Brilio.net - Dunia startup memang penuh dengan gejolak. Mempunyai valuasi tinggi dan kinerja bagus ternyata bukan jaminan bisa bertahan di tengah pesatnya inovasi dunia. Dilansir brilio.net dari Forbes, Minggu (6/10) Startup uBiome mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika karena kehabisan dana.

uBiome sendiri adalah startup yang bergerak di bidang kesehatan dengan meneliti mikroba yang ada di tinja atau kotoran manusia. Berkat uBiome, pelanggan bisa dengan mudah mengecek kondisi kesehatan dengan memberikan sampel lewat home kitnya. Sayangnya, banyak permasalahan yang muncul tentang validitas ilmiah kinerja startup tersebut.

uBiome bangkrut Rp 8,5 triliun istimewa

foto: Instagram/@ubiome

Setahun kemarin, uBiome dinilai sebagai startup yang menjanjikan. Bahkan, startup tersebut berhasil memperoleh valuasi USD 600 juta atau Rp 8,5 triliun.

"Saya harus berbagi kabar buruk. Kita tidak bisa lagi melanjutkan operasi secara normal karena kita tak memiliki pendanaan," jawab manajemen dalam e-mail kepada pegawainya seperti dilansir dari Merdeka.

uBiome sendiri harus dilikuidasi agar bisa membayar hutang-hutangnya. Pengadilan di Amerika sendiri sampai sekarang masih menangani kasus ini dengan hati-hati. Tapi satu hal yang pasti, uBiome bangkrut dan harus menjual asetnya.

Kasus demi kasus menimpa perusahaan ini. Pada April lalu, uBiome sempat berurusan dengan FBI karena tagihan ke pelanggan yang bermasalah. Tes tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan pelanggan dan merugikan hingga Rp 42,5 juta.

Tak hanya itu, dokter yang bekerjasama dengan uBiome juga sedang dalam penyelidikan. Para petingginya juga banyak yang mengundurkan diri dan pergantian manajemen yang drastis.