Brilio.net - Komite Warisan Dunia UNESCO meminta pemerintah Indonesia menghentikan pembangunan infrastruktur pariwisata di Taman Nasional Komodo (TNK). Sebab, pembangunan infrastruktur di TN Komodo berpotensi berdampak pada nilai universal luar biasa atau Outstanding Universal Value (OUV). Hal ini disampaikan melalui dokumen WHC/21/44.COM/7B yang diterbitkan setelah konvensi online pada 16-31 Juli 2021.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat merasa sangat senang dan berterima kasih kepada UNESCO karena ikut memperhatikan aset Indonesia, khususnya TNK. "Kami pihak pemerintah provinsi menghargai apa yang disampaikan UNESCO, tapi kami harap mereka juga dapat memahami apa yang dikerjakan pemerintah juga dalam rangka menjaga habitat komodo," jelas Viktor, seperti dilansir dari liputan6.com, Kamis (5/8).

Menurut Viktor, apa yang dikerjakan pemerintah Indonesia adalah untuk membantu agar Taman Nasional itu mempunyai manfaat ekonomi yang luar biasa. "Untuk pihak-pihak yang mungkin kurang setuju dengan apa yang sudah dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi NTT, agar bisa melakukan riset lanjutan dan juga berdiskusi bersama kami," ujarnya.

Pemerintah Provinsi NTT berharap UNESCO juga memahami bahwa apa yang dikerjakan pemerintah adalah dalam rangka untuk menjaga habitat Komodo serta biota laut, yang dirusak oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. "Juga sudah diputuskan bahwa dari seluruh pulau-pulau dan laut serta kekayaan alam, kita sepakati untuk pulau Rinca kita tetapkan sebagai pulau untuk mass tourism (pariwisata masif). Pulau ini menjadi habitat komodo dan dengan ditetapkan sebagai mass tourism, tentunya kita perlu mengembangkannya. Karena itu di Pulau Rinca kita desain dan dibuat tempat untuk para pejalan kaki, sehingga mereka aman dan juga dibangun dermaga yang layak bagi kapal pengunjung," ungkap Gubernur Viktor.

Harapannya adalah hasil dari pengembangan Taman Nasional Komodo akan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. Dari awal memang tujuan dari pembangunan proyek tersebut demikian.

"Jadi ekonomi mereka bertumbuh dari pariwisata yang berkembang, dengan juga dari kedatangan pengunjung yang membawa dampak ekonomi," pungkasnya.