Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai penemuan ladang ganja yang mengejutkan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Menurutnya, penemuan ini adalah hasil kerja sama antara Kemenhut dan aparat kepolisian.
"Ladang ganja ini bukan hasil kerja teman-teman di Taman Nasional, melainkan hasil kolaborasi dengan kepolisian untuk mengidentifikasi lokasi ladangnya," ungkap Menhut Antoni di Jakarta pada Selasa (81/3).
Antoni menambahkan bahwa penemuan ladang ganja ini dilakukan dengan bantuan teknologi drone dan pemetaan yang dilakukan bersama pihak kepolisian, termasuk Polisi Hutan. Dia juga menegaskan bahwa isu yang mengatakan bahwa penutupan TNBTS disebabkan oleh adanya lahan ganja adalah tidak benar.
"Kami menggunakan drone untuk menemukan lokasi tersebut, dan ini tidak ada hubungannya dengan penutupan taman nasional. Justru, dengan bantuan drone dan tim dari Taman Nasional, kami berhasil menemukan titik-titiknya dan mencabut tanaman ganja tersebut sebagai barang bukti yang kemudian diserahkan ke polisi," jelas Antoni.
"Insyaallah, staf kami tidak terlibat dalam hal ini. Paling-paling mereka hanya menanam singkong," tambahnya dengan nada santai.
Sementara itu, Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan, menyatakan bahwa pihak TNBTS justru berperan aktif dalam mengungkap lokasi ladang ganja tersebut.
"Kami menurunkan petugas, Polisi Hutan, dan Manggala Agni untuk memeriksa lokasi ladang ganja dengan menggunakan drone," ujarnya.
Ladang ganja ditemukan pada September 2024
foto: dok. Biro Humas KLHK
Dia juga menjelaskan bahwa ladang ganja tersebut sebenarnya ditemukan pada bulan September 2024. Saat itu, ada penyelidikan dari Polri yang berhasil menangkap tersangka pemilik ladang ganja tersebut. Kemenhut dan TNBTS kemudian berkolaborasi untuk mengungkap lokasi ladang ganja itu.
"Ladang ganja biasanya ditanam di lokasi yang sulit dijangkau, sehingga kami menurunkan petugas termasuk Kepala Balai Taman Nasional, Polisi Hutan, Masyarakat Mitra Polhut, dan Manggala Agni untuk melakukan pengecekan di lapangan dengan bantuan teknologi drone," jelas Satyawan.
Satyawan menambahkan bahwa pihaknya telah memetakan beberapa area yang diketahui terdapat tanaman ganja.
Kawal sejak ganja dicabut hingga dibawa ke pengadilan
foto: dok. Biro Humas KLHK
Setelah itu, Balai Besar TNBTS bersama kepolisian melakukan pencabutan tanaman ganja tersebut untuk diserahkan sebagai barang bukti kepada pihak kepolisian.
"Kami memetakan beberapa titik yang terdapat tanaman ganja, menghitung jumlahnya, lalu melakukan pencabutan. Setelah itu, proses hukum akan dilanjutkan ke pengadilan. Kami akan terus mengawal dari awal penemuan hingga proses pengadilan," tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa pihaknya akan melakukan patroli secara intensif untuk mencegah kejadian serupa terulang di taman nasional.
"Kami berharap ke depan tidak ada lagi ladang ganja di taman nasional dengan patroli yang lebih intensif," tutupnya.
Recommended By Editor
- Heboh fenomena angin 'tornado' di Bromo ini bikin ngeri, ternyata begini penjelasan TNBTS
- Sempat hangus dan gersang, 9 potret Bromo mulai menghijau usai kebakaran foto prewed ini manjakan mata
- Momen Wendy Cagur cosplay jadi pasangan prewedding Bromo, hasil fotonya mirip sama yang asli
- Pasangan prewedding Bromo minta maaf usai rugikan negara, tuntut balik pengelola karena kelalaian
- 5 Resep mie enak dan sederhana yang bisa jadi favorit di rumah
- Penuh abu dan gersang, begini 11 potret terkini padang savana Bromo usai terbakar terkena flare