Brilio.net - Kasus kekerasan yang berujung kematian santri di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo, Jawa Timur, belakangan menjadi sorotan publik. Kepala Bidang Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur, As'adul Anam memaparkan awal mula peristiwa penganiayaan yang menewaskan santri berinisial AM.

Kejadian ini bermula dari kegiatan rutin Perkemahan Kamis dan Jumat (Perkajum) di Ponpes Darussalam Gontor Ponorogo, yang digelar pada 18 dan 19 Agustus 2022. Disebutkan, terjadi percekcokan antara santri dengan seniornya.

Kronologi santri Gontor tewas dianiaya senior © berbagai sumber

foto: Instagram/@soimah_didi

"Lalu hari Sabtu, 20 Agustus, adalah pengembalian peralatan perkemahan. Kemudian pada Senin, 22 Agustus, seorang santri ditanya seniornya, apakah ada permasalahan dengan peralatan perkemahan yang digunakan. Lantas terjadi percekcokan hingga berujung kekerasan yang mengakibatkan seorang santri meninggal dunia," seperti dilansir dari Liputan6.com pada Kamis (8/9).

Menurut As'adul, seorang santri yang tewas adalah Ketua Panitia Perkajum di Ponpes Darussalam Gontor Ponorogo. Hingga kini, pelaku yang berjumlah lebih dari 1 orang masih diselidiki lebih lanjut.

"Hanya seorang anak yang mendapatkan perundungan. Pelakunya berapa orang sampai sekarang masih diselidiki oleh kepolisian," ucapnya.

Atas kejadian tersebut, pihak polisi pun masih menyelidiki motif dari pelaku perundungan. As'adul menambahkan, ia sangat terbuka atas kasus ini. "Kami mendukung penuh kepolisian yang sedang melakukan penyelidikan. Itu salah satu cara untuk mengungkap peristiwa yang terjadi," katanya.

Ia pun menandaskan, Kemenag akan mengevaluasi tata kelola santri, tidak hanya di Ponpes Darussalam Gontor, melainkan juga di seluruh ponpes. Sehingga, kasus tersebut tidak terulang kembali.

"Kita berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di ponpes mana pun. Kita akan membuat sebuah edaran dalam rangka menciptakan tata kelola santri, budaya komunikasi di pesantren, yang berkaitan akhlakul karimah, yang nantinya akan dihasilkan oleh seluruh komponen, termasuk organisasi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah," ucapnya.