Brilio.net - Ribuan anak muda antre di pintu masuk Jakarta Convention Center (JCC) Senayan sejak pagi, Selasa (8/10). Mereka rela berjejal untuk mengikuti konferensi Tech in Asia yang digelar selama dua hari (8-9 Oktober 2019). Para anak muda ini adalah mereka yang menyukai bidang teknologi dan digital.

Oh iya, Tech in Asia adalah salah satu platform komunitas teknologi terbesar di Asia. Platform ini menggelar konferensi yang merupakan konsolidasi dari beberapa konferensi lokal Tech in Asia sebelumnya yang dalam tujuh tahun terakhir diadakan di beberapa kota seperti Tokyo, Singapura, dan Jakarta.

Wajar sih jika para anak muda begitu antusias. Maklum konferensi ini menyajikan sejumlah pembicara andal di bidang teknologi. Selain itu di ajang ini juga ada sejumlah investor dan penentu kebijakan yang hadir untuk berdiskusi seputar startup dan teknologi terkini.

TIA 2019 © 2019 brilio.net

Ada alasan tersendiri mengapa Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah konferensi ini. Indonesia dinilai sebagai negara dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat. Bahkan Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara yang menjadi pusat perkembangan teknologi dalam beberapa tahun terakhir.

Nah Jakarta merupakan rumah bagi sebagian besar startup dan perusahaan teknologi di Tanah Air. Selain itu Indonesia dinilai telah berkembang menjadi negara yang mengedepankan teknologi digital, dan hal ini tentu saja cocok bagi para pelaku bisnis berbasis teknologi untuk tumbuh dan berkembang.

Menurut Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pertumbuhan startup Indonesia diperkirakan akan meningkat sebanyak tiga puluh persen pada 2019. Indonesia juga telah memiliki beberapa unicorn, startup yang memiliki valuasi USD1 miliar (sekitar Rp14 triliun) atau lebih. Bahkan, Indonesia diprediksi bakal memiliki unicorn kelima pada akhir tahun ini, mengikuti jejak Gojek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia.

“Indonesia merupakan pasar penting bagi startup yang ingin menembus pasar regional, mengingat banyak peluang besar yang tersedia. Sebagai bentuk dukungan untuk mengembangkan ekosistem startup di Asia, kami berusaha menjadi penghubung yang membantu pengusaha digital dalam membangun bisnis di pasar Asia,” ujar Willis Wee, Founder Tech in Asia.

TIA 2019 © 2019 brilio.net

Dalam konferensi yang berlangsung selama dua hari ini, pembicara dari perusahaan maupun startup teknologi terkemuka berbagi wawasan yang sangat bermanfaat tentang bagaimana membawa inovasi teknologi ke tingkat selanjutnya. Beberapa pembicara yang akan hadir di antaranya Joint Head Investment Group Temasek International Rohit Sipahimalani, Managing Director PT Google Indonesia Randy Jusuf, CEO OVO Jason Thompson, Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya, serta CEO Bukalapak Achmad Zaky.

Dalam acara yang menggelar lebih dari 50 sesi ini menghadirkan empat content stage, yang terdiri dari satu Main Stage dan tiga Expert Stage. Main Stage diisi para pembicara yang ahli dalam bidang masing-masing, serta membahas mengenai apa saja yang menjadi tantangan bagi industri teknologi di masa mendatang. Sementara itu Expert Stage membahas mengenai berbagai macam solusi bisnis terbaik saat ini.

Banyak topik menarik yang diulas dalam konferensi ini di antaranya Marketing & Branding, Growth & Expansion, Sales & Revenue, Product & Tech, People & Talent, Into Asia Market, Financial & Fund Management, Creativity in Tech, Research & Analytics, dan Legality & Regulation.

TIA 2019 © 2019 brilio.net

Selain berkesempatan untuk mendapatkan wawasan, serta memperluas jaringan dengan para pemangku kepentingan dalam ekosistem teknologi di Asia, para pengunjung juga dapat mengikuti berbagai segmen lain, antara lain startup factory di mana lebih dari 100 startup regional menampilkan produk mereka dalam pameran inovatif.

Selain itu ada juga startup-investor speed dating. Dalam sesi ini startup dan investor mendapatkan kesempatan bertemu, melakukan pitching langsung, dan mengkaji kemungkinan untuk bekerja sama.

Ada juga arena pitch battle di mana startup terpilih akan melontarkan ide masing-masing di depan para pengunjung, investor, dan pihak-pihak terkait, untuk memenangkan hadiah menarik.

Lalu ada juga roundtable, di mana para pengunjung dapat berinteraksi lebih dekat dengan para tokoh industri. Jumlah peserta pada setiap sesi dibatasi untuk membuat diskusi jadi lebih fokus.

Yang jelas konferensi ini sangat diminati para anak muda yang haus akan perkembangan teknologi terkini.