Brilio.net - Kasus dugaan kekerasan yang terjadi saat penyelenggaraan diklat dasar MAPALA UII mulai terkuak sedikit demi sedikit. Seorang peserta Diksar MAPALA UII, M Rahma Daniel yang tengah dirawat di Rumah sakit JIH Yogyakarta menceritakan kejadian nahas itu kepada Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir yang menjenguknya.

"Peserta disuruh push up, berguling, merayap. Ada yang dipukul dan ditampar juga. Dipukul di bagian dada dan perut," kata dia kepada Menristekdikti, Kamis (26/1).

Mahasiswa asal Riau itu mengaku tamparan maupun pukulan yang diberikan tidak selalu karena peserta melakukan kesalahan. Kata dia, Standar Operasional Prosedur (SOP) dari panitia memang demikian adanya.

"Prinsipnya kalau nggak sanggup dan mengundurkan diri semakin azab. Tambah dihabisi. Pokoknya harus sampai selesai. Mundur dipaksa. Mundur dipukuli," terangnya.

Lanjut dia, peserta yang mengundurkan diri malah semakin sering menerima pemukulan dari panitia. Peserta yang ingin mengundurkan diri di antaranya M Fadhiel dan Syait Asyam. Keduanya akhirnya meninggal dunia.

"Saya tidak tahu siapa saja panitia yang memukuli. Saya tidak kenal semua soalnya saya anak baru dan belum kenal semuanya," pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, tiga orang mahasiswa UII tewas usai mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar MAPALA UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah, pada 13 hingga 20 Januari 2017.

Ketiga mahasiswa yang meninggal adalah Muhammad Fadhli (20), Syait Asyam (20) dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (20). Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro UII angkatan 2015, asal Batam tewas dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar, Jumat (20/1). Asyam mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015 asal Yogyakarta tewas di RS Bethesda, Yogyakarta pada Sabtu (21/1). Korban terakhir adalah Ilham mahasiswa Hukum Internasional angkatan 2015 yang tewas di RS Bethesda, Senin (23/1).