Brilio.net - Kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam atau subsunk. Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita mendalam atas musibah kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (22/4).

"Musibah ini mengejutkan kita semua, tidak hanya keluarga 53 awak kapal selam, keluarga Hiu Kencana, maupun keluarga TNI AL tapi seluruh rakyat Indonesia. Kita semua bangsa Indonesia menyampaikan kesedihan yang mendalam atas musibah ini, khususnya pada seluruh keluarga awak kapal, mereka adalah putra-putra terbaik bangsa," kata Jokowi dalam keterangan pers yang diunggah Sekretariat Presiden, Minggu (25/4).

Jokowi upaya pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 tetap dilakukan Biro Pers Sekretariat Presiden

foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Jokowi memastikan upaya pencarian kapal selam tersebut akan tetap dilakukan. Ia menyebut awak KRI Nanggapa adalah putra terbaik bangsa.

"Mereka adalah putra-putra terbaik bangsa. Patriot terbaik penjaga kedaulatan negara. Segala upaya terbaik pencarian dan penyelamatan telah dan masih akan kita lakukan," ucapnya.

Presiden pun mengajak seluruh masyarakat untuk memberikan doa terbaik bagi 53 awak kapal selam beserta keluarga yang ditinggalkan agar tetap diberi kesabaran, ketabahan dan kekuatan.

"Untuk itu marilah kita semua memanjatkan doa dan harapan terbaik bagi 53 awak patriot terbaik penjaga kedaulatan negara dan bagi segenap keluarga agar diberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan," tandasnya.

Melansir dari Antaranews, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan status KRI Nanggala-402 telah menjadi subsunk atau tenggelam setelah ditemukan beberapa serpihan yang diyakini milik KRI Nanggala-402.

"Dengan adanya bukti otentik diyakini milik KRI Nanggala 402, sehingga saat ini kita isyaratkan dari submiss menuju fase subsunk. Kita tingkatkan menuju subsunk," kata Yudo dalam jumpa pers di Bali, Sabtu (24/4).

Yudo mengatakan pencarian kapal saat ini terkonsentrasi di sembilan titik pada perairan utara Bali, yaitu sekitar 40 kilometer dari pesisir Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng. Sembilan titik itu jadi daerah fokus penyelidikan karena tim pencari sempat menemukan tumpahan minyak, serta mendeteksi daya magnet cukup kuat.