisasikan perkembangan kebijakan MBG secara transparan kepada publik.
"Kami ingin memastikan bahwa manfaat gizi dari program ini tidak hanya menjangkau luas, tapi juga tepat sasaran," pungkas Dadan.
Recommended By Editor
- Anggaran Makan Bergizi Gratis tahun depan meningkat jadi Rp217 T, target 82,9 juta penerima
- Kemenkeu tambah anggaran program Makan Bergizi Gratis Rp 100 Triliun
- Rp 3 Triliun untuk program Makan Bergizi Gratis: Apa hasilnya?
- Isu Raffi Ahmad dapat jatah proyek MBG 300 titik di Banten, BGN beri klarifikasi
- BPOM ungkap ada 17 kasus keracunan MBG di 10 provinsi, intip 3 penyebab utamanya